Rabu, 23 November 2016

EDISI 93: FULL DAY SCHOOL


Editorial

Full Day School  dan Pendidikan Nilai
           
Karya pendidikan terpenting dalam lembaga persekolahan adalah pendidikan nilai. Bukan gedung yang megah, kokoh atau mewah. Penegasan ini dikemukakan Bruder Theo Riyanto FIC (saat itu Kepala Kantor YPL Pusat) saat menjadi pembicara dalam sebuah seminar yang diselenggarakan sebuah yayasan katolik yang memiliki sejumlah sekolah TK, SD, SMP dan SMA di Yogya dan Jawa Tengah. Bianglala yang hadir dalam seminar itu menangkap kesan, para peserta seminar tampak tergugah dengan kata-kata bijak itu. Berbagai lontaran pertanyaan dan tanggapan pun bermunculan. Jika disimpulkan, para peserta seminar sangat menyetujui pernyataan itu.
            Boleh jadi, kita yang berkarya di bidang pendidikan (guru dan karyawan) sama-sama telah mengetahui dan memahami ‘kata-kata sakti’ itu. Hanya saja, mesti diakui, kita kerap melupakannya. Kita kerap tergiur untuk lebih mengutamakan gedung megah atau fasilitas mahal dan lengkap. Ada asumsi, jika gedungnya megah, fasilitasnya lengkap, tentu para orang tua akan berbondong-bondong menyekolahkan anaknya di sekolah yang gedungnya nan megah dan fasilitasnya lengkap itu.
            Ketika gagasan Full Day School (FDS) dicetuskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kita yang baru, Prof Muhadjir Effendi, menggantikan Anies Baswedan, penting kiranya makna “karya pendidikan terpenting dalam lembaga persekolahan adalah pendidikan nilai” kita ungkit kembali. Mari kita cermati sisi positif dan negatif dari FDS yang menuai pro-kontra itu.
Dalam Utama Peel edisi ini dikemukakan, secara praktis, FDS, yang akan berlangsung pagi hingga sore hari,memang menguntungkan sekolah dalam mengatur jam pelajaran sesuai bobot pelajaran dan pendalaman melalui berbagai model pembelajaran. Selain itu, waktu untuk program-program pembelajaran yang bernuansa informal dapat didesain dengan lentur, menyenangkan dan penuh upaya kreativitas dan inovatif sehingga mendorong guru selalu kreatif dan inovatif pula.
Jadi, FDS arahnya adalah pengkondisian belajar peserta didik agar lebih banyak di sekolah. Dengan kesibukan di sekolah, peserta didik lebih positif kegiatannya dan terhindar dari tindakan negatif yang tidak berguna serta mubazir waktu. Adanya waktu yang cukup bagi peserta didik di sekolah memberi kesempatan seluas-luasnya pada sekolah untuk mengelola berbagai ekstrakurikuler yang utamanya bertujuan membentuk dan membina karakter peserta didik agar memiliki kepribadian yang diharapkan. 


Warta Jakarta




SMP PL  Sumbang Emas untuk DKI Jakarta

SMP PL Jakarta menyumbangkan medali emas untuk DKI Jakarta pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) cabang atletiktanggal 24-30  Juli 2016 di Gelanggang Remaja Universitas Negeri Jakarta. O2SN tahun ini diikuti 34 provinsi dari seluruh Nusantara dan DKI menjadi tuan rumahnya.
Kelvyn Jevon, siswa kelas IX, berhasil membawa nama baik SMP PL sekaligus  mencetak rekor baru untuk DKI di O2SN yang bertahun-tahun sebelumnya belum berhasil meraih emas di cabang atletik khususnya Tri Lomba (Lari, Tolak Peluru dan Lompat Jauh).
Perjuangan Kelvyn untuk menjadi juara tidaklah mudahIa harus bersaing dengan para atlet lainnya  dari 34 provinsi di Indonesia. Kelvyn mewakili DKI Jakarta dalam cabang atletik Tri LombaSeleksi demi seleksi Kelvyn lalui untuk menjadi wakil Ibukota, dari  tingkat kecamatan, kodya sampai akhirnya tingkat DKI. 
“Senang dan bangga sekali tentunya karena saya bisa menyumbangkan emas untuk DKI,  membanggakan keluarga dan tentunya SMP PL. Ini memacu saya untuk lebih semangat dalam berprestasi dan mempersiapkan masa depan saya,” kata Kelvyn di sela-sela persiapannya sebagai Panitia PL Cup ke XVIII.
Kelvyn mengalahkan peserta dari provinsi Gorontalo dan Kalimantan Selatan, yaitu menang dengan jumlah poin 1.421. Selama persiapan di karantina, Kelvyn banyak mendapat pengalaman dan mengenal banyak teman dari berbagai daerah baik  dari Papua, Kalimantan, Jawa Tengah, juga provinsi lainnya.
Penutupan O2SN serta pembagian hadiah dilaksanakan di JCC Kemayoran tanggal 29 Juli 2016. DKI berhasil meraih 1 emas yang diraih Kelvyn, 2 perak dan 2 perunggu dari cabang atletik lainnya.
Bagi Kelvyn, medali emas yang ia dapatkan sudah sesuai target. “Kami selaku pendamping sangat bangga dan bersyukur karena SMP PL masih tetap berprestasi, semoga ini menjadikan motivasi bagi adik-adiknya di kelas 7 dan 8 untuk berprestasi di bidang lainnya,” ungkap C Risky Hertantyo S Pdguru Penjaskes SMP PL Jakarta. (Gregorius Agung).

Bagi PLCS, ini merupakan kesempatan pertama mendapat juara.Pada tahun lalu PLCS juga mewakili DKI untuk Kejurnas (Kejuaraan Nasional) namun belum berhasil mendapat juara. Semoga generasi PLCS semakin banyak dan semangat untuk berkompetisi di kejuaraan selanjutnya.(Gregorius Agung)

PLCS Raih Medali Perunggu di Ajang Internasional

Kebahagiaan dirasakan Tim PLCS (Pangudi Luhur Cheerleeaders Squad) SMP PL Jakarta. Di bawah bimbingan pelatih Silvia Windy dan pendampingan Herni Kurniawati SPd, Cheers PL ini berhasil membawa medali perunggu dalam Tafisa Cheer Games  di Pantai Carnaval ABC, Mal Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Sabtu 8 Oktober 2016. PLCS maju sebagai wakil DKI Jakarta setelah berhasil meraih  Juara 1 di seleksi Indonesian Cheer Association (ICA) tingkat DKI di Bay Walk Mall Pluit, Jakarta Utara, Minggu 18 September 2016.
Tafisa merupakan kependekan dari Asosiasi Olahraga untuk Semua (The Association For International Sport for All). Kegiatan tersebut  didukung lembaga PBB Unesco dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang memiliki lebih dari 270 anggota dari lebih 150 negara. Pertandingan di Tafisa Games masuk kategori aktivitas, seluruhnya berbentuk olahraga dan permainan yang tidak dipertandingkan di Olimpiade.
 Ada lima jenis aktivitas, dua di antaranya masuk kategori olahraga dan permainan yakni permainan tradisional dan olahraga ekstrem. Tafisa bertujuan selain menyediakan akses kepada semua orang untuk berolahraga dan beraktivitas fisik juga mengangkat pariwisata sebuah negara.Tidak heran, Tafisa Games 2016 turut didukung Kementerian Pariwisata.
Prestasi  PLCS ini sangat  membanggakan sekolah dan orang tua karena dari 10 peserta nasional dan 5 peserta internasional yang mengikuti Tafisa dan ICA,  PLCS beroleh medali perunggu untuk kategori full team. Namun PLCS  belum berhasil meraih juara Group Stunt pada level 2 Indonesian Cheer Association tingkat  Nasional.  “Kami latihan setiap ekskul cheers di sekolah, tiga minggu ini latihan bisa tiga kali dalam seminggu untuk persiapan di Jurnas dan masih terpotong UTS (Ujian Tengah Semester) selama seminggu,” ungkap Metta, salah satu anggota PLCS.
Walau hanya beroleh medali perunggu, mereka tetap bersyukur dan tidak surut semangat karena dalam waktu cukup singkat PLCS mampu menyuguhkan penampilan apik di tingkat Jurnas dan Internasional tersebut. Bagi mereka Cheerleading bukan hanya nge-dance dan teriak-teriak saja, tetapi memadukan antara Cheer dan Chants (sorak-sorak), stunting, piramid, dan lain-lain yang diiringi lagu-lagu energik.Kesungguhan dari hati sangatlah penting sehingga mampu memberikan senyum dan semangat untuk penontonnya.




Pendidikan Anti Korupsi di Keuskupan Agung Jakarta

Majelis Pendidikan Katolik (MPK) Jakarta mengadakan sosialisasi Pendidikan Anti Korupsi, di aula Katedral Jakarta, Jumat 16 September 2016,. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 200 peserta guru, romo, bruder dan suster di wilayah Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Acara dimulai pukul 08.30 WIB dibuka Romo Martinus Hadisiswoyo SJ. Juga dihadiri Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo.
Romo Hadi dalam sambutannya menekankan tentang praktik mencontek yang terjadi di sekolah dan adanya banyak kecurangan dalam pelaksanaan dan pelaporan bantuan dana dari pemerintah. Hal ini termasuk dalam kategori korupsi dan harus dihilangkan. Pada sambutannya, Mgr. Ignatius Suharyo menyampaikan tentang pentingnya Gerakan Anti Korupsi. Bapa Uskup Jakarta ini juga menyampaikan akar masalah dari korupsi adalah sikap tidak jujur. “Kita harus mengatur strategi untuk mengarusderaskan Gerakan Anti Korupsi,tegas Uskup Mgr  Ignatius Suharyo.
Narasumber acara ini adalah Alexander Marwata, Wakil Ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Ia mengatakan, Indonesia adalah negara sangat kaya tetapi ironisnya penduduk Indonesia masih banyak yang miskin. Korupsi merupakan persoalan negara paling besar dan harus segera ditangani. Dalam sosialisasi ini dibeberkan sejarah korupsi di Indonesia. Korupsi sudah ada sejak masa Orde Baru. Pak Alex menyampaikan pula tentang grafik peningkatan korupsi di Indonesia dan dunia. “Indonesia berada di urutan 88 dari 160 negara yang melakukan praktik korupsi,ungkap Pak Alex.
Sebanyak Rp 168 triliun uang negara telah dikorupsi selama tahun 2001 – 2012. Rp 15 trilliun di anataranya telah berhasil dikembalikan ke negara, jadi masih ada kerugian negara sebesar Rp 153 trilliun,tambahnya.
“Ada delapan klasifikasi korupsi yang tercantum pada  Pasal 2 dan 3 dalam UU No 31/1999 jo.20/2001 yakni suap, gratifikasi, penggelapan jabatan, pemerasan, curang, konflik kepentingan, dan tindak pidana yang berkaitan dengan Tindak Pidana Korupsi (TPK),jelas Pak Alex. Dari 8 klasifikasi yang sering terjadi penyalahgunaannya adalah tentang dana bos. Sesi terakhir dari acara ini adalah tanya-jawab.
Salah satu pertanyaan yang mengemuka dari peserta adalah berkaitan dengan adanya praktik gratifikasi ketika pelaksanaan akreditasi, baik diminta langsung atau pun tidak. Pak Alex menjelaskan, praktik-praktik seperti ini melanggar hukum. Korupsi adalah kejahatan luar biasa, oleh karena itu pendidikan anti korupsi sangat diperlukan. Pendidikan anti korupsi adalah gerakan untuk menumbuhkan nilai anti korupsi atau integritas sejak dini. Cara yang bisa dilakukan untuk memulai Gerakan Anti Korupsi adalah dari keluarga, sekolah, masyarakat, atau lewat media sosial. Inti dari Gerakan Anti Korupsi adalah selalu menanamkan nilai kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan polisi mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk memulai Gerakan Anti Korupsi, segera laporkan jika melihat ada praktik-praktik korupsi di sekitar kita ke KPK melalui surat di Kotak Pos 575 Jakarta 10120, email pengaduan@kpk.go.id, telepon ke (021) 2557 8389 atau sms ke 0855 8575 575/ 0811 959 575. Bisa juga langsung ke Alexander Marwata : 0815 8813 482. 
Undangan kepada KPK untuk Sosialisasi Gerakan Anti Korupsi adalah sukarela (tidak dipungut biaya)Ayo, lawan korupsi! (Bu Erika, SLB PL Jakarta)

Pertunjukan Tak Terduga di SLB B PL Jakarta

Siswa SLB PL tampak antusias mengikuti berbagai lomba yang diadakan oleh masing-masing unit dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI. Unit TK lomba di ruang irama, SD di aula sedangkan SMP-SMA di lapangan basket. Yang dilombakan pada hari Senin: joget balon, puzzle, bola keranjang, lari kelereng dan lari bendera. TK mengadakan lomba Joget balon, puzzle, bola keranjang dan mewarnai. SD melaksanakan lomba lari kelereng dan lari bendera di aula Senin 15 Agustus, sedangkan lomba mewarnai berlangsung di dalam kelas. Lomba di unit SD dibagi menjadi 2 kategori : kelas rendah (1-3) dan kelas tinggi (4-6). SMP-SMA pada hari Senin mengadakan lomba makan kerupuk dan memasukkan paku dalam botol, hari Selasa lomba estafet karet dan estafet karet.
Puncak kegiatan kemerdekaan pada 17 Agustus 2016 di SLB PL adalah upacara bendera di lapangan basket yang diikuti siswa, guru, dan orang tua. Petugas upacara adalah siswa SMP-SMA, mereka menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, setelah dilatih sekitar satu bulan. Para siswa tidak menduga jika upacara kali ini ada pertunjukannya. Pertunjukan berjudul “Belanda Kalah” ini diperankan para guru dan karyawan SLB B PL Jakarta.
Konsep pertunjukan dikemas dengan kesenian Jawa yakni Jathilan. Guru perempuan menjadi wanita Indonesia menggunakan pakaian merah-putih dan menaiki kuda lumping, sedangkan guru dan karyawan laki-laki Belanda menggunakan pakaian tentara layaknya tentara Belanda.
Saat ditemui seusai upacara, Bu Bertha yang ikut memeriahkan pertunjukan mengungkapkan “Saya bangga bisa mengambil bagian dalam upacara kemerdekaan, saya puas karena cita-citaku dulu ingin menjadi pemain jathilan. Akhirnya bakat dan cita-citaku tersalurkan.
Siswa tertawa senang dan bangga melihat pertunjukan dari para guru dan karyawan.  Di akhir upacara ada pembagian hadiah lomba, pemberian sertifikat kepada petugas upacara dan pemberian penghargaan pada siswa berprestasi. (Bu Ratih)




SMA PL Deltamas Panen Piala

Awal tahun ajaran 2016/2017, SMA PL Bernardus Deltamas panen piala atas sejumlah prestasi yang diraihnya di berbagai lomba dalam kurun waktu 2 bulan 8 piala. Diawali dengan Bupati Cup 2016 yang dilaksanakan 16-17 September di SMAN 1 Cikarang Pusat, Tim Basket Putra SMA PL Deltamas mendapat Juara III. Dalam Plantation yang diadakan SMA PL Servatius Bekasi tanggal 19-24 September 2016, Tim Basket Putra dan Putri masing-masing berhasil meraih Juara III.
Masih di bulan  September, cabang olahraga taekwondo menyumbang Medali Emas (atas nama Thomas Martinez XI IPS) dan Perunggu (Jeremy Binsar Gultom XI IPA) pada kejuaraan SNAT, tanggal 24 September 2016 di Jakarta. Di hari yang sama, Tim Mural SMA PL Deltamas juga berhasil membawa pulang piala Juara III.
Tak hanya cabang olahraga, ada 3 piala berhasil disabet di kegiatan yang diselenggarakan SMAK Penabur Harapan Indah Bekasi, 8-15 Oktober. Zizi (XI IPS) di bawah bimbingan guru Bahasa Inggris Ibu Santa Agnes Maya R berhasil meraih Juara II News Casting. Pada kegiatan yang sama, Tim Mading di bawah pendamping ekstrakurikuler Mading Bagus Awang, tak tanggung-tanggung juga turut menyumbangkan 2 piala sekaligus yakni Juara I dan III. (Bagus A)

Bulan Kitab Suci di SLB B PL

Menyambut Bulan Kitab Suci 2016, siswa SLB B Pangudi Luhur Jakarta   merayakannya dengan Pendalaman Kitab Suci yang dikemas sederhana namun bermakna. Dalam kegiatan ini siswa didampingi Tim Liturgi SLB B PL yaitu Ibu Astri, Ibu Suhartati dan Ibu Shinta. Pesertanya adalah siswa katolik dari tingkat TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB. Siswa diajak untuk dapat memaknai                                                                                                       Pancasila dalam terang Sabda.


Penyajian pendalaman kitab suci ini dibagi menjadi tiga kelompok : TKLB Jumat 16 September 2016, SDLB Jumat 23 September 2016, sedangkan kelompok SMPLB dan SMALB dilaksanakan Rabu 21 September 2016.  Tema pendalaman kitab suci kali ini adalah “Kemanusiaan di Mata Allah”.
Di dalam memahami makna kemanusiaan, siswa diajak mencermati sila ke-2 dari Pancasila yang berbunyi “kemanusiaan yang adil dan beradab”. Di sini siswa menemukan kesamaan antara sila ke-2 Pancasila dengan tema yang diusung. “Kemanusiaan” inilah yang menjadi titik temu atau kesamaannya. Guru pendamping atau Tim Liturgi menekankan bahwa gereja dan negara Indonesia mengajarkan tentang kemanusiaan untuk itu diharapkan siswa-siswi SLB B PL bisa menjadi 100% orang Katolik dan 100% warga Indonesia.
Tim Liturgi menjelaskan, kemanusiaan berarti perbuatan baik kepada orang lain. Selain itu juga diberikan contoh atau simulasi kecil agar siswa mampu secara langsung bereaksi tentang apa yang harus dilakukan untuk berbuat baik terhadap orang lain. Untuk itu siswa diajak  membangun niat mereka dengan berjanji akan berbuat baik kepada orang lain seperti papa, mama, kakak, adik, guru, teman dan lain-lain.
Di akhir kegiatan, siswa menuliskan niat-niat mereka di kertas berbentuk tangan. Nantinya kertas dengan tulisan niat-niat mereka itu akan dipasang di meja belajar di rumah agar mereka selalu ingat akan niatnya.
Mari membangun niat berbuat baik kepada orang lain agar tercipta 100% Katolik 100% Indonesia! (Elshinta_SLBBPL)

YPL KLATEN

Rekoleksi Panggilan Bruder FIC di Klaten
            
Panggilan Hidup Bakti dewasa ini mengalami penurunan jumlah peminat. Banyak kaum muda yang tidak begitu tertarik menjadi Bruder, Suster, atau Pastor. Menjawab keprihatinan ini, Tim Pengembang Spiritualitas dan Kristianitas Yayasan Pangudi Luhur Pusat bekerja sama dengan Tim Promosi Panggilan FIC mengadakan Rekoleksi Panggilan Bruder FIC untuk para siswa Katolik di SMP PL Cawas, Bayat, Wedi, dan Gantiwarno di RR. Panti Semedi, Sangkal Putung, Klaten. Senin dan Selasa, 13-14 Juni 2016.
Rekoleksi diikuti 85 siswa putra Katolik dan didampingi 18 bruder.  Rekoleksi dibuka oleh Bruder Frans Sugi FIC dan dipandu oleh Bruder Teguh FIC dan Bruder Marsanto FIC. Dalam sambutannya, Br Frans menegaskan selama ini sasaran Propang (Program Panggilan) FIC ditujukan untuk anak-anak SMA/SMK, para mahasiswa, atau bahkan mereka yang sudah bekerja. Kali ini sengaja diberikan untuk anak-anak usia SMP dengan harapan agar sejak dini mereka sudah mengenal adanya hidup bakti sebagai pilihan hidup, di samping panggilan hidup berkeluarga. Lebih lanjut, Bruder yang juga seorang dalang ini berharap agar dalam diri remaja tumbuh kesadaran dan tanggung jawab untuk peduli terhadap kelangsungan hidup membiara yang makin hari makin sepi peminat.
Usai makan malam, para siswa diperkenalkan dengan para Bruder FIC dan karya-karyanya, baik di dalam maupun di luar negeri. Pengenalan Bruder FIC ini dipandu oleh Br Wens FIC yang saat ini berkarya di SMA PL Van Lith Muntilan.
Hari kedua, para peserta rekoleksi dibagi dalam kelompok kecil dan diajak outbond.  Banyak permainan ditawarkan, seperti naga menelan bumi, telor di ujung tanduk, roda gila, estafet air, balap bakiak, dan mutiara terpendam. Setiap usai melaksanakan permainan, para peserta diajak merefleksikan apa nilai di balik permainan tersebut.
Kegiatan rekoleksi ditutup dengan ibadat oleh Bruder Samuel FIC yang menekankan tentang panggilan Samuel. Ada dua hal penting yang disampaikan oleh Bruder kelahiran Timor ini yakni pentingnya sikap mendengar dan menjawab bisikan lembut panggilan Tuhan, seperti halnya Samuel.   
Br Savio FIC, selaku Kepala Perwakilan YPL Klaten menutup rekoleksi ini dengan pesan yang amat mendalam bahwa masa depan Kongregasi FIC ada di tangan kaum muda remaja, khususnya para alumni sekolah-sekolah Yayasan Pangudi Luhur. Beberapa tahun lalu, Klaten menjadi lumbungnya panggilan Kongregasi FIC, semoga ini juga terjadi pada  tahun-tahun yang akan datang.

I Wawang Setyawan S.S selaku Koordinator Lapangan Rekoleksi ini berharap, kegiatan ini tidak hanya insidental, tetapi berkesinambungan. Semoga kegiatan ini tidak hanya dilaksanakan di YPL Perwakilan Klaten tetapi juga merambah di Perwakilan-perwakilan yang lain dan banyak kaum muda remaja yang semakin tertarik memperkuat barisan Kongregasi FIC di tahun-tahun yang akan datang. (Yusep DefriSMP PL Gantiwarno)

Jumat Sehat”di SMP PL Cawas

Jumat Sehat, begitu nama kegiatan baru di SMP PL Cawas. Kegiatan nini berupa senam, tujuannya agar siswa memiliki kesadaran menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, disamping  refreshing sejenak dan menjalin komunikasi antar warga SMP PL Cawas.
“Kegiatannya menarik dan bermanfaat,bisa menambah keakraban, bersenda gurau bersama teman-teman dan guru serta menjaga tubuh agar tetap sehat,”ujar Linda, siswa VII B.
Tidak hanya senam, tak jarang diadakan ”Jumat Bersih” yang bertujuan memberikan penyadaran kepada semua warga SMP PL Cawas tentang pentingnya menjaga kebersihan sekolah. Bila lingkungan sekolah bersih,kegiatan belajar pun lebih nyaman dan menyenangkan.
Meskipun hanya sekali dalam satu minggu, diharapkan budaya  pentingnya menjaga kesehatan,kebersihan,dan komunikasi sosial dapat  ditanamkan dalam hati para siswa di tengah era globlisasi yang kian meningkat. (Yosephine Debbie D.)

SMK PL Leonardo Juara I Lomba Tari


Dalam rangka HUT ke-71 TNI, Kodim Klaten menyelenggarakan berbagai lomba seni antara lain, tari, puisi dan paduan suara. SMK PL Leonardo Klaten, ikut ambil bagian dalam lomba tersebut. Melalui peran serta dalam lomba – lomba, diharapkan bisa menjadi salah satu publikasi bagi sekolah. Maka SMK PL Leonardo Klaten, mempersiapkan diri dengan sebaik – baiknya sekalipun waktu persiapan lomba hanya 2 minggu.
Perjuangan, kerja keras dan latihan dilakukan oleh siswa peserta lomba, baik lomba puisi, paduan suara maupun tari. Namun, perjuangan, kerja keras dan latihan yang dilakukan oleh siswa ternyata belum cukup, sehingga pada lomba puisi dan paduan suara, SMK PL Leonardo belum berhasil menjadi pemenangnya. Namun dalam lomba tari SMK PL Leonardo Klaten, berhasil menjadi juara 1.
Keberhasilan ini menjadi salah satu bukti nyata pada masyarakat sekitar, bahwa perkembangan pribadi siswa secara utuh dan optimal sungguh kami perhatikan. Tidak hanya perkembangan otak kiri saja yang difokuskan tetapi juga perkembangan otak kanan.
Ketika diumumkan hasil lomba, sempat terdengar beberapa komentar, wah SMK Teknik kok juara tari?? Anehhhh
Sekalipun sekolah teknik, setiap hari pegangnya “kikir” tetapi ternyata SMK PL Leonardo mampu mengantar siswanya mencapai perkembangan yang utuh, menyeluruh dan optimal.
Bravo SMK PL Leonardo Klaten. (F. Netty Kuswandari, S, Pd, M.Si)

Syukuran HUT ke-39 SMK PL Leonardo

Mengisi ulang tahun yang ke-39, SMK PL Leonardo Klaten bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan melalui Perayaan Ekaristi Kudus yang dipimpin oleh R Wahyono  Nugroho Djati Pr.
“Mantap Melangkah Menuju Usia Lima Windu” menjadi tema perayaan ulang tahun ke-39 ini. Mantap melangkah memberi keyakinan kepada segenap warga SMK PL Leonardo untuk mencapai tujuan pasti menjadi sekolah yang diminati oleh warga masyarakat, sekolah yang melayani, sekolah yang peduli dan sekolah yang menyejahterakan bagi siapapun yang ada di dalamnya. Maka melangkah pasti ini didasari semangat kasih yang bersumberkan dari Tuhan Yesus sendiri yaitu mengabdi dan melayani dengan hati.
Rangkaian acara diawali Renungan Malam tanggal 14 Agustus 2016 untuk melihat kembali perjalanan berdirinya  SMK PL Leonardo sampai sekarang dan menemukan makna perjuangan, pengabdian dalam pendidikan, khususnya di YPL. Dengan demikian, segenap warga sekolah menjadi tahu dan menghidupi semangat perjuangan yang sudah dilakukan oleh para pendiri SMK PL Leonardo.
Syukur yang kedua dilakukan melalui anjangsana kepada para purna tugas dan ziarah di makam para pendiri dan guru–guru SMK PL Leonardo yang telah berpulang. Kegiatan ini sungguh memberi arti tersendiri khususnya bagi para purna tugas, mereka merasa sungguh dihargai, dimanusiakan, dan berarti bagi sekolah. Rasa syukur dan bangga para purna tugas ini juga menjadi kekuatan SMK PL Leonardo, karena dalam ketekunan doa–doa mereka,  kejayaan SMK Leonardo selalu  mereka panjatkan, juga mereka menjadi pewarta yang sejati bagi warga masyarakat sekitar untuk menyekolahkan kaum muda di SMK PL Leonardo.
Kegiatan ekspresi seni dan kreasi juga diberikan bagi seluruh siswa dalam berbagai kegiatan pentas seni dan lomba memasak. Acara berlangsung semarak dan meriah karena seluruh siswa terlibat dalam segala kegiatan.
Selamat Ulang Tahun ke-39 SMK PL Leonardo Klaten, kami akan mengukir dan mempersembahkan prestasi terbaik untukmu. (F. Netty Kuswandari, S, Pd, M.Si)

YPL SURAKARTA

Angga SMP PL Bintang Laut Juara 1 Gitar Klasik tingkat Nasional

          
  Setelah berhasil menjadi Juara 1 Lomba Gitar Klasik FLS2N tingkat Jawa Tengah dan mewakili provinsi ini ke tingkat Nasional, Nicolas Anggareksa Putra Hermawan, siswa SMA PL Bintang Laut, kembali mampu meraih Juara 1 dalam FLS2N 2016 tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan di Manado, Sulawesi Utara, bersamaan dengan Lomba Story Telling, tanggal 28 Agustus - 3 September 2016.
            Sebelum berlaga di lomba tingkat Nasional, para wakil dari Jawa Tengah mengikuti Training Center di Semarang selama tiga hari meliputi pelatihan  dan motivasi. 
Lomba dibagi dalam 2 sesi. Para pemenang tingkat provinsi ini juga berkesempatan mengikuti ada seminar dari para juri musik. Dalam babak final, terpilih 11 besar. “Saya masuk dalam 11 besar ini,” kata Angga.  
Atas keberhasilannya, Nicolas Anggareksa mendapat medali emas, piagam, uang sebesar Rp 5.000.000, dan beasiswa sebesar Rp 3.000.000.  (Agnesis)

SMA PL Giriwoyo Juara Lomba Debat


SMA PL Santo Vincencius Giriwoyo, Wonogiri berhasil meraih Juara 1 Lomba Debat yang diselenggarakan SMA PL Yosef. Tim Debat yang terdiri dari Dharmasus Risang Awarta, Primadian Harmastuti dan Agnes Mustika Pubaningtyas  ini berhasil menyingkirkan 15 tim debat lainnya dari 13 SMA/K se Jateng DIY. Lomba Debat ini digelar bersamaan dengan Ekspo Perguruan Tinggi,  Jumat (30/9/16). 
Koordinator Lomba Debat, Agustinus Heruwanto SPd mengatakan, Lomba Debat ini merupakan  acara tahunan  dengan tujuan melatih dan membudayakan beradu argumentasi secara sehat dan benar. Tahun ini Lomba Debat diikuti 16 tim yaitu dari SMA Negeri 5, 6, 7, Muhammadiyah 1, Kalam Kudus, Pelita Kasih, Warga, Widya Wacana  dan Regina Pacis serta SMK Muhammadiyah 4 Surakarta. Sedang peserta dari luar kota adalah SMA PL Giriwoyo, SMA PL Don Bosko Semarang dan SMA PL Van Lith Muntilan.
Debat mengangkat tema kekerasan di sekolah. Juri Lomba Debat terdiri dari Muhammad Khasan S Psi MSi dari Universitas Setia Budi, Heri Priyatmoko SS, MA (  Universitas Sanata Dharma), dan Yusnanto (Balai Soedjatmoko Kompas Gramedia). Juara 2 diraih Tim SMA Regina Pacis (Ursulin)  dan Juara 3 SMA Muhammadiyah 1. “ Kebanyakan peserta dalam berargumentasi  masih standar dan terlalu formal. Seharusnya perlu out of the box,” ucap Heri.
Para juara antara lain mendapatkan piala, piagam, patung Bung Karno dan uang pembinaan yang disampaikan langsung oleh Kepala Sekolah SMA PL Santo Yosef, Bruder Stefanus Ngadenan S.Pd. FIC. Selamat untuk para pemenang! (hans)

Inner Motivation 1” di SMP PL Bintang Laut

Tiga ratus sebelas siswa Kelas IX SMP PL Bintang Laut mengikuti kegiatan Inner Motivation 1 di sekolahnya, yang berlangsung dalam dua gelombang: Sabtu 13 Agustus 2016 untuk kelas 9 ABDH (gelombang 1) dan Sabtu 20 Agustus 2016 bagi kelas 9 CEFG (gelombang 2), mulai pukul 12.00-21.00 WIB. Kegiatan ini bertema “Bersama Bunda Maria menjadi Cahaya Cita bagi Kebhinnekaan Indonesia”.
Inner Motivation bertujuan menyeimbangkan materi pelajaran dengan kesiapan mental siswa dalam menghadapi tantangan di tahapan kelas akhir, menumbuhkan motivasi dalam  belajar, untuk memantapkan komitmen pribadi dan komitmen kelas/kelompok yang akan dirumuskan, untuk membawa  siswa mampu menyelesaikan tugas akhir di jenjang SMP dan puncak keberhasilan bersama sebagai pemenang.
            Inner Motivation 1 dibuka oleh Waka Kesiswaan Blasius Tri Budi Mulyono, S.Si. yang menyampaikan proses Inner Motivation, tujuan kegiatan, tata tertib, sanksi pelanggaran, dan hal penting lainnya. Acara berlanjut dengan Ibadat Pembuka dipimpin oleh Ketua Panitia M. Ambarwati Dwi R.
Usai ibadat diteruskan penyampaian materi pertama tentang Visi, Misi, dan Kesuksesan oleh Kepala Sekolah Bruder Martinus Sariya Giri, M.Hum.  Inner Motivation 1 ini juga menampilkan dua pemateri dari sekolah yaitu Drs G Eko Kriswanto dan Drs Cornelius Mujari yang mengantarkan para peserta kelas IX ini menentukan Target-Goal secara personal dan komitmen kelas. (Agnesis & Ambarwati)

Syallom dan Hans SMP PL Bintang Laut
Juara I dan II Biologi Competition 


            Syallom Gita Maharani, siswa Kelas 9H SMP PL Bintang Laut, berhasil meraih Juara 1 Biologi Competition 2016 tingkat Jawa Tengah-DIY, yang diselenggarakan oleh Fakultas Biologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Sabtu 27 Agustus 2016. Lomba ini bertujuan meningkatkan pemahaman siswa dalam bidang biologi Biologi seperti tentang anatomi, fisiologi, morfologi, makhluk hidup, biomolekuler, genetika, ekologi, biokimia, dan bioteknologi. Selain Syallom sebagai Juara 1, peraih Juara 2 juga dimenangkan siswa kelas VIII C SMP PL Bintang Laut yakni Leonardo Hans S.T.
Lomba terbagi dalam beberapa babak. Babak pertama mengerjakan 100 soal pilihan ganda dalam 120 menit, babak kedua praktikum, dan babak ketiga cerdas cermat. Atas kemenangannya Syallom dan Hans masing-masing mendapatkan tropi Rektor UNS, piagam, dan uang pembinaan. Pembimbing lomba dari sekolah adalah Ibu Maria Ciptati W.,S.Pd. (Agnesis)

Aksi Sosial Kelompok Doa SMA PL Yosef

Sebanyak 20  siswa dari Kelompok Doa (Children of Heaven) SMA PL Santo Yosef mengadakan Aksi Sosial ke Panti Wredha Santa Theresia, Kampung Bayan Adipiro, Surakarta, Minggu (4/9/2016).  Rombongan diterima pengurus  dan 50 penghuni panti di ruang pertemuan. Aksi Sosial ini sebagai bagian peringatan Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) 2016.
Menurut Ketua Kelompok Doa, Dian Tri Cahyani Wardhana kegiatan ini merupakan upaya memupuk kepedulian dan kepekaan sosial. Seluruh siswa SMA PL Yosef diminta mengumpulkan bahan kebutuhan pokok sesuai kemampuan. “ Akhirnya terkumpul berbagai kebutuhan pokok mulai dari beras, sabun, mie instan, gula dan minyak goreng yang kemudian kami serahkan ke panti ini, “ tutur siswa kelas XII IPS 4 ini.
Rombongan aksi sosial didampingi oleh Pendamping Kelompok Doa SMA PL YOsef, Cahya Setiawan S Si dan Andreas Heri S Th. Mereka berangkat dari sekolah, pukul 08.30  dengan mengendarai satu mobil sekolah dan lainnya mengendarai  kendaraan masing-masing.
Salah satu penghuni Panti, Antonius  Waluya yang mantan Hakim Mahkamah Agung , sempat memberikan sharing kepada rombongan siswa. Berbagi pengalaman hidup diceritakannya kepada kaum muda bahwa hidup harus penuh perjuangan. “ Sampai sekarang saya tetap membaca dan selalu jalan pagi agar tetap sehat dan tidak pikun,” ujar kakek jebolan UGM dan pernah mengenyam pendidikan di seminari ini. (Dian)

Kuis Kitab Suci di SMP PL GIRIWOYO

       
   Bulan September diperingati umat Katholik sebagai Bulan Kitab Suci. Berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pendalaman kitab suci digelar di paroki-paroki maupun di sekolah-sekolah katolik termasuk di SMP PL St Vincentius Giriwoyo. Di samping melakukan pendalaman Kitab Suci setiap Jumat, sekolah yang terletak di ujung selatan Kabupaten Wonogiri ini mengadakan Kuis Seputar Kitab Suci.
Bruder Antonius Kurniawan Romy FIC-lah penggagasnya. Menurut Bruder Romy, anak-anak perlu diberi stimulus untuk membaca Kitab Suci. Salah satu caranya adalah dengan menjawab Kuis Kitab Suci.
Bersama anak-anak, Bruder Romy menyulap dinding luar ruang band menjadi media komunikasi untuk menyediakan soal kuis, menerima jawaban, dan mengumumkan pemenangnya. Semula papan putih polos yang terkesan kurang menarik, dihias dengan tirai merah. Di depan papan pengumuman disediakan sebuah meja yang dihias untuk menaruh 2 kotak berisi jawaban yang akan diundi, satu lagi berisi kertas untuk menjawab pertanyaan dan berbagai hadiah yang dibungkus dengan menarik.
Setiap minggunya ada satu pertanyaan yang ditempel di papan pengumuman, yang harus dijawab. Semua siswa boleh menjawab. Jawaban yang benar diundi untuk menentukan 5 pemenang setiap minggunya. Para pemenangnya mendapatkan hadiah dari sekolah.“Kuis dibuka setiap Jumat dan ditutup Rabu, pemenangnya diumumkan setiap Kamis,” kata Bruder Romy.
Kegiatan ini disambut positif oleh para siswa. Setiap jam istirahat ataupun setelah pulang, banyak siswa yang mencoba menjawab kuis itu. “Sebelum menjawab kuis, mau tidak mau, saya harus membaca Kitab Suci terlebih dahulu. Dengan begitu, kami didorong untuk membaca Kitab Suci dan memahami maknanya,” tutur Gema, siswa kelas 9A.
“Wah, menarik, menantang, sekaligus bermanfaat, karena kami dipancing untuk menemukan nilai-nilai yang ada dalam Kitab Suci, sekaligus ditantang untuk menemukan bentuk penerapannya dalam kehidupan kami,” komentar Lia, siswa 8A.
Bulan Kitab Suci Nasional memang merupakan moment yang tepat untuk memberikan alternatif kegiatan positif kepada anak-anak agar dunia mereka tidak hanya dipenuhi dengan sosmed (sosial media) yang ada di smartphone. (Naftalia Francesca N S, 8A) 

Perjusa Pramuka SD PL Timotius


Gudep 03.04.11 SD PL Timotius Solo mengadakan Perkemahan Jumat Sabtu (Perjusa) Pramuka bertema “Dengan Perjusa kita melatih Kemandirian dan Kedisplinan untuk Meraih Cita-Cita Gemilang”di lapangan SMA PL Santo Yosef, 19-20 Agustus 2016.
 “Perjusa ini bertujuan membangun sikap sesuai Dwi Satya, Dwi Dharma, Trisatya dan Dasa Dharma, ” jelas Kepala Sekolah Agustinus Sunarya S.Pd.
Seharusnya kegiatan ini dilaksanakan 13-14 Agustus 2016 namun diundur karena lapangan dipakai oleh Dewan Penegak SMA PL Santo Yosef. “ Mundurnya acara menjadi berkah karena cuaca cerah, area bersih dan tidak hujan,” ungkapnya.
Berbagai kegiatan berlangsung baik dan lancar, seperti Api Unggun dan Pentas Seni, Wide Game, hingga pasang dan bongkar tenda.
“Kemah ini sangat mengesan dan menyenangkan dalam segalanya,” komentar Reinhard, siswa kelas 6B.(hans)

Tur Bersama Guru dan karyawan SMA Yosef ke Malang

Liburan Hari Raya Idul Adha (12/9/2016) dimanfaatkan secara maksimal oleh guru-karyawan SMA PL Santo Yosef dengan mengadakan Tur Bersama ke Batu, Malang, dan sekitarnya. " Kebersamaan ini merupakan acara rutin dua tahunan. Semua guru dan karyawan menabung untuk Tur Bersama ini," ucap Ketua Panitia dra Rina Aryani.
Rombongan berangkat Sabtu malam pukul 22.00 menggunakan satu bus besar dan satu minibus. Keceriaan peserta yang terdiri dari balita, kanak kanak, remaja, dewasa dan orang tua mewarnai keberangkatan ini.
Hari pertama, rombongan berkunjung ke Agrowisata Kesuma (acara petik-memetik) dan Museum Angkot. Usai berwisata, rombongan langsung menuju Hotel “Selecta”. Hari kedua berwisata di kota Batu, Taman Bunga Selecta dan Jatim Park 2 (Scretsu dan Museum Satwa) lalu pulang kembali ke Solo.
Acara kebersamaan ini sungguh menyenangkan, khususnya saat berenang di hotel. Paling tidak ini dilakukan oleh Bu Rina, Pak Hendra dan Bu Nunik yang berenang dengan berbagai gaya. "Airnya dingin sekali…." komentar dra Nunik Sukowati, guru olahraga yang jago masak dan pijit-memijit ini.(hans)

Persami Dewan Kerja  Ambalan SMA PL  Yosef


DA Dewan Gudep 01.1103 - 01.1102 SMA PL Santo Yosef mengadakan Diklat Dwan Kerja Ambalan Persami, Sabtu dan Minggu, (24-25/9/2016). Bertempat di lapangan sepakbola, beberapa tenda didirikan dan pembuatan area upacara. Meski gerimis menerpa, tidak mengurangi semangat Dewan Kerja untuk melakukan Persami dan persiapan pembekalan.
Diklat dibuka dengan upacara bendera dengan Pembina Upacara, Kak Heri Andreas. “ Diklat yang dilakukan di area sekolah ini sebagai bentuk diklat ruang di sekolah, selanjutnya akan dilakukan diklat alam di luar sekolah,” tandas Ketua Panitia Clara Azalia.
Kakak Pembina Putri, Maria Olise mengatakan, materi yang diberikan antara lain tentang kepramukaan penegak, dasar-dasar kepemimpinan dan organisasi, teknik kepramukaan, public speaking, P3K dan outbond. “ Diklat ini untuk menyiapkan calon  DA menjadi DA dan memperdalam kemampuan calon DA mengenai isian materi-materi,” ucap Guru Bahasa Inggris ini. (Joes News)

Rekoleksi Kelas VIII SMP PL Bintang Laut

         
   Para siswa kelas VIII SMP PL Bintang Laut mengikuti Rekoleksi di sekolahnya bertema “Dalam Kebhinnekaan Membangun Citra Diri sebagai Pria dan Wanita Bersama Bunda Maria.” Rekoleksi dilaksanakan dalam 2 gelombang : pertama dilaksanakan  Sabtu - Minggu, 27-28 Agustus 2016 untuk kelas VIII B-E-D-G dan Sabtu-Minggu, 3-4 September 2016 untuk kelas VIII A-C-F-H. 
            Materi Rekoleksi meliputi belajar menemukan citra diri dan menemukan nilai-nilai hidup, mengenal hakikat sebagai pria dan wanita, pembuatan komitmen diri dan komitmen kelas.
            Narasumber dari luar adalah F Netty Kuswandari SPd M Psi beserta Tim. Narasumber dari dalam yakni Wakasek Kesiswaan Blasius Tri Budi M.,S.Si., Pemimpin Ibadat oleh Ketua Panitia Agnes Sismilihana Karyawati SPd dan perutusan oleh Kepala Sekolah Martinus Sariya Giri, M.Hum.,FIC.
Dalam kegiatan itu para Wali Kelas kelas VIII turut mendampingi dalam setiap penyampaian materi. Pada acara  malam diadakan saling sharing antar siswa kepada para Wali Kelas. Para Wali Kelas kelas VIII mampu mengenal para siswa dalam perkembangan pribadi dan memantabkan dalam perkembangan belajarnya melalui pembentukan komitmen pribadi dan pembentukan komitmen kelas.
            Sebelum acara berakhir Minggu pukul 10.00 WIB, tiap kelas membacakan ikrar komitmen kelas dan menampilkan yel-yel kelas. Acara ditutup dengan Perutusan oleh Kepala sekolah dilanjutkan dengan saling berjabat tangan. (Agnesis & Magdalena Etik S.)

Ekspo Pendidikan ke-5 di SMA PL Yosef


Sebanyak 28 Perguruan Tinggi (PT) dan agen Perguruan Tinggi Luar Negeri mengikuti Ekspo Pendidikan ke-5 di SMA PL Santo Yosef, Jumat dan Sabtu, 30 September dan 1 Oktober 2016.
Selain pameran dalam stand-stand di aula, semua peserta ekspo diberi kesempatan melakukan presentasi ke 7 kelas XII (2 kelas IPA, 4 kelas IPS dan 1 kelas bahasa) pada hari pertama. Kegiatan masuk kelas merupakan harapan PT karena di sinilah kesempatan beraudiensi langsung dengan siswa kelas XII.
Menurut Ir Didik Widya Utama MT, dari Universitas Tarumanegara Jakarta, kegiatan ini sangat positif, namun sayang untuk kelas X dan XI harusnya juga diberi kesempatan mendapatkan presentasi dari PT, tidak dalam upaya mencari PT guna melanjutkan pendidikan tapi lebih pada pemilihan profesi yang tepat.
“ Setiap PT diberi kesempatan mengirimkan dosen/pengajar sesuai keahlian dan mempresentasikan ke kelas X dan XI, tentu presentasinya akan lebih menarik,” ucap dosen yang alumnus SMA PL Santo Yosef tahun 1996 ini.
Sedangkan hari kedua, bersamaan dengan penerimaan raport tengah semester gasal. Peserta ekspo diberi kesempatan bertemu dengan orang tua/wali siswa. Sungguh luar biasa atensi orang tua dalam menanyakan segala fasilitas dan kesempatan beasiswa. Maka stand yang ada tidak pernah sepi dan peserta PT merasa puas. (hans)

Sosialisasi Tertib Berlalu Lintas di SMA PL Yosef

Usai mengikuti UTS (Ulangan Tengah Semester), 306 siswa Kelas X SMA PL Yosef mengikuti Sosialisasi Tertib Berlalu Lintas di aula sekolah dilanjutkan latihan baris- berbaris di lapangan sepakbola, Selasa (27/9/2016).
Pemberi materi sosialisasi dan pelatihan baris-berbaris adalah 4 personil polisi pria dan satu polisi wanita (Polwan) dari Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Kepolisian Resort Kota Solo. Acara dimulai pukul 09.00, para siswa didampingi oleh wali kelasnya masing-masing.
Bripka Khaswan, salah satu pembicara,  memberikan penjelasan tentang tertib berlalu lintas ini dengan serius namun santai sehingga mudah dimengerti siswa. Ia juga menjelaskan kegunaan marka jalan dan rambu-rambu lalu lintas. “ Kalau kita mau aman dan nyaman dalam berlalu lintas, segala aturan harus ditaati dengan penuh kedisiplinan,” tegasnya.
Usai sosialisasi dan beristirahat, seluruh peserta dibagi dalam 8 kelompok sesuai kelasnya masing-masing untuk latihan baris-berbaris. Dipandu langsung oleh polisi yang bertugas, semua siswa merasa mendapat pengalaman baru.
Lusia Cahyani, siswi Klas X Bahasa, mengatakan, pengalaman baris-berbaris dan paparan tertib berlalu lintas ini sangat dirasakan manfaatnya. “ Kegiatan ini layak dilanjutkan dan dikembangkan agar kita sebagai siswa dapat berlalu lintas yang benar,” tambahnya. (Kezia, X IPS 2)

“Pisah Sambut “di SMA PL Yosef


Ada yang berbeda dalam “Pisah Sambut” di SMA PL Santo Yosef  yang dihadiri guru, karyawan, pensiunan dan alumni, Rabu (21/9/2016) sore. Pisah Sambut ini mengharukan, membahagiakan dan membanggakan bagi yang berpisah, dra Sri Suwarni dan drs Th Aq Hendratmo namun disambut lagi menjadi guru.
Acara diawali Misa Kudus dipimpin Romo Agustinus Sudarisman, Pr. Awal homily, Romo mengatakan bahwa dia sebagai Romo sudah dua kali memimpin misa sebagai ‘ban serep’.
Pertama, ban serep karena tidak ada Romo yang bersedia memimpin maka menggantikannya dan yang kedua, harus bermazmur menggantikan solis. Prinsipnya, dalam acara perpisahan atau pensiun hanya berpindah ke tempat yang baru, kalau Romo hanya bina lanjut. Intinya, pensiunan adalah sebuah perpindahan dari kemapanan,” ujar Romo Paroki Dirjodipuran Solo ini.
Acara juga disemarakkan tarian dari kelas XII Bahasa, dilanjutkan sambutan dari Ketua Panitia Budi Santoso SPd dan Kepala Sekolah. Diucapkannya rasa terima kasih kepada dua guru tersebut yang telah mengabdi di SMA Yosef dan pelayanan Bu Ninik selama ini. Namun khusus Pak Hendratmo disambut lagi sebagai guru honorer. “ Pengganti Bu Ninik adalah kader berikutnya, Bu Retno,” kata Bruder Stefanus Ngadenan SPd, FIC.
Sedangkan Bruder Kepala Perwakilan YPL Solo, Bruder Herman Yosef Kwat, merasa terharu dan bangga, acara pelepasan ini sungguh disiapkan apalagi koor-nya yang bagus. “Baru kali ini dirasakan acara pelepasan tidak hanya ala kadarnya,“ katanya.
Sementara dra Sri Suwarni dalam sambutannya mengatakan, ia merasa belum berhasil mengajar selama 37 tahun karena tidak sesuai dengan yang dibayangkan. “ Dipestakan, saya bersyukur dan tersanjung meski saya masih lemah dalam mendidik,” ucap istri Drs Putut S itu.
Sebagai ucapan terima kasih, YPL memberikan kenang-kenangan berupa cincin yang dikenakan oleh Kepala Sekolah kepada pestawan serta hadiah lain yang diberikan oleh Bruder  Kepala YPL Perwakilan Solo, Komite Sekolah, Guru dan OSIS. Ketika pulang pestawan harus menyewa angkutan karena banyaknya hadiah yang diterima. (hans)

YPL Kalimantan


Kesemarakkan HUT ke-56 SMP PL St. Albertus

         
            SMP PL Santo Albertus Ketapang berulang tahun ke-56. Telah banyak prestasi diukir selama lima puluh enam tahun ini di bidang akademis maupun non-akademis. Karena itu, pada hari bersejarah tanggal 9 Agustus 2016 ini telah menjadi agenda wajib untuk dirayakan setiap tahunnya. Pengurus OSIS SMP Albertus dengan persetujuan pihak sekolah menyelenggarakan berbagai perlombaan dan pentas seni selama dua hari, Senin - Selasa, 8 - 9 Agustus 2016. 
            Hari pertama diisi jalan santai dan aneka lomba. Jalan santai sejauh kurang lebih 4 km dilepas oleh Kepala Sekolah SMP Albertus, Bruder Tomas Tefa S.Pd  FIC. Jalan santai ini diikuti oleh seluruh siswa dan tenaga pendidik-kependidikan (PTK). Setelah itu aneka lomba rakyat seperti sandal bakiak 3 orang, balap karung, makan kerupuk, sepeda lambat, eggrang batok kelapa dan memindahkan air secara pararel. Lomba-lomba diikuti secara antusias oleh semua warga sekolah terlebih saat beberapa PTK mengikuti lomba balap karung dan sandal bakiak beregu melawan siswa-siswi. Beberapa kejadian lucu mengundang gelak tawa sebab ini merupakan peristiwa langka bagi mereka.
            Hari kedua diisi misa syukur di gereja Katedral St Gemma Galgani yang dipimpin oleh Pastor Simon Anjar, Pr. Usai misa dilanjutkan pentas seni, penyerahan hadiah lomba dan pembagian doorprize di lapangan tengah sekolah. Doorprize  diusahakan pengurus OSIS dengan meminta sumbangan kepada teman-teman yang orang tuanya mampu sehingga pentas seni semakin meriah.
            Pihak sekolah berharap, kegiatan ini dapat terus diadakan setiap tahunnya. Selain untuk memperingati hari ulang tahun sekolah, juga sebagai sarana dalam melatih kekompakan, kerja sama, serta mengembangkan bakat dan rasa percaya diri siswa-siswi SMP PL St Albertus. Bagi pengurus OSIS, kegiatan ini melatih kemandirian dan mengasah jiwa kepemimpinan dalam melaksanakan sebuah even kegiatan.
Selamat Ulang tahun sekolahku tercinta, jayalah selalu di Tanah Kayong. (nella/inigo)


Terbentuk, Komite Sekolah SMP PL St ALbertus

Setelah vakum selama 4 tahun akhirnya SMP PL Santo Albertus Ketapang memiliki pengurus Komite Sekolah yang baru. Ini merupakan buah kerja keras dari Bruder Tomas Tefa SPd FIC yang merupakan Kepala Sekolah baru per Juli 2016. Pembentukan pengurus Komite Sekolah sebetulnya telah dirintis oleh Bruder Y Wahyu SPd FIC dengan mengadakan sarasehan bersama orang tua murid yang intinya menentukan formatur untuk membentuk pengurus Komite Sekolah namun  karena beberapa kendala hal ini tidak berjalan sesuai rencana.
Langkah berikutnya, Bruder Wahyu FIC mencoba membentuk paguyuban orang tua murid untuk mendorong terbentuknya Komite Sekolah, namun belum sempat berjalan ia telah dimutasi ke Klaten, Jawa Tengah. Rintisan inilah yang kemudian ditindaklanjuti oleh Kepala Sekolah baru.
Setelah berkonsultasi dengan staf dan beberapa Tenaga Pendidik Kependidikan serta orang tua murid, Bruder Tomas Tefa FIC bertindak cepat dengan membentuk kepengurusan Komite Sekolah. Pemilihan Komite Sekolah ini juga mendapat dukungan penuh dari Pastor Matheus Juli Pr. Ia secara langsung membantu menghubungi person-person yang telah menjadi nominator sebagai calon pengurus Komite Sekolah sekaligus memberikan masukan-masukan person-person yang bisa dimasukkan sebagai pengurus Komite Sekolah. Dengan dukungan dari Pastor Juli Pr, pemilihan pengurus Komite Sekolah semakin mudah. Bruder Tomas Tefa FIC secara pribadi meminta Pastor Juli menjadi penasihat Komite Sekolah dan ini disambut tangan terbuka oleh Pastor Juli Pr.
Demi meningkatkan kinerja Pengurus Komite Sekolah, Pastor Matheus Juli Pr bersedia memimpin Misa Pelantikan Pengurus Komite Sekolah yang dilaksanakan tanggal 1 Oktober 2016. Dalam homili-nya, ia menekankan pentingnya peran orang tua murid dalam membantu kemajuan sekolah. Pastor Juli adalah salah satu alumnus SMP PL Santo Albertus yang dulu bernama SMP USABA I.
Usai misa dan pelantikan pengurus Komite Sekolah dilanjutkan serah-terima pengurus Komite Sekolah yang lama diwakili  Bp Vitus Supardi kepada Ketua Komite Sekolah yang baru yaitu Bp Hengky Gunawan ST. Penandatanganan Berita Acara disaksikan oleh Penasihat Komite Sekolah (Pastor Matheus Juli Pr) dan perwakilan sekolah yaitu Bp Edy Sugiyanto SPd.
Harapan sekolah, 26 pengurus Komite Sekolah yang baru dapat melancarkan dan mengembangkan SMP PL Santo Albertus. Ini mengingat komposisi pengurus Komite Sekolah periode ini sangat beragam, mulai dari birokrat, pengusaha hingga tokoh masyarakat. Sinergi dari person-person tersebut diharapkan mempermudah perwujudan program-program sekolah maupun Komite Sekolah, apalagi masa kerjanya selama 4 tahun.
Selamat berkarya Pengurus Komite SMP PL Santo Albertus!(inigojunior092016)

OSIS SMP St Albertus gelar Pertandingan Persahabatan

OSIS SMP PL St Albertus Ketapang menggelar pertandingan persahabatan yang melibatkan 3 sekolah : SMP Negeri 1 Ketapang, SMP Santo Agustinus, dan SMP Muhammadiyah. Acara yang berlangsung tiga hari ini menggelar berbagai pertandingan yaitu bola voli putra-putri, bola basket campuran, dan sepak bola putri.
Pertandingan berlangsung sore mulai Kamis (15/09/16) didahului upacara pembukaan.Dalam sambutannya, Ketua Panitia Dandi Setiawan mengatakan,  pertandingan persahabatan ini bertujuan menjalin persahabatan dan membina keakraban siswa SMP PL St Albertus dengan ekolah lain, jadi bukan untuk berkompetisi. Maka yang unik dari kegiatan ini adalah setiap pertandingan yang digelar tidak dicari juaranya, tetapi tiap tim dari sekolah masing-masing ditandingkan satu sama lain secara rolling sehingga akhirnya tiap sekolah partisipan merasakan kesempatan saling bertanding.
Di hari terakhir Sabtu (17/09/16), setelah semua tim sekolah bertanding, semua berkumpul untuk semakin menjalin keakraban dengan senam Gemufamire ala Albertus bersama-sama. Selanjutnya kegiatan diakhiri upacara penutup dan pembagian kenang-kenangan dari tuan rumah penyelenggara kepada sekolah-sekolah yang ikut berpartisipasi. (oshin)

 SMA PL St Yohanes lantik Pengurus OSIS Baru

Pengurus OSIS SMA PL Santo Yohanes Ketapang  resmi dilantik oleh Kepala Sekolah Bruder Valentinus Naryo M Pd FIC, Jumat pagi 23 September 2016. Sebanyak 60 pengurus OSIS dengan Ketua Renaultdus Jhorgie Pranatal mengucapkan janji dan sumpah Pengurus OSIS. Dengan dilantiknya pengurus OSIS baru ini berakhirkah kepengurusan periode sebelumnya di bawah kepemimpinan Isidorus Holy Pangestu.
Dalam sambutannya, Kepala Sekolah memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada pengurus OSIS lama yang telah berdedikasi tinggi sehingga segala kegiatan yang telah diprogramkan sekolah bisa berjalan lancar. Kepada pengurus OSIS baru, Kepala Sekolah mengharapkan kerja sama yang kompak sehingga bisa membawa SMA PL Santo Yohanes menjadi  lebih baik lagi.
Sebelum pelantikan, para calon pengurus OSIS ini telah ditempa dalam Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) selama 2 hari, tanggal 24-25 September 2016. Kegiatan rutin tahunan ini merupakan ajang pembinaan atau pembekalan mental serta pengetahuan untuk para calon pengurus OSIS. Di tahun ini, peserta LDK berjumlah 60 siswa yang hampir 80% merupakan wajah baru di  OSIS SMA PL Santo Yohanes.
Beberapa materi yang disampaikan dalam LDK tahun ini antara lain : Kepemimpinan (oleh  Br Valentinus Naryo, M.Pd., FIC); Etika, Sikap Mental  dan  Motivasi  Belajar (Bapak Kosman, S.Pd); Keorganisasian (Bapak Lusius Taris, S.Pd); Menggali Potensi Diri Sendiri (Ibu Susana, S.Pd), Public  Speaking (Bapak Frans Jepi Nexon, S.Pd.) serta OSIS dan Proses  Rapat oleh Ibu Magdalena Among, S.Pd. LDK juga diselingi beberapa permainan. Tujuan semua permainan ini adalah membangun rasa kebersamaan dalam kepengurusan OSIS. Semua  materi dan permainan berlangsung di kampus  SMA PL Santo  Yohanes. Para calon pengurus OSIS nampak bersemangat dan serius mengikuti seluruh paparan materi pembekalan tersebut. 
Harapan dari para guru, Pengurus OSIS dapat memimpin teman-temannya agar menjadi lebih baik.


 Karnaval  Meriah SMP PL  Tanjung

            SMP  PL “Santo Don Bosco” Tanjung menggelar karnaval yang juga melibatkan siswa SD di sekitar sekolah, sehari sebelum Hari Kemerdekaan RI. Juga diadakan aneka lomba dengan mengundang anak-anak SD keesokan harinya.
Siswa bersama Wali Kelas  pun sibuk mempersiapkan atribut karnaval. Setelah memutuskan tema karnaval masing-masing kelas, yang dilakukan berikutnya adalah kostum yang sesuai dengan tema karnaval. Ada yang membuat kostum pakaian dari dedaunan, kardus, kotak rokok, ada juga yang menggunakan kostum pakaian yang telah siap pakai, di antaranya : baju kantor, baju perawat, baju polwan, baju tentara, dan lainnya.
            Di tengah perjalanan kami bersorak-sorak, menyanyikan lagu-lagu dan menyerukan yel- yel kelas dan pekik“ Merdeka”. Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, sampailah kami di Kantor Desa Tanggerang.  Perjalanan itu tidak terasa jauh karena kami menjalaninya dengan riang gembira dan dengan jiwa merdeka.
            Pembukaan karnaval dimulai dengan seremoni singkat dipandu oleh ibu Asih. Ada kata sambutan dari Kepala Desa. Setelah itu, kami menyanyikan lagu “ Hari Merdeka” dilanjutkan doa. Karnaval  dibuka oleh Kepala Desa Tanggerang, Bapak Benediktus Basri. Rute karnaval adalah dari Kantor Desa TanggerangPemerataan - CU Gemalaq Kemisiq kemudian berakhir di SMP  PL Don Bosco Tanjung. Kami berkarnaval sesuai nomor undian masing-masing. Begitu banyak siswa dan guru-guru yang mengikuti karnaval ini.
            Dalam karnaval ada beberapa juri yang  menilai kami. Banyak penonton di sepanjang perjalanan yang kami lalui, ada yang tertawa melihat kostum kami, ada pula yang kagum dengan kostum kami. Banyak   kejadian menyenangkan dan menggelikan, tetapi ada juga yang menyedihkan karena sakit dan keletihan akibat perjalanan jauh.
            Kejuaraan karnaval diumumkan esoknya saat Upacara Bendera, tepat di peringatan Hari Kemerdekaan  Indonesia. Juara 1 diraih kelas VIII A dengan Wali Kelas Ibu Florensia Budiasih SPd, Juara 2 Kelas VIII C (Wali Kelas Ibu Delsina Benuf, S.Pd) Juara 3 Kelas IXC (Wali Kelas  ibu Rita, S.Pd) dan Juara 4 Kelas VII C (Wali Kelas Ibu Monica, S.Pd).
            Bravo dan jaya selalu SMP PL Don Bosco Tanjung-ku. Kau selalu menjiwai semangatku untuk menjadi manusia pembelajar. (Santi dan Rafael Bermuda L., VIII C)

YPL Yogyakarta

Prestasi Beruntun Raga SMP PL Moyudan

Sungguh banyak prestasi Rafael Raga Budi Panuntun, siswa SMP PL Moyudan. Tahun lalu Juara Lomba Minat Baca, tahun ini kembali mengukir prestasi sebagai Juara Lomba Minat Baca, Lomba Kawruh Basa atau Orasi Bahasa Jawa.
Bulan Agustus 2016 lalu saat mengikuti Lomba Minat Baca di Gedung Unit II Pemda Sleman,yang diselenggarakan  Perpustakaan Daerah Kabupaten Sleman, ia lolos dan masuk 10 besar. Ketika pengumuman para pemenang di Pendopo Rumah Dinas Bupati, ia dinyatakan sebagai Juara II Lomba Minat Baca Tingkat SMP 2016 dan berhak mendapatkan piala, sertifikat, dan uang pembinaan yang diserahkan langsung oleh Bupati Sleman. Selanjutnya, piala diserahkan Raga ke Sekolah saat upacara bendera Senin 19 September 2016.  
Sebelumnya ia juga mendapat Juara III Lomba “Orasi Bahasa Jawa“ mewakili Puskesmas Kecamatan Moyudan dalam rangka Jambore Kespro (Kesehatan Produksi). (bfa)


Espeelsa Basketball League”  di SMP PL 1 Yogya


Pengurus OSIS  SMP PL 1 Yogya menggelar acara 17-an, beberapa waktu lalu. Ada stand permainan bertema “SalKus” (Salah Fokus) yaitu permainan Hitung Bijiku, Remas Aku, dan juga Tarik Tongkatku. Ada pula Lomba Estafet Misi dengan 4 Pos yakni Balap Karung, Tiarap, Minum Jus, dan Jalan Jongkok.  Setiap kelas diwajibkan mengirimkan 4 perwakilan. Para pengurus OSIS juga menyediakan tempat untuk beberapa kelas yang membuat stand permainan.
Sebelum itu, tanggal 8-15 Agustus 2016, OSIS SMP PL 1 Yogya juga menyelenggarakan Espeelsa Basketball LeagueDalam lomba tersebut, untuk kelompok putra Juara 1, 2 dan 3 masing-msing dimenangkan oleh kelas 9A, 9E, dan 9D. Sedangkan untuk putri, Juara 1, 2 dan 3 masing-masing diraih oleh kelas 8G, 7G, dan 9D. Pertandingan final Espeelsa Basketball League  ini menutup acara 17-an SMP PL 1 Yogya.
Diakhir kegiatan ada kejutan  yakni pentas Espeelasa Color Dance sebagai bentuk simbolisasi kebebasan dan kemerdekaan. (Francesco Timothy P., VIII E)


Rekoleksi “Who Am I” SMA PL Yogya

Untuk mengajak para siswa – siswi kelas X mengenal dan memahami seberapa penting peran mereka bagi sekolahnya, SMA PL Santo Yusuf Yogya mengadakan Rekoleksi bertemakan “Who Am I”.
Kelas X yang dibagi dalam 6 kelas : X1 hingga X6, bergiliran mengikuti Rekoleksi yang berlangsung Selasa hingga Jumat, 20-23 September 2016 di Wisma Salam Muntilan ini. Kelas X1 dan X6 menjadi peserta Rekoleksi gelombang I, disusul kelas X3 dan X4 (gelombang II) dan gelombang terakhir kelas X5 dan X2.
Banyak kegiatan seru dan menyenangkan di setiap sesi yang dibimbing Tim dari Yayasan Abisatya ini antara lain :  games menjaga lilin, menghias lilin, menggambar simbol diri, dan kegiatan lainnya. Para siswa juga diajak mengenali bakat dan potensi diri masing – masing, mereka juga diarahkan dapat memiliki niat – niat baik untuk keluarga, teman, sekolah, serta untuk diri sendiri.
Melalui Rekoleksi ini, para siswa – siswi diharapkan mampu mengenali potensi diri mereka dan dapat menemukan cita – cita yang diinginkan dan bagaimana mereka dapat meraihnya lewat bersekolah di SMA PL Santo Yusuf Yogya.(Anggi)
   
  SD PL Sedayu Berpromosi Lewat Pelayanan


         Mempromosikan sekolah agar tetap diminati dan dicintai masyarakat banyak caranya. Berziarah ke Sendang Jatiningsih dengan bersepeda sambil membawa tulisan besar bersekolahlah di SD PL Sedayu agar Pandai dan Cerdas pernah dilakukan para siswa. Kali ini promosi SD PL Sedayu lewat pelayanan sebagai petugas koor di Kapel Ambrosius Sumbersari, Sleman.
         Kelompok paduan suara yang dipimpin Bu C Sudaryanti dan Pak Vicky terus berlatih agar dapat melayani dengan baik. Koor di kapel Sumbersari ini dilaksanakan pada Minggu 18 September 2016.
Penampilan kelompok paduan suara SD PL Sedayu di Kapel Ambrosius Sumbersari mendapat sambutan meriah dari umat. Bukan hanya itu, tempat duduk yang biasanya tidak penuh hari itu penuh bahkan kurang. Begitu juga parkiran, terasa penuh sekali.
Romo Y Triwidianto PR mengapresiasi penampilan paduan suara SD PL Sedayu dan berharap umat Katolik hendaknya menyekolahkan anaknya ke sekolah Katolik dan ini hasilnya. Semoga pelayanan kami semakin baik dan sekolah kami makin diminati serta dicintai masyarakat.
                                                                                                                         (Tim Jurnalistik Palseda)
                  Rekoleksi “Mengenali Diri “ di SMP PL Moyudan

Rekoleksi, kegiatan rutin bagi siswa SMP PL Moyudan ini, tahun ini berlangung  tanggal 3-4 September (untuk kelas VII) dan 17-18 September (kelas VIII), di kompleks sekolah dengan dibimbing masing-masing oleh dua Bruder FIC.
Rekoleksi kelas VII mengambil tema “Siapakah Aku” dibimbing oleh Bruder Kristali FIC dan Bruder Elwin, FIC. Sore hari dalam cuaca cerah, acara dimulai pukul 16.50 dengan didahului serah-terima peserta rekoleksi kepada Tim Pembimbing diteruskan pembukaan dan sesi-sesi.
Pagi harinya, acara dilanjutkan outbond yang bertujuan mengenali diri masing-masing peserta, juga melatih kerja sama, kekompakan, inisiatif, dan kreativitas. Pada akhir kegiatan anak-anak diajak merefleksi kegiatan selama dua hari ini, yang sungguh-sungguh diharapkan dapat mengubah pola hidup mereka dalam menempuh pendidikan di SMP PL Moyudan.
Sedangkan Rekoleksi kelas VIII mengambil tema “Peran Iman dalam Kehidupan Sehari-hari” dibimbing oleh Br Kristali FIC dan Br Sarwono FIC, dengan jadwal yang sama. Acara diawali dengan serah terima, pembukaan, sesi kegiatan, renungan, dan outbond serta refleksi.
Malamnya sekitar pukul 23.00, Romo Wegig datang untuk memantau kegiatan anak-anak. Beliau sempat berbincang dengan mahasiswa PPL dari Universitas Sanata Dharma (USD) dan Bapak-Bapak Guru yang masih berjaga.
Kedua kegiatan tersebut ditutup Misa oleh romo Wegig dari Paroki Klepu. (FAB)

                      Raga (SMP PL Moyudan) Mendalang di Jatiningisih


             Rafael Raga Budi Panuntun, dalang cilik dari SMP PL Moyudan, unjuk kebolehan di pelataran/halaman Sendang Jatiningsih dalam rangka ulang tahun ke-30 Sendang Jatiningsih, Minggu 11 September 2016. Ia membawakan lakon “Wahyu Panuntun”  yang berlangsung sekitar 2 jam dengan iringan kelompok Karawitan “Lawung Bercanda” (Sanggar Seni Karawitan Dono Sumarjo) Minggir, Sendangagung.
Penampilan Raga disaksikan oleh umat seusai mengikuti misa. Begitu  naik panggung, sambutan meriah menyeru dari para penonton. Ibu Ambar, salah satu gurunya yang tidak pernah menonton wayang pun terharu, “Anak sekecil itu bisa menggerakkan orang banyak untuk menyaksikannya.”
Ketika goro-goro, penampilannya sangat meriah karena dipenuhi kata-kata kocak disertai beberapa tembang Jawa yang dilantunkan sendiri oleh Raga, tanpa sindhen. Pada kesempatan itu, Romo Murdi yang diminta naik ke panggung, memberikan masukan, “Kita juga boleh menjadi dalang asalkan yang baik dan sopan, kita juga harus bisa memberi nasihat atau wejangan-wejangan yang berguna untuk memperkuat iman.
Kurang lebih pukul 13.30 tancep kayon. Usai mendalang, Raga mendapat applaus dari para penonton. Ia juga beroleh ucapan selamat dan jabat tangan dari teman-teman, penonton, panitia, dan Bapak-Ibu Guru SMP PL Moyudan.
Raga juga mendapat ucapan selamat dari Kepala Yayasan Pangudi Luhur Pusat Bruder Frans Sugi FIC ketika mendalang di tempat yang sama, dan ajakan, “kapan-kapan mayang bareng ya…” (Tabah/bfa)
  
      YPL Muntilan 
       
 Anugerah Satyalancana Presiden untuk Romo Van Lith

Berita gembira disampaikan Kepala Sekolah SMA PL  Van Lith Bruder Agustinus Santoso FIC saat briefing pagi di ruang pendamping pertengahan Agustus  2016. Romo Van Lith SJ (alm.) akan mendapatkan penghargaan Satyalancana dari Presiden RI. Dalam surat resmi penganugerahan tertulis bahwa Romo Van Lith berjasa di bidang Kebudayaan dengan deskripsi : “Merintis pendidikan sekolah berasrama dengan kombinasi nilai-nilai  budaya Indonesia khususnya Jawa yang memiliki pengaruh besar pada keberimanan 100% Indonesia dan 100% Katholik.”
          Penerimaan Anugrah Satyalancana berlangsung Jumat 23 September 2016 di Gedung Teater Jakarta, Taman Ismail Marjuki, Jalan Cikini Raya Jakarta Pusat. Konggregasi Serikat Jesus (SJ) yang menjadi komunitas asal Romo Van Lith diwakili oleh Romo Budi Subanar SJ. Kongregasi para Bruder FIC diwakili oleh Bruder Agustinus Giwal Santoso FIC sekaligus Kepala Sekolah SMA PL Van Lith. Ketika di panggung kehormatan, ternyata Romo Van Lith SJ (alm.) dinyatakan mendapat 2 bintang/anugerah sekaligus yaitu dari Presiden dan dari Menteri Pendidikan Kebudayaan Indonesia.
Penganugerahan Satyalancana dari Presiden ini diadakan sejak tahun 2005. Ditujukan kepada WNI/WNA yang berjasa bagi kehidupan bangsa Indonesia di semua bidang/kategori. Ada 10 nama yang mendapat anugerah  Satyalancana kategori Kebudayaan   karena karya dan jasanya : Franciscus Georgius Josephus Van Lith (alm.), K.H. Hasan Basri (alm. ), Suparto Brata (alm.), Soekarno M. Noor (alm.), Aminah Cendrakasih, Agustinus Kasim Achmad, Slamet Abdul Sjukur, Lauw Ping Nio alias  Nyoya Meneer (alm.), Kartono Yudhokusumo dan Munasiah Nadjamuddin. Tim Penilai Penganugerahan Kategori Kebudayaan terdiri dari : Edy Sedyawati (budayawan, akademisi), Wagiono Sunarto (Rektor IKJ), Azyumardi Azra (budayawan, akademisi), Romo Mudji Sutrisno SJ ( budayawan, akademisi), dan Mukhlis Paeni (sejarawan).
Banyak murid didikan Romo Van Lith menyebar di seantero Indonesia untuk  ikut “njembarake Kraton Dalem Gusti “ (melebarkan kerajaan Allah), seperti yang selalu dipesankan Romo Van Lith kepada para murid. Meskipun orang Belanda, namun semangatnya begitu besar untuk berbaur dengan masyarakat Jawa sehingga beliau  mahir berbahasa Jawa dan senang dengan budaya Jawa khususnya wayang kulit.
Beberapa murid Romo Van Lith, 4 di antaranya dinyatakan sebagai  Pahlawan Nasional yakni : Yosaphat Soedarso (1925-1962), Mgr Albertus Magnus Soegijapranoto SJ dikenal dengan Romo Soegijo (1896-1963), Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono (1900-1986), Cornel Simanjuntak (1921-1946). Romo Van Lith wafat tahun 1926 dan disemayamkan di Kerkhof Romo Sanjoyo Muntilan. Makamnya tepat berada di depan gedung SMA PL Van Lith yang menjadi karya warisan beliau.
Sungguh menjadi tantangan besar bagi para guru, karyawan, alumni dan siswa yang tengah berjuang di SMA Van Lith untuk senantiasa mempertahankan dan meneruskan semangat, visi-misi dan roh Romo Van Lith. “Dari Van Lith untuk Indonesia” itulah yang akan kami wujudkan untuk Indonesia yang lebih baik melalui apa yang kami perjuangkan di Sekolah tercinta ini. 

Romo Van Lith …Doakanlah kami. (Nik)

Pramuka Sistem Blok di SMK  PL  Muntilan

Menindaklanjuti kebijakan sekolah (SMK PL Muntilan) yang melaksanakan Kurikulum 2013 secara lengkap, membawa dampak pada bidang lain. Tidak terkecuali pada kegiatan kepramukaan. Oleh karena itu tahun ini pramuka tidak hanya untuk kelas X, tetapi juga dilaksanakan di kelas XI dan kelas XII. Khusus untuk pramuka kelas XI kegiatan dilaksanakan dengan Sistem Blok di awal  tahun ajaran ini.
Sistem ini  diambil karena kelas XI mempunyai ekstra wajib selama setahun ke depan. Ditambah lagi, pada semester genap kelas ini melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)  atau  Praktek Kerja Industri (Prakrein). Dengan pertimbangan waktu maka kegiatan pramuka digunakan Sistem Blok dan dilaksanakan awal tahun.  
Pelaksanaannya seminggu penuh yang terinci 3 hari untuk tatap muka teori dan diskusi, dan  3 hari untuk perkemahan. Bahan atau materi yang diberikan di kelas XI ini adalah materi SKU (Syarat Kecakapan Umum) tingkat Laksana karena saat kelas X siswa telah menyelesaikan SKU tingkat Bantara. Beberapa halangan dalam perkemahan adalah cuaca yang kurang baik,  sebentar cerah kemudian hujan tiba-tiba sehingga merepotkan dan bahkan dapat membatalkan acara yang telah tertata rapi.
Tanggal 23 Juli 2016 siang kegiatan perkemahan berakhir. Acara ditutup dengan upacara yang dipimpin oleh Kepala SMK  PL Muntilan, Bruder Yustinus Tri Haryadi SPd FIC.

Selamat berjuang. Hidup Gudep Putra 11-08-171 Soegiyapranata dan Gudep Putri 11-08-172 Maria. (Suyatin)

SMA Van Lith gelar Education Fair 2016 
Banyaknya kegiatan akademis dan non akademis tidak mematahkan semangat para pendamping (guru) dan siswa-siswi SMA PL Van Lith untuk mempersiapkan kegiatan tahunan VLEF (Van Lith Education Fair), Jumat 7 Oktober 2016. Kegiatan yang dikhususkan bagi siswa-siswi kelas XII  ini  bertema “Mengembangkan Pikiran dan Wawasan untuk mempersiapkan Masa Depan” dikomandani oleh sang Ketua Panitia Ibu Lusia Prihatin S Pd sementara Ketua Panitia siswa adalah Priscilla Indah dari kelas XII IPA.
Dua bulan sebelumnya, Panitia mempersiapkan segala sesuatunya, dari rapat persiapan hingga pembuatan proposal yang dikirim  ke berbagai perguruan tinggi (PT) dan juga donatur. Sekitar 28 PT dan beberapa donatur ikut ambil bagian dalam Pameran dan Presentasi yang diikuti para siswa-siswi kelas XII SMA Van Lith maupun undangan dari SMA/SMK lain sekitar Muntilan seperti SMK PL Muntilan, SMA Bentara Wacana, SMA Marsudirini, SMA Negeri Dukun, SMA Negeri Ngluwar,  SMA Negeri I Muntilan, dan lain-lain.   
Mengawali kegiatan ini adalah upacara pembukaan yang diikuti semua siswa/i kelas XII, para pendamping (guru) dan perwakilan  PT. Sambutan disampaikan antara lain oleh Ketua Panitia  Atin dan Pak Baluk Nugroho SPd Waka Kurikulum yang mewakili  Kepala Sekolah Bruder Ag Giwal Santoso FIC. Pemukulan gong sebagai tanda dibukanya VLEF dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Olah Raga yang diwakili Kepala Sie  Daltu ( Pengendali Mutu ) Bapak Rachmat Subarkah MPd.
Kerja sama yang apik  segenap panitia pendamping dan siswa menjadi modal untuk kelancaran seluruh proses kegiatan ini. Terima kasih untuk  semua yang terlibat dan profisiat kepada Panitia ! (Nik) 

YPL Semarang

Aneka Kegiatan Tengah Semester di SMK PL Tarcisius 2

Agenda Tengah Semester di SMK PL Tarcisius 2 diisi berbagai kegiatan penting bagi Klas X, XI dan XII. Kegiatan yang telah mentradisi setiap tahun ini berlangsung Senin hingga Rabu, tanggal 3-5 Oktober 2016.
Untuk siswa Kelas X kegiatannya berupa Ansos (Analisis Sosial) yang bertujuan mengenalkan siswa pada dunia kerja dan industri. Siswa mewawancarai pihak dunia usaha untuk mengetahui tentang usaha yang dibangun, pendapatan per bulan, dan lain-lain. Sedangkan hari kedua adalah membuat karya tangan/prakarya.
Untuk Kelas XI tak kalah seru dibanding Kelas X,  Di hari pertama, mereka mengikuti Seminar Perbankan di ruangan multi media sekolah dengan mendatangkan 7 pejabat dari BPR Rudo Indoank sebagai pembicara. Hari Kedua, siswa Kelas XI berkunjung ke Unika (Universitas Katolik) Soegijapranata dan  mendapatkan banyak informasi tentang perguruan tinggi ini dan pentingnya kuliah.
            Untuk siswa Kelas XII, mereka berkunjung ke Pabrik Sido Muncul untuk dilatih dan dipersiapkan mentalnya menuju ke dunia usaha, dan melongok ke Vihara Budhagaya agar semakin erat hubungan dengan sang penciptaNya.
Akhir dari kegiatan Tengah Semester, seluruh siswa Kelas X, XI dan XII membuat laporan. Hal-hal yang didapatkan selama di lapangan dicatat ke dalam laporan menggunakan huruf tegak bersambung.
Semoga kegiatan ini memberikan wawasan positif untuk para siswa  dan mampu menjadikan SMK PL Tarcisius 2 menjadi sekolah prioritas para siswa lulusan SMP dan semakin berkembang karya pendidikannya  ke depan.  (Aulia Nurul Hiddayah)


Perayaan Ekaristi HUT KE-62 YPL


            Menandai Perayaan Hari Ulang Tahun ke-62 YPL (Yayasan Pangudi Luhur) dan Perayaan Pelindung YPL, Santa Perawan Maria Yang Dikandung Tak Bernoda, diselenggarakan Perayaan Ekaristi dipimpin Romo FX Agus Suryana Gunadi Pr, di Gereja Santo Petrus Sambiroto, Kamis 6 Oktober 2016.  Misa diikuti hampir seluruh tenaga pendidik dan kependidikan YPL Cabang Semarang. Kegiatan ini sengaja diselenggarakan di Gereja St Petrus Sambiroto untuk mendekatkan YPL pada masyarakat terutama Paroki St Petrus Sambiroto.
            Ulang tahun ke-62 YPL mengambil tema “Bersama Bunda Maria Membangun Komunitas Iman dan Persaudaraan Sejati.” Dengan tema itu kita diingatkan kembali bahwa pada dasarnya kita semua adalah saudara. Kita diteguhkan dengan Injil Yesus Kristus menurut Lukas 11:5-13 yang menekankan pentingnya persaudaraan. Selain itu St Lukas juga memberikan gambaran tentang Allah Bapa Yang Maha Baik dengan ungkapan,Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah maka kamu akan mendapat; dan ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu.
            Usai misa dilanjutkan sambutan Ketua YPL Br Frans Sugi FIC yang mengajak seluruh keluarga besar PL untuk merefleksikan tiga hal : apakah sekolah PL masih memiliki daya pikat, apakah sekolah PL masih memiliki daya tahan dan apakah sekolah PL masih memiliki daya ubah ?
            Sebagai ungkapan syukur dalam perayaan ulang tahun kali ini, Br Frans Sugi FIC  didampingi Br Albertus Suwarto FIC memotong tumpeng untuk kemudian diserahkan kepada Kepala Sekolah SMP St Yusup Mijen, MM Heni Widiastuti, M.Pd. Dalam pengantarnya MC menjelaskan, ke depan Mijen akan berkembang menjadi kota metropolitan baru. Oleh karena itu, SMP St Yusup sejak awal dipersiapkan untuk dapat mengikuti perkembangan daerah Mijen menjadi sekolah yang mampu mengikuti perkembangan Kota Mijen. (Bianglala)

Serunya Band Camp MBDS
             
Guna mempersiapkan diri dalam ajang Grand Prix Junior Band di Cibubur, Jakarta, November 2016, Marching Band Domenico Savio (MBDS) mengadakan Band Camp. Kegiatan dilaksanakan selama 5 kali pada Sabtu–Minggu.
              Agenda kegiatan Band Camp sangat teratur. Pukul 14.00, peserta sudah siap  apel, setelah itu mereka masuk ke kelas 9B untuk menonton marching band dari dalam dan luar negeri dan beroleh masukkan dari para pelatih. Pukul 15.00, peserta mengambil alat untuk membersihkan alat musik. Pukul 17.30 hingga 18.30, mereka mandi dan siap makan. Pukul 18.30, peserta harus sudah membentuk barisan untuk antre satu per-satu, per-divisi untuk mengambil makanan.
              Saat mereka duduk, piring dan gelas diletakkan sejajar satu dengan yang lain. Posisi badan harus duduk tegak. Selepas itu, satu perwakilan dari setiap divisi akan ditunjuk memimpin doa makan. Jika sudah selesai berdoa, orang yang memimpin doa tersebut akan mengatakan,”MBDS, selamat makan.”, lalu serentak mereka mengatakan,”Mari makan.” Jika belum terucap kata-kata tersebut, mereka belum diperbolehkan makan.
              Seusai makan, satu persatu anak mencuci piring yang mereka gunakan. Piring-piring tersebut kemudian ditata rapi dan mereka pun berjalan ke tempat makan semula dan duduk tegak. Mereka menunggu sampai teman mereka yang terakhir mencuci piring selesai. Seperti tadi, satu perwakilan dari divisi yang berbeda memimpin doa. Ketika doa usai, salah seorang pelatih, Kak Shindu memberikan  waktu istirahat sampai pukul 19.30. Lalu, 5 menit sebelum pukul 19.30 mereka harus sudah siap di posisi apel. Kak Shindu pun memberikan tugas tiap divisi. Setelah dibubarkan, mereka melaksanakan tugas masing-masing. Lalu, mereka pun bergabung untuk mencoba sampai sejauh mana kemampuan mereka. Kegiatan berlangsung hingga pukul 23.00. Setelah itu mereka tidur. Anak perempuan di kelas 9A dan 9B, sedangkan yang laki-laki di kelas 9C dan 9D. Walaupun hanya beralaskan tikar, mereka dapat tidur dengan nyenyak.
              Keesokan paginya, mereka bangun pukul 04.30 kemudian membentuk barisan sesuai divisi masing-masing untuk pemanasan. Pemanasan dipimpin oleh Kak Rini. Setelah pemanasan, mereka diminta berlari mengelilingi lapangan sebanyak 2 kali. Setelah itu, Kak Rini mengadakan game. Pukul 06.30, mereka dipersilakan mandi. Pukul 06.50, mereka mengambil snack dan minum susu kemudian menuju Gereja untuk mengikuti Misa. Pukul 08.30, usai mengikuti Misa, mereka  makan bersama.
              Setelah itu ada kegiatan belajar hingga pukul 11.00. Kemudian mereka menyelesaikan materi hingga pukul 13.00 dilanjutkan makan hingga pukul 14.00. Pukul 16.00, mereka bersiap untuk apel. Mereka mendapat banyak masukkan dari para pelatih dan alumni.
              Pada saat  Band Camp, mereka didukung oleh para alumni SMP PL Domenico Savio. Banyak alumni yang datang dan mendukung latihan MBDS. Mereka didukung oleh para pelatih yang khusus didatangkan untuk MBDS. Semoga Marching Band SMP PL Domenico Savio semakin jaya dan hebat ! (Derryl, 9I SMP PL Domsav)
Aneka Prestasi Domsav

Berbagai kejuaraan yang diikuti oleh Domsavian bulan September 2016 membuahkan sejumlah prestasi. Dalam ajang LOSSAC 2016 Glayen Rossel (9G) dan Elizabeth Chiquithita B.A.(8D) masing-masing meraih Juara 2 dan 1 Lomba Baca Puisi, Ttim Dance Domsav mendapat Juara 2, dan Tim Basket Putra juga mendapatkan Juara 2.
Dalam ajang PMS Open Dragon Taekwon Do Invitation Championship 2016 di Solo, Ursula Tanisha (9D) berhasil meraih Medali Perak dan Perunggu. Tim LCC Domsav yang terdiri dari Georgia Alma F.A. (9J), Jason P.W.S (8J), dan Callista Angelique (8F)  meraih Juara I dalam lomba Cerdas-Cermat yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Kota Semarang. Prestasi yang lain juga direnggut Tim Basket Putri yang mendapatkan juara III dalam Invitasi Bola basket Karangturi Cup 2016.

Informasi lainnya, berkaitan dengan PPDB (Penerimaan Peserta Didik baru) tahun 2017/2018. Domsav membuka pendaftaran untuk Jalur Olimpiade dan Jalur Prestasi tanggal 3 – 14 Oktober 2016; dan Jalur Tes tanggal 17 – 28 Oktober 2016. Tahun ajaran 2017/2018 SMP PL Domenico Savio membuka 11 kelas.  (RD_BL)

Tim Domsav Juara 1 Lomba Cerdas Cermat

            (Lombas Cerdas Cermat) SMP PL Domenio Savio (Domsav) yang terdiri dari Georgia Alma (9J), Jason P.W.S. (8J), dan Callista Angelique (8F) berhasil meraih Juara 1 Lomba Cerdas-Cermat SMP se Kota Semarang 2016. Dalam final, Tim LCC Domsav mengalahkan Tim SMP Negeri 5 dan Tim SMP Karangturi.
Tim LCC
            Leonardo Purnawan, guru pendamping lomba mengatakan, untuk LCC tahun ini anak-anak Domsav melakukan persiapan lebih matang dibanding tahun lalu,  terutama Georgia Alma (9J) yang sudah berpengalaman dalam ajang yang sama tahun 2015.  Kemenangan tim LCC Domsav terutama dalam babak adu cepat. Meskipun sempat tertinggal dalam babak sebelumnya, namun pada babak ini Dewi Fortuna lebih berpihak pada Tim LCC Domsav sehingga mereka berhasil mengejar ketertinggalan bahkan mengungguli kedua lawannya.
            Piala kejuaraan diserahkan langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang  Drs H. Bunyamin MPd. Dalam sambutannya, ia mengingatkan kejuaraan-kejuaraan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan atau universitas negeri memiliki nilai tambah bagi para siswa terutama yang ingin melanjutkan ke sekolah negeri. (RD_BL)


Pesta Perak Bu Endang
dan Pak Lambert SMP PL St Yusuf Mijen


 “Saya pribadi sungguh tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya bekerja dalam kurun waktu yang lama tanpa pernah sekalipun mengalami rotasi. Mungkin itu biasa bagi mereka yang berada di luar Yayasan Pangudi Luhur, namun karena rotasi dan mutasi guru dan karyawan YPL adalah sesuatu yang biasa dilakukan, maka kalau sampai ada yang belum pernah melakukannya, menjadi sesuatu yang luar biasa, demikian petikan kalimat yang disampaikan Duriat, wakil dari Kantor Yayasan dalam Perayaan 25 Tahun (Pesta Perak) Anastasia Endang Praptiwi dan Lambertus Leo berkarya di SMP PL St Yusup Mijen Semarang. Sementara Kepala Sekolah yang baru M.M. Heni Widiastuti menyatakan kebanggaan terhadap keduanya yang sudah teruji dalam loyalitas dan dedikasinya.
Bertempat di Lakers Resto and Gym di kawasan BSB, Bu Endang dan Pak Lambert secara bergantian mengungkapkan rasa syukur atas anugerah yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa selama ini. Pestawan/wati yang hadir ditemani oleh istri dan putera-puterinya mengakui selalu teringat Bapa Uskup Yulius Darmaatmadja yang pernah berkunjung ke sekolah dan berpesan untuk tidak henti-hentinya belajar setia, melayani, mengabdi, dan berbakti serta tentu saja bertanggung jawab terhadap tugasnya sebagai pendidik.
Usai sambutan, sebagai bentuk apresiasi yayasan, kedua pestawan/wati diberikan tanda mata berupa piagam dan yang lain. Setelah itu acara berlanjut ramah-tamah. Seluruh guru dan karyawan SMP PL St Yusup ikut hadir dan turut merasakan suka-cita bersama. (Har)

Pemilihan Ketua OSIS mirip Pemilu di SMA PL St Lukas


Rata-rata siswa SMA berusia sekitar 15-18 tahun. Berdasarkan rentang usia tersebut, ketika  Pemilu tiba, diperkirakan, sebagian besar pemilih pemula adalah siswa-siswi yang sekarang duduk di bangku SMA. Tentunya mereka belum memiliki pengalaman dalam memilih sehingga penting bagi mereka untuk mengetahui prosedur pemilihan agar tidak terjadi kesalahan. Hal inilah yang mendasari SMA PL Santo Lukas Pemalang membuat hal berbeda dalam pemilihan Ketua OSIS tahun ini sebagai bagian pendidikan Pelatihan Pemilu.
Panitia Pemilihan Ketua OSIS SMA PL Santo Lukas Pemalang telah mendesain pemilihan Ketua OSIS sedemikian rupa seperti Pemilu pada umumnya. Mulai dari tempat pemilihan sampai prosedur pencoblosan  dibuat hampir sama. Panitia pun meminjam surat suara, bilik suara, tempat pencoblosan dan  kotak suara dari KPU (Komisi Pemilihan Umum) setempat. Panitia juga menyediakan tinta sebagai bukti siswa, guru, dan karyawan sekolah telah melakukan pencoblosan surat suara. Pemilihan Ketua OSIS ini berlangsung tanggal 28 September 2016.
Kandidat Ketua OSIS telah dipilih sebelumnya berdasarkan voting di tiap kelas. Kandidat Ketua OSIS pun ditetapkan empat siswa, yaitu Maria Agatha dari kelas  XI MIPA, Windie Lisetyati (XI IPS), Yosef Bangun (X MIPA), dan Lugi Adi (X IPS). Sebelum pencoblosan, para kandidat Ketua OSIS diwajibkan menyampaikan visi-misi mereka di depan siswa dan para guru. Mereka mampu menyampaikan visi-misi mereka dengan percaya diri dan meyakinkan. Sebagian besar kandidat Ketua OSIS memiliki misi mengupayakan SMA PL Santo Lukas Pemalang lebih baik lagi dan menjaga kekompakan antar siswa.
Usai penyampaian visi-misi, tibalah waktu pencoblosan. Setiap pemilih tertib mengambil surat suara kemudian antri masuk ke bilik suara untuk melakukan pencoblosan surat suara. Surat suara dimasukkan ke kotak suara kemudian pemilih mengisi daftar hadir dan mencelupkan salah satu jari ke tinta sebagai bukti telah memilih. Usai  pencoblosan, penghitungan surat suara dilakukan di depan para siswa, guru, dan karyawan sekolah.
Dari hasil penghitungan surat suara, terpilih Maria Agatha sebagai Ketua OSIS periode 2016-2017. “Terima kasih atas kepercayaan para guru dan teman-teman yang telah memilih saya sebagai Ketua OSIS baru, ujar Maria Agatha dalam pidatonya di depan para siswa dan guru. Selanjutnya pidato singkat dari Ketua OSIS periode 2015-2016, Deborah Monika. Nantinya Maria Agatha bersama Ketua OSIS terpilih lainnya dari seluruh sekolah di Pemalang secara resmi akan dilantik oleh Bupati Pemalang, Bapak Junaedi.
Selamat untuk Maria Agatha semoga dapat menjalankan tugas sebagai Ketua OSIS dengan baik dan mampu membawa SMA PL Santo Lukas Pemalang lebih maju lagi. 
(Elisabeth Setiyaningsih, S.Pd)

Aneka Lomba BKSN di SMA PL St Lukas Pemalang


SMA PL Santo Lukas Pemalang menyelenggarakan  perayaan Bulan Kitab Suci Nasional 2016 dengan aneka lomba yang diikuti oleh seluruh siswa. Tema perayaan adalah “Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah”.  Lomba yang berlangsung  tanggal 20 September 2016 ini meliputi Lomba Membaca Kitab Suci, Cerdas Cermat tentang  Kitab Suci, dan Drama.  Acara berlangsung lancar walaupun dengan persiapan mepet.
Lomba pertama adalah Membaca Kitab Suci, yang wajib diikuti seluruh siswa beragama Katolik dan Kristen. Peserta lomba harus memilih satu ayat kitab suci yang telah disediakan  panitia untuk dibaca, yaitu: Lukas 4: 16-21, Kolose 3: 5-17, Kisah para Rasul 18: 1-8, dan Matius 5 : 13-16. Kriteria penilaian  meliputi: artikulasi vokal, suara,  intonasi, irama, penghayatan, dan penampilan. Juri lomba ini adalah Pak Andi, Bu Tika dan Bu Ana.
Lomba berikutnya adalah Cerdas Cermat. Lomba ini juga wajib diikuti siswa yang beragama Katolik dan Kristen. Tujuan lomba ini menguji pengetahuan siswa mengenai isi kitab suci. Setiap peserta wajib mengangkat tangan sebelum menjawab.  Pertanyaan dijawab secara berebut. Dalam lomba ini Bu Yani dan Bu Desi sebagai pemandu lomba. Lomba ini akhirnya dimenangkan oleh Maria Evelyne dari kelas X MIPA.
Lomba terakhir yaitu drama. Tema drama yang harus mereka tampilkan berkaitan dengan  “Kasih dalam Persaudaraan“.Kriteria lomba meliputi: kejelasan vokal, penguasaan panggung, ekspresi wajah, kesesuaian kostum/properti, dan kesesuaian drama dengan tema. Juri lomba ini adalah Bruder Heri, Bu Eli, dan Bu Puji.
Kelompok yang tampil pertama adalah Kelas X. Mereka menampilkan permasalahan kasus kekerasan di sekolah. Kelompok kedua dari kelas XI mengangkat permasalahan siswa beragama minoritas di sekolah. Kelompok terakhir dari kelas XII  menampilkan perdebatan antar siswa dalam rapat pembahasan study tour sekolah. Dalam lomba ini terlihat kelas XI paling mempersiapkan materi drama karena mereka mampu menampilkan drama dengan percaya diri dan terarah.
Perayaan BKSN diakhiri pengumuman hasil pemenang yang disampaikan  Bu Desi. Pemenang Lomba Membaca Kitab Suci adalah Maria Agatha (XI MIPA). Juara I, II dan III Lomba Drama dari kelas XI,  kelas XII, dan kelas X. Semoga acara BKSN berikutnya lebih meriah lagi!! (Tarmuji, XII MIPA)

 “Gerakan Alumni Mengajar” di SMP PL Ambarawa


Paguyuban Alumni Pangudi Luhur Ambarawa (PAPLA) mengadakan Gerakan Alumni Mengajar. Program ini diharapkan menjadi inspirasi bagi alumni PL yang lain demi mendukung program sekolah.
Seperti dikatakan Humas PAPLA, Andreas Slamet, gerakan ini murni karena kecintaan kepada almamater dan ternyata mendapat dukungan dari alumni dan sekolah. " Para alumnus sampai mengatri untuk dapat kesempatan mengajar adik kelasnya. Program ini dapat berjalan baik karena dukungan Kepala Sekolah," kata alumnus tahun 1984 ini.
Salah satu kegiatan yang aktif berjalan adalah berlatih musik angklung. Alumnus tahun 1966, Juwito merasa terpanggil untuk melestarikan dan mengajar angklung bagi siswa SMP PL Ambarawa. Bagi dia, mengajar merupakan panggilan hati yang tidak mengenal usia.
Kepala Sekolah Bruder Agustinus Mujiya FIC mengatakan merasa terbantu adanya program ini karena alumni mampu memberi motivasi, wawasan yang luas untuk anak-anak SMP PL Ambarawa. Program ini juga dapat menanamkan nilai-nilai handarbeni (rasa memiliki) sekolah. "Upaya berbagi  ini dapat mengembangkan bakat dan kemampuan siswa," ujar Bruder yang pernah menjadi Kepala Sekolah SMA PL Yosef dan SMA PL Sedayu ini.
Nah, bagaimana dengan sekolah PL yang lain ? (hans)


Bidik

Berkah Melimpah dari PL
            
            Menjadi guru di Pangudi Luhur memberikan berkah yang melimpah. Berkah itu  bukan hanya materi tetapi juga berupa kesehatan, keselamatan, pengetahuan yang berkembang dan bertambah saudara. Pandangan ini melekat pada seorang guru bernama lengkap FX Eka Wahyu WibawaLahir di Sleman, 22 Desember 1984Pak Eka at ini mengajar mata pelajaran Ekonomi di SMA PL “Santo Yusuf” Yogyakarta. Di sekolah ini ia mulai berkarya sejak tahun 2012. Menikah dengan Ertyn Tyas Prabandari, ia kini dikaruniai dua anak, Maria Regina Eka Tyas Ayu (Reta) dan Yohanes Aska Raditya Putra (Aska).
            Pak Eka mengenal Pangudi Luhur sejak SMP ketika ia menuntut studi di SMP PL Moyudan. Setelah itu ia melanjutkan ke SMA Negeri 2 Yogyakarta kemudian kuliah di Universitas Sanata Dharma dan menyelesaikannya dengan baik. Hobinya bermain sepak bola. Pak Eka dan keluarga saat ini tinggal  di Daratan 1, Sendang Arum, Minggir, Sleman, DIY. 
            Ketika ditanya harapannya untuk sekolah Pangudi Luhur, Pak Eka mengatakan semoga Pangudi Luhur selalu dapat melahirkan generasi muda cerdas dan berkarakter baik. (Agnesis)

Kebahagiaan Sebagai Pamong ASPI  

Memilih panggilan sebagai biarawati sejak kecil. Itulah yang dilakukan Suster Bibiana Tuto Unarajan, CB. Lahir di Jakarta 24 April 1981, Sr Bibi yang memiliki kekhasan gurat wajah kuat, bola mata hitam dan alis tebal sebagaimana orang Flores asli ini sehari-harinya adalah pamong di Asrama Putri SMA PL Van Lith.
Lahir di Jakarta 24 April 1981, Sr Bibi merupakan anak ke-2 dari 4 bersaudara pasangan Thomas Galot Unarajan (alm.)  dan Theresia Mua Namang  (58 thn). Sejak lahir hingga remaja ia hidup di Jakarta, mengikuti kepindahan orang tuanya.  Sr Bibi adalah alumnus SMEAK BPK Penabur Jakarta dan S-1 FKIP jurusan Bimbingan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
            Keluarga besarnya mayoritas beragama Katholik. Beberapa anggota keluarganya ada yang menjadi Bruder, Suster dan Romo, dan mereka sering berkunjung ke rumahnya. Kesan Bibiana kecil saat itu ….”mereka orang-orang yang sikapnya baik dan sayang dengan keluarga”. Hal inilah yang menginspirasinya untuk seperti mereka. Namun panggilan itu timbul-tenggelam.
Melalui pergulatan panjang akhirnya dia menemukan panggilan hidupnya. Ia mengikrarkan kaul kekal tahun 2009. Pengalaman berkarya di dunia pendidikan antara lain  di TK/ SD Tarakanita Solo Baru selama 3 tahun  dan di SMP Stella Duce 2 Yogya sebagai Koordinator Asrama dan Guru BK. Tahun 2013 sampai sekarang  tugas perutusannya beralih ke SMA PL Van Lith sebagai  pamong di Asrama Putri.
Pembawaannya yang santai, percaya diri, mudah bergaul dan sedikit kemayu, anak-anak Van Lith menyebutnya gokil. Justru itulah yang membuat  para guru tidak pakewuh kalau mau curhat  dengannya.
 Sr Bibi merasakan kebahagiaan ketika bisa membantu anak-anak Van Lith menghadapi permasalahan. Ia pun bisa belajar banyak hal dari mereka. Kejutan-kejutan  sebagai ungkapan kasih sayang mereka  sering dialaminya entah saat ulang tahunnya, Hari Valentine ataupun moment lain.  Sr Bibi juga bersyukur  melihat  perubahan ke arah yang lebih baik dari anak-anak asrama putri (ASPI).
Sr Bibi selalu berusaha memahami perubahan zaman, pola pikir, perubahan karakteristik anak generasi saat ini dan memadukannya dengan pendampingan yang sesuai dengan Visi, Misi dan Spiritualitas Van Lith. Ini dilakukannya bersama 2 suster rekan sejawatnya yaitu Sr Giovanni CB dan Sr Marianne CB.

Semangat ya  Ter……, tetaplah tersenyum manis dalam segala hal. (Nik)

Membangkitkan “Sang Naga” MBDS
         
  
Antonius Setiamurwadi, S.T., begitu nama lengkap alumnus SMP PL Domenico Savio ini. Ia adalah tokoh di balik kebangkitan dan prestasi MBDS (Marching Band Domenico Savio) belakangan ini. 
Selepas dari SMP PL Domsav, ia melanjutkan ke SMA Kolese Loyola setelah itu studi di Fakultas Teknik jurusan Teknik Arsitektur UNIKA (Universitas Katolik) Soegijopranoto Semarang hingga rampung untuk mewujudkan  cita-citanya menjadi arsitek 
Kebangkitan MBDS setelah mati suri selama sekitar 18 tahun tidak bisa dilepaskan dari peran Pak Anton. Selama bersekolah di Domsav (masuk 1987 lulus 1990), Pak Anton  adalah anak MBDS. Karena cintanya pada MBDS dan keinginannya memperkenalkan Marching Band pada putrinya, Axelandra Phuan Smara PSPak Anton memberanikan diri untuk membangkitkan kembali “Sang Naga” MBDS. 
Pak Anton menjelaskanmenjadi anggota marching band memiliki banyak manfaat, yakni belajar tentang kedisiplinan, mengatur waktu antara belajar dan berlatih, belajar bekerja sama, bertoleransi terhadap teman, rasa senasib sepenanggungan, pantang menyerah, dan yang paling penting adalah menggunakan otak kanan dan otak kiri secara bersamaan karena peserta marching band dituntut bermain musik sambil melakukan baris-berbaris dan gerakan display

Berkat ketekunan Pak Anton dalam mendampingi MBDS, maka begitu bangkit dari tidur panjangnya pada tahun 2015 yang lalu, MBDS langsung meraih Juara Umum dalam Hamengkubuwono Cup, Juara II Jateng Open 2015, dan meraih berbagai prestasi di Grand Prix Junior Band 2015. (rd)


Bersyukur,  Dijalani, dan Dinikmati
  
       
     “Menjadi guru Pangudi Luhur itu selalu belajar dari karakter siswa yang berbeda. Hal ini akan semakin memperkaya pengetahuan kita sebagai guru.” Begitu kata Christiana Retno Prasetyaningsih, Guru SMP PL Wedi, Klaten, saat ditemui Bianglala ketika mengikuti kegiatan Mind Map di SMA PL Yosef Surakarta, beberapa waktu lalu.  Bu Retno, begitu sapaan akrabnya, lahir di Brebes, 30 Desember 1979. Ia berkarya di YPL sejak 1 Juli 2004 dan ditempatkan di SMP PL Wedi, Klaten. Per 1 Juli 2016, ia dipercaya Yayasan sebagai Wakasek Kurikulum di sekolah ini.
            Bu Retno yang Guru Matematika ini adalah lulusan FKIP Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma  tahun 2003. Bersama suami, Mario Abiyoso, saat ini ia tinggal di Karanglo, Karang Dukuh, Jogonalan, Klaten.
Baginya, bekerja di Yayasan Pangudi Luhur adalah hal yang menyenangkan. Yang selalu menyemangatinya dalam bekerja adalah firman Tuhan yang menyatakan segala perkara dapat ditanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan. Semua yang ditekuni dalam pekerjaan hendaknya dilandasi dengan bersyukur,  dijalani, dan dinikmati. (Agnesis)

Kekurangan Bukan Halangan untuk Sukses

Ruang tamu rumah Daniel Suprih Mulyadi di kawasan Kelenteng Sam Poo Kong, Gedung Batu, Kota Semarang, kini telah menjadi toko yang khusus menjual model kit Gundam, tokoh animasi asal Jepang yang dipopulerkan Sunrise Studio sejak 1979. Aneka model action figure Gundam tertata rapi di rak-rak lemari kaca. Seorang anak muda siap melayani setiap pembeli yang mampir ke tokonya.
Anak muda itu tak lain Jonathan Chrisnanda, putra kedua Daniel Suprih. Karena  ketekunan dan kerja keras pemuda kelahiran Semarang 19 Mei 1983 itu, toko tersebut begitu laris.  Padahal, Jonathan memiliki kekurangan secara fisik. Dia tidak bisa mendengar alias tunarungu.
"Saya tunarungu sejak lahir. Kata orang tua, saya dulu lahir dengan cara divakum," ujarnya. Dengan dibantu adik kandungnya, Decky Chandra, toko yang diberi nama “Unicorn Toys and Hobby” itu hampir setiap hari ramai dikunjungi penggemar figur Gundam. Tidak hanya anak-anak dan remaja, tapi juga para orang tua yang sejak lama mengoleksi pernik-pernik tentang Gundam. 
"Tapi sebagian besar pembeli di sini adalah yang bertransaksi via Facebook dan Kaskus (situs jejaring sosial dan informasi Indonesia)," ujar Jonathan. Ia pantas bersyukur bisa dipertemukan dengan mainan robot berwujud Gundam. Berkat tokoh itu, dia bisa hidup mandiri, bahkan mampu membantu ekonomi orang tuanya.
Kemandirian itu telah dia mulai saat lulus dari SD Luar Biasa (SDLB) Widya Bhakti Semarang tahun 1999.Saat dia harus melanjutkan di SMP Luar Biasa Wonosobo, Jawa Tengah. Otomatis dia harus berpisah dengan orang tua dan saudara-saudaranya. "Saya harus tinggal di asrama sekolah itu," tutur pria yang tahun ini genap berusia 33 tahun itu.
Jonathan mulai mengenal sosok Gundam ketika masuk SLTA. Saat itu dia bersekolah di SMK PL Muntilan, Magelang. Dia dikenalkan oleh teman sebangkunya, Indra Pratama, yang memang memiliki banyak mainan mobile suit Gundam.
Jonathan menjadi tertarik dengan sosok Gundam karena bentuknya yang menarik. Apalagi dia kemudian tertantang untuk bisa merakit mainan itu. Jonathan lalu mencari berbagai referensi terkait Gundam. Setelah membaca dan melihat video Gundam, dia makin kepincut sehingga membeli model kit itu. Jonathan harus bersabar untuk mendapatkan Gundam yang pertama. Selama berbulan-bulan, dia harus menabung agar uangnya mencukupi untuk membeli mainan "mahal" itu.
"Banyak Gundam yang bagus tapi harganya sangat mahal. Saya nggak punya duit. Saya akhirnya beli RX-78-2 yang harganya murah," kenangnya. Harga Gundam yang dibeli Jonathan saat itu Rp 200 ribu di Yogya. Hingga kini, Gundam pertama itu tersimpan dengan baik sebagai koleksi pribadi. "Itu koleksi yang saya sayangi," kata dia. 
Lulus SMK, Jonathan melanjutkan kuliah di Universitas Dian Nuswantoro, Semarang. Sejak itu dia makin akrab dengan dunia internet. Bahkan, dia tertarik untuk mencoba peruntungan dengan berjualan via online. Barang yang dijual adalah mainan Gundam. Meski awalnya sempat bingung karena tak bisa berkomunikasi dengan lancar, dia tetap melakukan bisnis tersebut. "Saya tidak bisa mendengar perkataan orang, apalagi telepon. Saya hanya bisa SMS dan chatting," ujarnya.
Berbagai kesulitan harus dihadapi Jonathan ketika itu. Betapa tidak, dunia internet jarang sekali menggunakan bahasa Indonesia baku. Sementara dia tidak bisa memahami bahasa gaul para pengguna internet. "Dulu saya sering tidak paham. Pengaturan bahasa saya kacau sehingga buyer (pembeli) marah dan batal membeli," kenangnya.
Kini, setelah hampir 11 tahun berjualan Gundam, Jonathan sudah mencapai taraf kesuksesan. Omzet penjualan Gundam di Toko “Unicorn Toys and Hobby” saat ini mencapai ratusan juta rupiah per bulan. Dari usahanya itu, Jonathan bisa membantu ekonomi orang tuanya. Dia juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi beberapa orang untuk membantu bisnisnya setiap hari.
 "Kini cabang ‘Unicorn Toys and Hobby’ juga sudah ada di Yogya," tandas dia (Har-bs)
.
Orang Desa Jadi  Instruktur Nasional

Sungguh menyenangkan berbincang dengan Th Oky Andriani, guru Bahasa Inggris dan operator dapodik di SMA PL Santo Vincentius Giriwoyo ini. Orangnya ramah, supel dan ceria, begitu kesan pertama bertemu dia.
Banyak pengalaman kerja dalam hidupnya seperti pernah menjadi free time teacher  di CLT Unika (Universitas Katolik) Soegijapranata Semarang. Tidak mengherankan bila alumnus SMA PL Giriwoyo,  S1 dari Unnes dan S2 dari UNS ini mampu menembus menjadi Instruktur Nasional (IN) guru pembelajar Bahasa Inggris.  “ Atase wong ndeso iso dadi Instrukur Nasional,” komentar guru kelahiran Jakarta, 4 Oktober 1985 ini.
Wanita berhobi watching Korean Series dan listening music ini memiliki kesan tersendiri bekerja di YPL (Yayasan Pangudi Luhur) yakni challenging but interesting ( menantang tetapi menarik) karena realitanya banyak tantangan dalam mendidik peserta didik. Banyak pengalaman ditemuinya dalam mendampingi siswa dalam bidang akademik maupun non akademik. Bu Oky berusaha senantiasa belajar memahami kebutuhan anak dan membimbing mereka agar memiliki karakter yang baik. “ Murid sebaiknya tidak hanya pandai secara akademis saja,” tegas istri dari Matheus Dwi Pramono dan ibu dari Felicia Mathilda Pramono yang tinggal di Sendang, RT 01 RW 08 Watuagung, Baturetno, ini.
Bekerja di almamater tentu menumbuhkan harapan yang tinggi bagi Bu Oky. Bahwa kaum muda terutama yang berasal dari desa dapat belajar seperti anak kota sehingga makin banyak anak desa yang kuliah dan kemudian bekerja memajukan desanya.   
“ Lompati tantangan dan hadapi sehingga tujuan tercapai,” begitu pesan Bu Oky yang memiliki motto ‘banyak tantangan dalam mencapai tujuan, namun jangan menyerah’ ini. (hans)


“Segala Sesuatu Ada Saatnya”

Pembaca setia Bianglala tentu sering membaca tulisan Agustinus Heruwanto, guru SMA PL Santo Yosef Surakarta ini. Kebanyakan karyanya adalah puisi dan kadang-kadang opini. Apa saja yang menarik dari sosok penulis aktif dengan berbagai ide dan gagasan ini ?
 Guru kelahiran Magelang 6 Juni 1971 ini dikenal pribadi yang ramah dan ulet. Sangat mempercayai dan yakin bahwa “ segala sesuatu ada saatnya ” (Pengkhotbah 3). Berbagai kegiatan diikutinya termasuk program dari Yayasan, aktif pula di perkoperasian CU (Credit Unit) PL Kasih. Maka tidak salah bila oleh YPL ia diserahi tanggung-jawab sebagai Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan di SMA PL Yosef.
Pak Heru masuk menjadi ‘warga’ YPL  tahun 1997 dan ditempatkan di Solo. Ia adalah alumnus pendidikan Sejarah IKIP  (sekarang UNNES) Semarang.  Ia merasa berkesan bekerja di YPL karena dapat belajar memaknai kehidupan. “ Saya berharap YPL semakin banyak menyapa guru dan karyawannya,” ucap lulusan terakhir SPG (sebelum berubah menjadi SMA) Pangudi Luhur Don Bosko ini. Suami dari Anna Dwi Ventri dan bapak dari 3 anak Albertus Eka, Agatha Putri dan Angela Sekar ini pernah mengajar di SMP Kebon Dalem Semarang.
Pengalaman berkesan sebagai guru adalah saat bisa menjadi tempat curhat peserta didik dengan segala persoalannya. Sampai saat ini bersama keluarga tinggal di Pondok Baru Permai Blok i/37, Gentan RT 06 RW 12, Baki, Sukoharjo.(hans) 


Memberi Nuansa Musik di Sekolah


Sepuluh tahun bergabung di SD PL “St Ignatius“ Muntilan sebagai guru musik, Pak Enteng Sarono Wincono tentu turut berperan bagi kemajuan sekolahnya khususnya di bidang seni musik. Meski sebagai tenaga honorer, peran utamanya akan nampak  di saat-saat moment pementasan  musik anak-anak SD PL Muntilan, misalnya penutupan  tahun ajaran, BKSN (Bulan Kitab Suci Nasional), Peringatan Hari Pelindung Sekolah, dan lain-lain.
Kesabaran, punya komitmen terhadap pendidikan dan menyukai anak-anak menjadi modal bagi Pak Enteng hingga bertahan sampai saat ini di SD PL. Pelajaran musik dasar mengenalkan diatonik diberikannya kepada murid-murid mulai kelas 1, 2 dan 3 lalu step by step anak-anak yang berbakat mulai nampak.  Anak-anak kelas 5 dan 6 yang berbakat musik biasanya  sudah layak tampil di panggung.
Menurut Pak Enteng anak-anak adalah aset negeri, dibutuhkan ketelatenan untuk mengolah bakat mereka. Ada beberapa anak berbakat namun orang tua tak mampu memfasilitasi, sementara di sisi lain ada fasilitas alat musik di rumah namun kurang ada spirit dan bakat dalam bermusik. Idealnya memang ada bakat, fasilitas plus semangat dalam bermusik. Hal-hal yang kontradiktif ini banyak terjadi di segala bidang.
Dari hasil pernikahannya dengan Ibu Muriyatik, Pak Enteng yang kelahiran Medan 4  Agustus  1965 ini memiliki satu putri semata wayang Murent Setyowati yang telah memberinya seorang cucu. Selain mengajar musik, kesibukan Pak Enteng lainnya adalah memberi les privat musik kepada anak-anak di luar jam-jam sekolah.
Pak Enteng merasa senang menjadi bagian dari keluarga besar SD PL Muntilan. Diterima dengan baik oleh Kepala Sekolah,  rekan guru dan murid-muridnya adalah kebahagiaan yang mampu mengisi kehidupannya. Bahkan sekolah memfasilitasinya dengan membangun ruang musik demi pelajaran yang diampunya. Meskipun sederhana namun ruang musik menjadi  bagian penting sekolah yang akan menjadi wahana anak-anak untuk mengembangkan dirinya. (Nik)

Percik
Menyisihkan Hari Khusus untuk Tuhan
Oleh: I Wawang Setyawan, S.S. *)

A
ku mempunyai seorang adik, Bayu namanya. Setiap hari Minggu seringkali aku harus uring-uringan dengannya karena betapa sulitnya mengajaknya pergi ke gereja. Ada saja alasan utuk menghindar pergi ke gereja. Bapak ibu pun seringkali tak mempan  membujuknya. Sejak bangun tidur di hari Minggu yang ditujunya adalah menyetel TV dan kemudian asyik melihat film kartun sampai siang hari.
Pada hari Minggu umat Kristiani wajib berhimpun untuk Perayaan Ekaristi atau Perayaan Sabda, demikian ditegaskan dalam KHK. 1247-1248. Kebiasaan ini didasarkan pada tradisi para rasul yang berpangkal pada Hari Kebangkitan Kristus sendiri sebagaimana diwartakan dalam Injil (lih. Mat 28:1; Mrk 16:1; Luk 24:1; Yoh 20:1). Pada hari Minggu inilah Gereja berkumpul untuk “merayakan misteri Paskah” (lih. CD 15) yakni mengenangkan sengsara, wafat, kebangkitan, dan kemuliaan Tuhan Yesus.
Dalam Sepuluh Perintah Allah ketiga dikatakan, “Kuduskanlah hari Tuhan” atau lihat pula Kesepuluh Firman “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat” (Kel 20:8; Ul 5:12). Allah mengajak umat Perjanjian Lama atau umat Israel untuk mengkhususkan satu hari bagi Tuhan yaitu hari Sabat, di mana pada hari itu seluruh umat diajak berhenti bekerja dan meluangkan waktu untuk memuji Tuhan, Allah mereka.
Demikian juga dalam Lima Perintah Gereja yang kedua ditegaskan, “Ikutlah Perayaan Ekaristi pada hari Minggu dan hari raya yang diwajibkan dan janganlah melakukan pekerjaan yang dilarang pada hari itu.” Perintah ini lugas dan jelas, yang mana umat Kristiani diwajibkan datang ke gereja pada hari Minggu untuk mengikuti Perayaan Ekaristi atau Perayaan Sabda. Namun pada kenyataannya, banyak di antara kita yang belum menyadari hal ini sepenuhnya. Hanya karena alasan sepele yang sebenarnya dapat ditangguhkan cukup membuat kita mangkir dari kewajiban untuk pergi ke gereja.
Tuhan sudah memberikan kepada kita enam hari lamanya untuk bekerja dan meminta satu hari khusus untuk-Nya. Tuhan sudah begitu bermurah hati memberikan kepada kita kelimpahan dan kelancaran dalam mencari rejeki, kesehatan yang baik, keluarga yang rukun, anak-anak yang manis, prestasi kerja yang baik, keselamatan di mana pun kita berada, dan seterusnya. Karena itu dituntut dari kita ucapan syukur dan pujian atas kebaikan-Nya dalam dan melalui Perayaan Ekaristi bersama seluruh umat. Masak sih menyisihkan waktu barang satu jam sampai satu setengah jam di hari Minggu saja kita masih tidak sempat?
Yesus memberikan teladan pada kita agar kita rajin mengikuti Perayaan Ekaristi, “Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat,” (Luk 4:16). Pergi ke rumah ibadat pada hari Sabat adalah kebiasaan Yesus. Artinya suatu hal yang seringkali dilakukan-Nya. Bagaimana dengan kita?
Cukup banyak di antara kita yang menganggap bahwa Perayaan Ekaristi adalah perayaan yang membosankan yang hanya begitu-begitu saja sejak dahulu kala. Sebuah perayaan yang tidak menarik dan menjenuhkan. Akhirnya mengikuti Perayaan Ekaristi adalah suatu beban bahkan paksaan. Perayaan Ekaristi hanya sebatas seremonial semata dan akhirnya jatuh pada sikap formalitas saja. Maka tidak mengherankan jika kita tidak memperoleh apa-apa dari perayaan tersebut. Lebih daripada itu cukup banyak umat yang seringkali terlambat datang dan pulang lebih awal. Mereka tidak menyadari bahwa kehadiran Kristus bukan hanya pada saat konsekrasi saja, tapi mulai dari awal sampai akhir dan juga dalam seluruh peserta yang hadir bukan hanya pada diri pelayan saja (lih. SC 7).
Perayaan Ekaristi adalah sakramen utama, “sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani” (LG 11; lih. SC 10; CD 30; AG 9) bahkan dikatakan bahwa “sakramen-sakramen lainnya berhubungan erat dengan Ekaristi dan terarah kepadanya” (PO 5; lih. UR 22).
Marilah kita bertekad untuk datang ke gereja pada hari Minggu guna merayakan Ekaristi. Ekaristi adalah santapan rohani bagi kita, kalau kita enggan untuk mengikuti Perayaan Ekaristi kehidupan rohani kita pun akan kering. Selagi kita diberi kesempatan dan kesehatan badan yang memungkinkan kita hadir di gereja, datang dan hadirilah dengan sepenuh hati untuk memuliakan Tuhan serta menyambut Tubuh dan Darah-Nya dalam rupa Komuni Suci. Dengan demikian niscaya hidup kita akan lebih baik dan rahmat Tuhan berlimpah-limpah atas diri kita. U
*) Penulis adalah Guru Religiositas di SMP Pangudi Luhur Bayat 

Segar

Kenikmatan dan Bahaya Kopi

Satu milenium silam, di pegunungan Afrika, sekawanan kambing terjaga semalaman dan mengembek terus-menerus setelah makan biji kopi merah. Sang penggembala memeriksa mengapa itu terjadi dan menemukan penyebabnya : kambing-kambing itu memakan biji  kopi saat digembalakan. Sejak itulah manfaat dan bahaya kopi mulai dikembangkan dan diteliti terus-menerus  hingga saat ini.
Kopi merupakan minuman yang telah mendunia, dari warung angkringan di pelosok desa hingga kafé-kafé di kota yang menyediakan Starbucks coffe, kedai kopi terkenal dari Amerika. Berbagai varian kopi, misalnya Arabica asal Afrika, Robusta yang umum di Indonesia, Kopi Luwak Indonesia, Kopi Toraja,  Kopi Colombia, Kopi Liberia, adalah nama-nama kopi yang dikenal para Coffee Lovers.  
Kafein bekerja dalam tubuh dengan mengambil alih reseptor adenosine dalam sel syaraf yang akan memacu produksi hormon adrenalin. Di dalam kopi terkandung  zat kafein, yang merupakan senyawa kimia alkaloid,  dikenal sebagai trimetil santin dengan rumus molekul C8 H10 N4O2. Jumlah kandungan cafein dalam kopi adalah 1-1,5%,  sedangkan pada teh 1- 4,8%.

Manfaat Kopi
Dalam dunia kedokteran, kafein sering digunakan sebagai perangsang kerja jantung dan meningkatkan produksi urin. Pada  dosis yang rendah kafein dapat berfungsi sebagai bahan pembangkit stamina dan penghilang rasa sakit. Sementara itu kafein akan memblokir/menghambat fungsi adenosine yang menyebabkan  tubuh tidak lagi mengantuk, malah sebaliknya,  muncul perasaan segar, sedikit gembira, mata terbuka lebar, jantung berdetak lebih kencang, tekanan darah naik, otot-otot berkonstraksi dan organ hati akan melepas glukosa ke aliran darah yang akan membentuk energi ekstra. Itulah sebabnya berbagai jenis minuman pembangkit stamina umumnya mengandung kafein sebagai bahan utamanya.
Studi membuktikan, kita bisa mendapatkan antioksidan dari kopi, cukup satu atau dua cangkir kopi sehari. Pada dosis sedang yang setara dengan satu hingga dua cangkir kopi mampu meredakan rasa sakit di otot setelah olah raga,

Bahaya Kopi
Selain manfaatnya bagi kesehatan ternyata kopi juga memberikan kerugian. Salah satunya adalah efek ketergantungan. Minum kopi ternyata dapat meningkatkan resiko terkena stroke. Sebuah penelitian yang dimuat dalam Journal of Neurology  menyimpulkan, minum lebih dari 5 gelas kopi per hari akan meningkatkan resiko terjadinya kerusakan pada dinding pembuluh darah. Cafein juga dapat menyebabkan insomnia (sulit tidur), mudah gugup, sakit kepala, merasa tegang dan cepat marah. Pada wanita hamil disarankan tidak sering mengkonsumsi kopi dan makanan yang mengandung  kafein karena dapat meningkatkan denyut jantung, kemudian memasuki  plasenta dan mempengaruhi sirkulasi darah janin. Dampak terburuknya, bisa menyebabkan keguguran.

Kopi nikmat
Kopi yang bagus tergantung pada suhu air  dan peracikannya.Jika ingin kopi bercita rasa nikmat, maka yang paling menentukan adalah proses pemanasan atau suhu airnya saat meracik. Selama pemanasan, minyak yang tersimpan dalam biji kopi akan ke luar. Makin banyak minyak ini ke luar, makin kuat rasa kopinya. Munculnya kandungan kafein tergantung pada suhu dan lamanya air berada di bagian dasar. Pemanasan yang makin lama juga menghasilkan kafein makin banyak.
Suhu optimum untuk peracikannya adalah  90 - 96oC, suhu yang terlalu panas akan membuat kopi terasa pahit. Tunggu sesaat dan pastikan untuk menjaga temperatur kopi pada suhu antara 80 hingga 85OC  supaya bisa merasakan nikmat dan  kesegaran kopi. Jika  menggunakan pemanas elektrik, pastikan jangan pernah menyeduh atau memanaskan kopi lebih dari 15 menit.

Macam Olahan kopi
  1. Kopi Espresso
Seringkali disebut “shot” karena kopi ini berasal dari proses menekan kopi giling. Secangkir espresso bisa Anda nikmati dengan menekan bubuk kopi di dalam “portafilter” yang kemudian menghasilkan air kopi yang hitam pekat dengan aroma yang amat kuat. Penyajiannya murni hanya seduhan kopi giling dan sedikit air mendidih tanpa tambahan pemanis, susu, maupun krimer. Kopi ini sangat  populer di kalangan orang-orang  Eropa.
  1. Kopi Americano
Ini adalah espresso yang dicampur dengan air panas sehingga menghasilkan kopi yang tidak terlalu pekat.

  1. Kopi Cappucino 
Ini merupakan campuran espresso, susu, dan busa susu. Komposisi untuk menciptakan secangkir cappucino yang nikmat adalah kombinasi espresso berkualitas baik dan susu panas dengan busa susu yang ditambahkan di atasnya. Minuman kopi yang berawal dari Italia ini biasanya dinikmati pada pagi hari

  1. Kopi Latte.
Banyak orang yang kurang bisa membedakan antara cappucino dan latte karena kedua jenis minuman kopi ini memiliki bahan dasar yang sama yaitu espresso dan susu. Yang membedakan adalah komposisi susu dan kopi pada latte adalah 3:1 sehingga cita rasa susu pada minuman kopi ini lebih terasa. Selain itu, lapisan busa pada latte juga terlihat tipis. Bagi yang tidak ingin minum kopi yang terlalu tinggi kadar kopinya, jenis kopi latte bisa dijadikan pilihan. Terlebih kopi latte kini punya banyak rasa yang bisa dicoba seperti vanilla, caramel, hazelnut, peppermint, almond, dan kayu manis.

  1. Kopi Moka 
Ini kopi hasil campuran espresso, susu, dan cokelat. Yang unik dari minuman ini adalah tambahan cokelat sehingga aroma kopi menjadi berbaur dengan aroma cokelat yang nikmat.

  1. Kopi Frappe
Adalah minuman es kopi yang dibuat dari kopi instan. Cara membuat frappe sangat mudah, hanya dengan mencampur kopi instan, gula, dan air yang dikocok atau di-blend sehingga membentuk busa. Tuangkan frappe ke dalam gelas panjang yang sudah diberi air dingin, es batu, dan susu lalu lengkapi dengan sedotan untuk menikmati lezatnya minuman es kopi yang satu ini. Frappe sangat cocok Anda minum di siang hari ketika cuaca sedang panas.

-          Nik (Dari berbagai Sumber) 



Ekspresi
Senyum Dibalik Payung Merah
Cerpen : B. Sekar Pertiwi *)

Angin malam yang dingin menerpa wajahku membuat otot-otot membeku.  Satu demi satu titik air hujan menampar pipiku melunturkan bedak yang sengaja kupoles menutupi wajahku yang polos.  Tepat di malam sunyi bulan Oktober hujan pertama turun.
Naskah berita yang berbelit-belit membuatku kesulitan mengedit.  Padahal aku harus mengumpulkan hari ini untuk dicetak di koran esok hari.  Aku terpaksa melembur hingga malam.  Kini sang waktu menunjukkan pukul 22.16 dan aku baru bisa pulang.
Ini sudah lewat dua jam dari jam biasa aku pulang.  Kuharap angkutan umum yang biasa membawaku sampai ke kos-kosan masih melintas di simpang tiga.  Aku ingin segera menuju persimpangan itu, namun hujan malah menahanku di sini, di depan kantorku yang sepi.
Oh, sial, mengapa kutinggal payungku di kos-kosan?  Aku tak mungkin nekat menembus hujan karena tasku berisi dokumen penting dan laptop tersayang yang telah menemani aku menulis selama bertahun-tahun.
Mujurnya gadis itu datang.  Gadis pembawa payung itu biasa dikenal dengan Yum Ojek Payung.  Sudah lima tahun ini dia muncul di musim-musim hujan bersama payung merah lusuhnya.  Kepada orang-orang sial sepertiku yang tercegat hujan ia menawarkan jasa payung raksasanya.
“Yum!” seruku memanggilnya.  Ia menoleh, tersenyum lebar, dan berlari kecil menghampiriku.
“Malam, Mbak Reporter,” sapanya. “Butuh diantar?”
Aku sudah akrab dengannya.  Sudah puluhan kali aku menggunakan jasanya pada kondisi-kondisi mendesak seperti ini.
“Gimana, Yum?  Banyak yang kau payungi hari ini?” tanyaku ramah sambil menyelaraskan langkah dengan ayunan kaki kecilnya.
“Baru saja hujan, Mbak.  Jadi, Mbak penglarisnya, nih,” kata Yum ceria.
“Wah, penglaris boleh gratis dong?” godaku.
“Yah, kok gitu Mbak,” katanya mengerucutkan bibir.  Tentu aku tidak bersungguh-sungguh dengan itu.  Aku malah selalu memberinya tips lebih.
Aku kasihan sekali pada Yum.  Kutaksir umurnya sekitar lima belas tahun.  Masih gadis belia.  Tapi, ia sudah harus menanggung beban berat di pundaknya.  Ia masih harus membiayai dua adiknya.  Ibunya hanyalah seorang buruh cuci.  Jangan tanya ayahnya, lelaki yang seakan tidak pernah ada di hidup Yum.  Hanya lelaki hidung belang yang menghamili anak orang lalu kabur mencari mangsa lain.
Aku hanya heran, ia selalu menawarkan jasanya dengan ceria.  Senyum itu sudah jadi ciri khas yang melekat di wajahnya.  Lesung pipi di kedua pipinya selalu terbayang di mimpiku.  Ia sangat manis.  Ia tidak pernah mengeluh.
Bahkan, saat kutanyai apakah ia kesulitan menghadapi pekerjaannya, ia selalu menjawab santai, “Namanya juga usaha, Mbak.  Harus tulus dan ceria.  Toh, yang aku kerjakan ini halal, pasti diberkahi Allah.”
Duh, gila.  Masih muda begini, semangat hidupnya tinggi juga.  Aku terkadang prihatin melihat diriku sendiri yang sedikit-sedikit mengeluh, capek, patah semangat, dan tidak mood.  Aku sebagai orang dewasa, kalah sama bocah cilik!

Malam ini sangat dingin.  Sejak sore mendung sudah menggelayut di langit.  Aku pastikan malam ini hujan turun lebih deras dari malam sebelumnya.  Beruntung aku akan dijemput temanku malam ini.
Begitu keluar dari kantor, benar saja hujan sudah menghadang.  Suaranya membentur aspal begitu keras bergemuruh.  Saking lebatnya hujan, pandangan hanya sampai sekitar lima meter ke depan.  Bahkan berkendara dengan kecepatan di bawah 20 km/jam dalam kondisi seperti ini perlu kewaspadaan tingkat tinggi.
Mobil sedan biru sudah menungguku.  Temanku mengklakson dua kali untuk memastikan aku menyadari kehadirannya.  Aku segera berlari menuju mobil dan buru-buru masuk.
“Gila hujannya! Dari tadi nggak mereda sedikit pun,” keluh temanku di balik kemudinya.  “Ngeri gue waktu nyetir di jalan tadi.”
“Sorry, ya gue ngrepotin,” kataku merasa tidak enak.
“Halah, nggak  papa kali.  Gue sekalian mau pulang juga kok,” jawabnya tenang.
Mobil meluncur pelan meninggalkan kantorku.  Di kejauhan aku melihat payung merah bergerilya di tengah hujan.  Ah, itu pasti Yum.  Nekat sekali dia, di tengah hujan deras berangin seperti ini dia masih setia menawarkan jasanya.
Di persimpangan, lampu merah menyala.  Mobil yang kutumpangi berhenti.  Kulihat Yum melintas di dekat mobil.  Aku membuka kaca sedikit dan memanggilnya.
“Yum! Pulanglah! Hujan terlalu deras.  Nanti kamu malah sakit,” nasihatku padanya.  Aku benar-benar tak tega melihatnya terguyur hujan begitu.
Nggak papa kok, Mbak.  Aku harus cari duit, Ibu lagi nggak dapat titipan cucian.  Kalau aku nggak  ngojek, besok adikku makan apa?” kata Yum.  Senyum itu.  Masih saja ia menjawabku dengan santai, seolah hujan begini deras hanya permainan ciprat-cipratan air di pinggir sungai.
“Hati-hati lho Yum.  Jangan terlalu memaksakan diri,” pesanku untuk terakhir kalinya malam itu.  Lampu hijau sudah menyala.  Mobil meluncur menembus hujan hingga membawaku sampai ke kos-kosanku yang hangat.
Sudah pertengahan April, namun musim hujan masih berlanjut dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir.  Malam ini pun hujan.  Memang tidak sederas malam-malam sebelumnya.  Tapi cukup untuk menahanku di sini, tanpa payung.  Lagi-lagi aku lupa.
Aku menengok kanan-kiri.  Mana Yum?  Akhir-akhir ini aku jarang sekali melihat ia berlari-lari kecil dengan payung merahnya yang kumal.  Entah apakah ia sudah menemukan tempat ngojek yang lebih strategis atau ada masalah apa yang menimpanya.  Padahal, aku sangat berharap bisa sering melihat senyumnya di malam-malam hujan seperti ini.
Nah, itu dia!  Syukurlah dia datang.  Kuperhatikan langkahnya agak lemas kali ini.  Apa mungkin ia sakit?
“Halo, Yum!  Sudah laku banyak?” sapaku seperti biasa.
“Ya, lumayan, Mbak,” jawabnya dengan senyum.  Tiba-tiba dia terbatuk-batuk.  Aku kaget.
“Lho, kamu sakit, Yum?” tanyaku khawatir.
“Cuma batuk sedikit, Mbak. Paling nanti minum kencur sembuh,” jawab Yum.
“Kok kamu sekarang jarang kelihatan sih, Yum? Aku kangen lho,” kataku.
“Ah, Mbak bisa saja,” ia tersipu malu, “Agak sibuk sedikit sekarang.”
“Oh, begitu?  Selamat dong.  Tapi jangan sampai kecapekan.  Nanti malah sakit. Musim hujan kan rawan sakit.  Tuh, kamu sekarang sudah mulai batuk,” kataku lagi.
“Iya, Mbak.  Aku kuat kok!  Kemarin sempat sakit sedikit.  Tapi sudah sembuh,” jawab Yum.
“Nah, kan apalagi sempat sakit.  Pantas kamu jarang kelihatan.  Apa nggak sebaiknya kamu berhenti dulu sementara?  Setidaknya sampai batukmu sembuh.  Bahaya lho, nanti bisa jadi bronkhitis.” Kataku lagi.
“Bronkhitis itu apa, Mbak?” tanyanya was-was.  Waduh, polos sekali gadis ini.  Ia harus segera diberi tahu supaya dia bisa pintar-pintar jaga kesehatan.
“Bronkhitis itu radang paru-paru.  Paru-parumu sakit.  Kalau terlalu sering kedinginan kamu bisa kena penyakit ini.  Sembuhnya susah.  Biaya berobatnya mahal,” jelasku.  Dia manggut-manggut. 
Batuknya makin parah.  Ia sampai terbungkuk-bungkuk. Kutepuk-tepuk punggungnya.  Lho, kok badannya panas?
“Lho, Yum, kamu demam?” tanyaku panik.  Kupegang keningnya.  Ya Allah! Panas sekali!
“Haduh, kamu harus cepat pulang, ganti baju, dan istirahat, Yum.” Kataku buru-buru.
Nggak papa kok, Mbak.  Sebentar lagi aku pulang.  Tanggung, masih ada yang butuh ojek,” jawabnya melemah.
“Eh, jangan gitu, Yum, nanti...” kata-kataku terpotong karena Yum keburu ambruk.  Bayangkan, jatuh lemas di trotoar di tengah guyuran hujan!  Aku benar-benar panik dan teriak minta tolong.  Seketika orang-orang mengerumuni aku.  Untung ada bapak supir angkot yang mengenalnya dan bisa mengantarnya pulang.  Aku ikut mengantar.
Ibunya sangat khawatir melihat kondisi anaknya.  Cepat-cepat Yum dibawa masuk dan dirawat.
“Terima kasih banyak, Mbak, Yum sudah diantar.  Dia dibilangin susah.  Sudah dilarang, malah bilang ‘kasihan adik, Bu’.  Akhirnya begini deh.” Tutur ibu Yum menahan tangis.  Aku segera berpamitan dan mendoakan agar Yum cepat pulih.


Memang dasar, Yum.  Antara mental baja dan keras kepala.  Baru seminggu lalu ia ambruk di jalan, kulihat dia sudah mulai kerja lagi.  Gila benar!  Aku mengintip dari jendela kantor.  Ia mondar-mandir terus mengantar orang-orang.  Sesekali ia terhenti karena batuk-batuk.  Tapi, memang harus kuacungi jempol, habis batuk dia bisa kembali senyum dan menyapa ramah orang-orang yang butuh jasanya.
Aku mengembalikan perhatianku ke pekerjaanku.  Ini tulisan pertamaku yang mengulas tokoh inspiratif.  Biasanya aku hanya menulis berita dan berita.  “Payung Merah di Tengah Hujan Kota” itu judulnya.  Tentu saja isinya tentang Yum.  Aku ingin semua orang tahu perjuangannya melawan derasnya hujan dan badai kehidupan.  Kisah Yum ini bisa dijadikan teladan dalam menghadapi permasalahan-permasalahan hidup yang sebenarnya sepele tapi bisa bikin uring-uringan sepanjang hari. 
Belum lama aku selesai mengetik tulisanku, di luar sudah sangat ramai.  Seisi kantorku juga ikut ribut.  Berkali kudengar kata “payung merah”, “ojek payung”, dan “iya, sama mobil” berseliweran di kupingku. Jangan-jangan...
Aku menghambur ke halaman kantor.  Pandanganku nanar.  Sungguh pilu sekali nasib Yum.  Ia hidup dari hujan dan hidupnya berakhir di tengah hujan.  Kata ibu penjaga warung kopi di seberang, Yum batuk-batuk hebat di tengah jalan.  Lalu pengemudi mobil yang lewat tidak sempat mengerem dan tabrakan tidak terelakkan.
Darah merembes menyatu dengan merahnya payung.  Pekat.  Payung itu seakan semakin merah dan merah membuat mata sakit.  Di sampingnya tergeletak Yum dengan senyum manis terukir di wajahnya.  Senyum yang tulus dan menutupi banyak luka.
Aku segera mencatat judul baru untuk tulisanku, “Duka untuk Senyum di Balik Payung Merah”.
*) siswa SMA PL Van Lith Muntilan
Melongok

Full Day School di Sekolah-Sekolah PL

Beberapa waktu lalu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) yang baru, Prof Dr Muhadjir Effendy mengemukakan gagasan tentang full day school atau sekolah sehari penuh. Program tersebut direncanakan akan diterapkan dijenjang pendidikan dasar, yaitu SD dan SMP baik negeri maupun swasta.
Untuk lebih memahami tentang konsep full day school, Mendikbud mengatakan, "dengan sistem full day school ini, secara perlahan anak didik akan terbangun karakternya dan tidak menjadi 'liar' di luar sekolah ketika orangtua mereka masih belum pulang dari kerja." (http://www.pendidikanindonesia.com).
Konsep full day school, tambah Mendikbud, diterapkan dengan proses pembelajaran formal setengah hari, kemudian di jam berikutnya dapat diisi dengan ekstrakurikuler. Dengan full day school, siswa juga akan libur pada Sabtu dan Minggu sehingga mereka dapat menghabiskan waktu bersama keluarga.
Jika kita menyimak pemaparan di atas, sebenarnya konsep full day school bukanlah konsep yang benar-benar baru. Beberapa sekolah terlebih yang sudah menerapkan sistem 5 hari sekolah sudah menerapkan sistem pembelajaran yang dimaksud. Siswa belajar secara formal setengah hari kemudian dilanjutkan dengan mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler.
Kita ambil contoh sejak tahun 2015/2016, Provinsi Jawa Tengah melakukan uji coba program lima hari sekolah untuk sekolah menengah atas, baik SMA maupun SMK. Pro dan kontra di kalangan para guru, praktisi pendidikan,  para siswa, dan orang tua tentang kegiatan ini pun masih terjadi.
Menurut M Nurcholis Madjid, anggota Komisi IV DPRD Klaten (baca:www.korangsolo.co/2016/04/2) banyak keluhan dari masyarakat terutama orang tua murid. Menurut orang tua murid, anak-anak mereka mengalami kelelahan setelah mengikuti KBM.
Bagaimana dengan sekolah-sekolah Pangudi Luhur? Meskipun tidak secara resmi mengikuti program lima hari sekolah, terutama untuk sekolah-sekolah Pangudi Luhur di Jawa Tengah, pada kenyataannya beberapa sekolah telah menerapkan program full day school.

SMK PL Leonardo Klaten  
            Dalam kunjungan kerjanya di beberapa sekolah di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah, Mendikbud berkesempatan mengunjungi SMK PL Leonardo Klaten di Jl Wahidin Sudiro Husada. SMK PL Leonardo merupakan salah satu SMK Favorit di Klaten. Dengan pembatasan daya tampung, anak-anak yang memang berminat masuk SMK ini  berkompetisi untuk bisa mendapatkan tiket sekolah di SMK PL Leonardo.
Menurut Mendikbud, SMK PL Leonardo adalah salah satu contoh sekolah yang sudah menerapkan sistem full day school. Dalam kunjungan tersebut, Mendikbud Muhadjir Effendy bersama rombongan berkesempatan menyaksikan para siswa Mekanika sedang mengerjakan tugas  praktik. Tugas praktik tersebut biasanya dilaksanakan  hingga pukul 16.30 WIB.

SMP PL Domenico Savio
            Sekolah ini memang tidak secara eksplisit menerapkan sistem full day school.  Kegiatan  pembelajaran secara formal berlangsung mulai pukul 06.25 s.d. 13.25. Setelah kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan berbagai kegiatan ekstrakurikuler sampai dengan pukul 16.30. 
            Beberapa bidang kegiatan ekstra seperti basket, sepak bola, Domsav Choir, dan Marching Band bahkan memiliki program kegiatan yang lebih padat terutama jika menghadapi lomba. Anak-anak MBDS (Marching Band Domenico Savio) bahkan merelakan beberapa hari Sabtu – Minggu (5 kali) untuk menginap di sekolah. Kegiatan ini diberi nama Band Camp. Kegiatan Band Camp diselenggarakan untuk mempersiapkan anak-anak dalam ajang Grand Prix Junior Band, November 2016 di Cibubur, Jakarta. 

SMA PL Van Lith
            Saat saya berdiskusi dengan guru SMA PL Van Lith tentang full day school, sekolah ini tidak menerapkan sistem full day school. Pembelajaran dimulai pukul 07.00 dan berakhir pukul 13.45. Setelah itu anak-anak kembali ke asrama. Pada sore harinya pukul 15.30-17.00 anak-anak yang tergabung dalam ekstra tertentu (sesuai jadwal) akan masuk lagi ke sekolah untuk mengikuti kegiatan ekstra.
Adapun jadwal kegiatan ekstra tersebut hari Senin Humaniora untuk kelas X dan XI sedangkan kelas XII pengayaan. Hari Selasa Sidang Akademik, hari Rabu Kristianitas dan Wawasan Kebangsaan, Kamis eksplor dan hari Jumat, Humaniora. Selain itu pada hari Minggu dijadwalkan ada kegiatan ekstra Pramuka dan PIA.  
            Sebagai sekolah berasrama, meskipun secara formal proses pembelajaran intra dan ekstra berlangsung seperti sekolah-sekolah pada umumnya, namun pendidikan karakter, kecakapan hidup, dan lain-lain tetap berlangsung. Di dalam asrama masing-masing siswa belajar mandiri, belajar memahami dan menghargai teman-temannya karena mereka hidup bersama. Di bawah bimbingan pamong asrama mereka belajar tentang hidup dan nilai-nilai kehidupan.

SMP PL St Yusup Mijen
            Sama dengan sekolah PL yang lain, SMP PL St Yusup Mijen tidak secara resmi menerapkan sistem full day school tetapi siswa berkegiatan di sekolah sampai pukul 17.00. Selepas  kegiatan pembelajaran siswa memiliki kewajiban mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Pengaturan kegiatan tersebut : Kelas VII wajib mengikuti  ekstrakurikuler minimal 3 dan maksimal 4. Kelas VIII dan IX wajib mengikuti  ekstrakurikuler minimal 2 dan maksimal 3. Untuk siswa kelas IX kegiatan ekstra hanya diberlakukan pada semester I.
            Kegiatan ekstra yang diselenggarakan di SMP PL St Yusup Mijen antara lain Senin (15.00-17.00) Band, Selasa (15.00-17.00) PMR, Rabu (15.00-17.00) Futsal dan (13.00-14.30) Karawitan, Kamis (13.00-14.30) Paduan Suara dan (15.00-17.00) Bola Basket, Jumat (10.45-12.15) Pembinaan Iman Katolik dan Kristen dan (14.30-16.30) Tari Jawa, dan untuk hari Sabtu (11.30-13.00) Pramuka. 
Kesimpulannya, bila kita melihat konsep full day school, bahwa konsep ini menekankan  proses pembelajaran formal setengah hari, kemudian di jam berikutnya dapat diisi dengan ekstrakurikuler, maka sebenarnya hampir semua sekolah Pangudi Luhur sudah menerapkan sistem pembelajaran yang dimaksud. Hanya saja memang tidak setiap hari siswa pulang pukul 16.30 atau 16.00, namun sesuai dengan jadwal kegiatan ekstra yang diikuti masing-masing siswa.
Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat melengkapi informasi yang lain berkaitan dengan sistem full day school yang dicanangkan Mendikbud, yang rencananya baru akan diujicobakan pada 500 sekolah di Jakarta. Salam sukses untuk kita semua!
                                                                                                                (F. Rudy D Wibawa) 


Perjuangan menghadapi Stroke

Judul                           : Di Ujung Harapan, Kisah Catatan Hati Seorang Stroke
  Survivor
Pengarang                  : Florensia Asih Wulan Senjayani
Penerbit                      : Yayasan Pustaka Nusatama
Tahun Terbit             : 2016
Tebal                           : 96 halaman

            Selalu sehat adalah dambaan setiap orang. Namun, perjalanan hidup manusia selalu ada pasang surutnya. Kehidupan manusia seperti roda yang senantiasa berputar. Ada kalanya di atas, ada kalanya di bawah. Suatu ketika bahagia, namun suatu ketika pula susah. Sehat dan sakit tak ada yang tahu, bisa datang dan pergi kapan saja.
            Buku “Di Ujung Harapan, Kisah Catatan Hati Seorang Stroke Survivor karya Florensia Asih Wulan Senjayani ini berkisah tentang perjalanan hidupnya. Di usianya yang masih muda dan produktif, tiba-tiba terserang stroke. Setiap orang yang mengenalnya pun terkejut mendengar kabar tentangnya. Orang tidak menyangka jika diusia yang masih muda Wulan terserang stroke. Tapi itulah hidup.
            Kehidupan memang sewajarnya seperti roda terus berputar dan berputar, begitu pula kehidupan manusia terus berjalan dan berputar apapun yang terjadi. Hal baik ataupun buruk dapat terjadi dan kadang tidak dapat dihindari. Setiap manusia tanpa terkecuali akan mengalaminya. Terkhusus pada orang Kristiani, diyakini bahwa hidup mengikuti Kristus pasti tidak akan selalu mulus, masing-masing orang memiliki pergumulan hidupnya/salib hidupnya. Hampir semua orang paham benar kehidupan pasti akan ada masalah, tantangan, dan cobaan.
            Melalui buku yang ditulisnya, Wulan ingin berbagi pengalaman imannya terlebih pengalamannya sebagai stroke survivor. Penulis berharap agar orang-orang yang sedang mendampingi keluarga atau orang yang sedang sakit stroke atau sakit berat bisa memahami perasaan/kondisi mereka, karena pada kenyataannya dukungan keluarga dan orang-orang di sekitar penderita stroke akan mempercepat proses pemulihan.
            Sebagai sebuah sharing pengalaman, buku ini memuat kisah-kisah yang dialami penulis selama sakit, penyembuhan, dan pemulihan. Pengalaman tersebut dikemas dalam 9 judul tulisan yang menarik untuk dibaca. Sedikit kekurangan dari buku ini adalah beberapa foto ilustrasi  kabur atau kurang jelas. Meskipun demikian, tidaklah terlalu mengganggu pembaca dalam membaca dan menyimak kisah hidup penulis dalam perjuangannya menghadapi stroke ini.
            Terlepas dari kekurangan yang ada, buku ini layak dibaca oleh siapa saja terlebih bagi keluarga-keluarga yang sedang mendampingi sanak atau saudaranya yang sedang sakit. Semoga buku ini sungguh memberi manfaat bagi kita semua.
            Tetap bersyukur kepada Tuhan dalam sakit dan sehat. Saling mengasihi satu dengan yang lain. Percayalah masih ada harapan walau dalam situasi yang sangat sulit sekalipun.

                              -          F. Rudy D. Wibawa 
Peelsiana
Pak Sronto dan  Jam Kerja Fiktif

Akhir-akhir ini media on line maupun media cetak banyak memuat berita kunjungan fiktif anggota DPR. Meskipun dari kalangan DPR menolak adanya kegiatan itu, namun disinyalir memang ada kunjungan fiktif. Banyak orang berkomentar macam-macam tentang anggota DPR yang terhormat, yang mengklaim dirinya sebagai wakil rakyat, sebagai pembawa aspirasi rakyat, dan aneka sebutan lain yang mengatasnamakan rakyat. Pak Sronto tak kalah serunya dalam berkomentar dan mengkritik negeri ini. Semua meminta adanya kejujuran dan efektivitas.
            “Lha ini khan memang kekhasan bangsa kita yang sekarang ini lebih suka plesiran mengatasnamakan rakyat, padahal sebenarnya kepentingan pribadi jauh lebih dominan,”Pak Sronto membuka obrolan saat  istirahat.
            “Tapi syukurlah di Yayasan kita tidak ada, yang suka nebeng-nebeng, atau sekedar melayani namun sebenarnya numpang hidup di Yayasan ini,”Pak Mukidi ikutan nimbrung.
            “Jangan-jangan DPR yang suka kunjungan kerja fiktif, laporan dan anggaran fiktif, itu juga mewakili bawahannya, atau lebih parahnya menggambarkan apa yang terjadi di bawahnya,”kata Pak Sronto.
            “Maksudnya gimana, itu?” Bu Lala mulai nyambung dengan omongan Pak Sronto.
            “Ini katanya lhooo, di desa-desa, kalau ada bantuan pemerintah sering ada tamu ‘yang kunjungan kerja’, namun juga minta amplop berisi sangat pantas. Dan isi amplopnya kan tak boleh dilaporkan apa adanya. Maka belanja yang lain ditingkatkan secara fiktif. Yang datang bukan hanya pakai baju dinas, tapi juga mengatasnamakan LSM, preman, dan sebagainya. Kalau tingkat bawah aja begini, apa jadinya di tingkat atas, apa jadinya bangsa ini?”Pak Sronto menjelaskan sampai mulutnya berbuih.
            “Kalau ditingkat pendidikan apa ada ya… semoga aja tidak ada,” kata Pak Mukidi sambil nyruput teh hangat untuk mendorong singkong rebus yang mengganjal tenggorokannya.
            “Di Yayasan kita semoga nggak ada lah…,termasuk adanya jam kerja fiktif,” timpal Bu Lala yang ikut-ikutan sharing.
            “Tanda petik, di tempat kita ada aturan. Ada buku merah untuk panduan sertifikasi. Penerima tunjangan harus berbagi dengan yang tidak sertifikasi yang jamnya dipakai oleh guru sertifikasi, nggak apa-apalah kita kan hidup bersama, nanti kalau mati kan juga mereka yang rajin mendoakan kita, yang tak kebagian jatah jam dan …” Pak Sronto menambahkan tapi terputus kalimatnya.
            “Dan apa… “ Pak Mukidi penasaran.
            “Berbagi kepada mereka yang memang tidak sertifikasi, karena TU, Pelaksana, honorer, operator; dan kita bersyukur di tengah aturan itu, gaji guru memang lebih baik daripada mereka,”Pak Sronto terbata-bata.
            “Eh ya, di Yasayan lain, atau sekolah lain kayaknya ada juga jadwal fiktif. Sekolah mempunyai dua jadwal, jadwal intern dan ekstern. Lebih parahnya lagi, tidak mengajar di sekolah lain, minta dengan lobi-lobi khusus, agar dirinya dimasukkan sebagai guru honorer, padahal tidak mengajar. Ini kan namanya juga kerja fiktif. Tak beda jauh dari kerja fiktif DPR. Kalau dunia pendidikan seperti itu, bagaimana anak-anak didiknya bisa menjadi generasi yang handal, jujur dan tidak korupsi?” Pak Mukidi berkomentar panjang.
            “Gila ya… tega-teganya demi mamon kok ada guru yang seperti itu. Saya setuju dengan Pak Mukidi. Kalau guru seperti itu, berarti kita punya andil dan saham dalam mencetak koruptor. Tapi mudah-mudahan di yayasan katolik, khususnya yayasan kita, tidak ada. Nanti biar Kepala Kantor suatu saat tanya saat supervisi, apakah Bruder, Bapak Ibu punya jadwal fiktif atau tidak. Kalau sekolah kita terkenal dengan kejujurannya, maka harus dijawab dengan jujur. Kalau ‘ya’ katakan ‘ya’, kalau ‘tidak’ katakan ‘tidak’. Kalau sertifikasi memang untuk menunjang kesejahteraan, namun jangan mengurbankan kejujuran, jangan segala cara ditempuh. Malu dong… guru kok gitu” Pak Sronto mengkritik guru lain yang suka bikin jadwal fiktif.
            “Wah… ini pasti gara-gara Pak Sronto tadi pagi baca koran tentang kunjungan kerja fiktif DPR, pembicaraan jadi ramai dan hangat. Sampai-sampai pada lupa kalau ada koreksian cukup banyak di meja Bapak, Ibu Guru” komentar salah seorang TU yang masuk ke ruang guru mengantarkan berkas kenaikan berkala salah satu guru.

            Tetttttt…..Tettttt…… bel berdering tanda istirahat berakhir dan semua harus kembali bekerja, tapi bukan kerja fiktif.(0).

Jendela

Memahami Guru Pembelajar
Oleh : Christina Dwi Endang W. *)

Semua guru baik pada jenjang satuan pendidikan anak usia dini, dasar, dan menengah memiliki peran sangat penting dalam menentukan keberhasilan peserta didik sehingga menjadi determinan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Mengingat pentingnya peranan guru tersebut,  seperti diamanatkan dalam Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, perlu  adanya pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagai aktualisasi dari profesi pendidik. 
Untuk merealisasikan amanat Undang-Undang  tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar bagi semua guru baik yang sudah bersertifikat maupun belum bersertifikat. Untuk melaksanakan program tersebut, pemetaan kompetensi telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) di seluruh Indonesia sehingga dapat diketahui kondisi objektif guru saat ini dan kebutuhan peningkatan kompetensinya. 
Hasil UKG pada tahun 2015 menunjukkan nilai rata-rata nasional yang dicapai adalah 56,69, meningkat dibandingkan nilai rata-rata nasional dari tahun-tahun sebelumnya yaitu 47, dan sudah melampui target capaian nilai rata-rata nasional tahun 2015 yang ditetapkan dalam renstra Kemdikbud yaitu sebesar 55. Namun demikian, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) berusaha lebih keras agar dapat mengejar target yang ditetapkan pada tahun 2016 yaitu 65. Untuk itu Ditjen GTK mengembangkan program berdasarkan hasil UKG 2015 yang disebut dengan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar. Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar, baik dalam moda tatap muka, dalam jejaring (daring), maupun daring kombinasi.
Guru pembelajar adalah guru yang ideal yang terus belajar dan mengembangkan (upgrade) diri di setiap saat dan di manapun. Guru pembelajar adalah guru yang senantiasa terus belajar selama dia mengabdikan dirinya di dunia pendidikan. Oleh karena itu, ketika seorang guru memutuskan untuk berhenti atau tidak mau belajar maka pada saat itu dia berhenti menjadi guru atau pendidik. 
Guru merupakan role model atau contoh bagi para peserta didik sehingga tampilan awal guru sangat berpengaruh terhadap kelanjutan pembelajaran para peserta didik. Guru dapat menyajikan proses pembelajaran yang menarik, memberi motivasi, dan menginspirasi dari pengetahuan dan pengalaman guru yang senantiasa diperbaharui dengan berbagai masukan positif yang didapat dari berbagai sumber belajar.
Pengetahuan dan pengalaman dapat diperoleh dari berbagai media, kegiatan seminar pendidikan serta pendidikan dan pelatihan. Dalam proses belajarnya, guru menghasilkan karya dan inovasi yang mencerahkan untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran di kelas sehingga menumbuhkan semua potensi peserta didik dan mereka bukan sekadar bisa meraih, tetapi bisa melampaui cita-citanya. Guru bukan hanya seorang pengajar tetapi lebih dari itu guru merupakan pendidik. Sebagai pendidik guru harus memiliki berbagai kemampuan sebagai kompetensi yang harus dimiliki sebagai pendidik yang profesional.

Tatap Muka, Dalam Jejaring, dan Daring Kombinasi
Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar dirancang berdasarkan Standar Kompetensi Guru (SKG) . Terdapat beberapa model/moda dalam kegiatan guru pembelajar. Moda-moda ini ditentukan oleh hasil UKG (Uji Kompetensi Guru) pada tahun 2015. Setiap guru memiliki rapot hasil UKG tersebut. Berdasarkan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dalam SKG dikembangkan peta kompetensi guru yang dibagi menjadi 10 kelompok kompetensi. Selanjutnya, dari 10 kelompok kompetensi  (KK) dikembangkan kisi-kisi soal UKG, dan untuk masing-masing kelompok kompetensi dikembangkan juga modul peningkatan kompetensi guru pembelajar. Hasil UKG menjadi acuan dalam penilaian diri (self assessment) bagi guru tentang kompetensinya sehingga dapat menetapkan modul peningkatan kompetensi guru pembelajar yang dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensinya, dan menjadi acuan bagi penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar untuk melakukan analisis kebutuhan. 
Moda tatap muka diperuntukkan bagi guru yang memerlukan peningkatan kompetensi yang lebih intensif dengan mempelajari 8-10 modul. Di samping itu, moda tatap muka dapat menjadi alternatif bagi guru yang karena berbagai keterbatasan tidak memungkinkan untuk mengikuti pembelajaran moda lainnya, misalnya karena alasan geografis, tidak/kurang tersedianya aliran listrik dan jaringan internet, ketersediaan anggaran, literasi teknologi informasi dan komunikasi, serta alasan lain yang rasional. 
Moda tatap muka dapat dilaksanakan dengan beberapa alternatif, yaitu: tatap muka penuh, tatap muka tidak penuh (in-on-in), dan tatap muka dalam kegiatan kolektif guru yaitu PKG (Pusat Kegiatan Gugus) untuk guru PAUD, KKG (Kelompok Kerja Guru) untuk guru SD, MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) untuk guru SMP/SMA/SMK, dan MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling). 
Moda Dalam Jejaring (Daring/on line) adalah program guru pembelajar yang dilaksanakan dengan memanfaatkan teknologi jaringan komputer dan internet. Moda Daring dapat dilaksanakan dengan mempersiapkan sistem pembelajaran yang secara mandiri memberikan instruksi dan layanan pembelajaran kepada peserta tanpa melibatkan secara langsung para pengampu dalam proses penyelenggaraannya. Sistem instruksional yang dimaksud meliputi proses registrasi, pelaksanaan pembelajaran, penilaian diri, tes sesi, dan penentuan kelulusan peserta berdasarkan nilai yang telah diakumulasikan dengan nilai tes akhir yang dilakukan di sistem UKG serta penerbitan sertifikat. 
Dalam hal tertentu, keterlibatan pengampu masih diperlukan, misalnya dalam memberikan penguatan kepada peserta dan melakukan komunikasi dengan menggunakan video call terjadwal kepada peserta yang diwadahi dan difasilitasi oleh sistem guru pembelajar. Moda Daring diperuntukkan bagi guru yang memerlukan peningkatan kompetensi dengan mempelajari 3-5 modul.
Moda Daring Kombinasi dilaksanakan dengan mempersiapkan sistem pembelajaran yang  membutuhkan keterlibatan secara langsung para pengampu dan mentor dalam proses pembelajaran. Keterlibatan para mentor dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara: (1) bertemu muka secara langsung dengan peserta di Pusat Belajar atau dalam kegiatan kolektif guru yaitu PKG (Pusat Kegiatan Gugus) untuk guru PAUD, KKG (Kelompok Kerja Guru) untuk guru SD, MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) untuk guru SMP/SMA/SMK, dan MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling); atau (2) bertemu muka secara virtual, baik melalui video (Video Call), audio, maupun teks. Moda Daring Kombinasi diperuntukkan bagi guru yang memerlukan peningkatan kompetensi dengan mempelajari 6-7 modul.

Yang harus disiapkan Guru Pembelajar
Setiap guru memiliki akun untuk mengakses LMS (Learning Managemen System) sebagai guru pembelajar. Namun hanya yang sudah terdaftar dan sudah mempunyai  kelas baru bisa mengikuti program ini sesuai moda yang ditentukan dan modul apa yang akan dipelajari. Jika guru sudah terdaftar dan memiliki kelas maka di dalam akunnya akan terdapat beberapa  keterangan mengenai moda yang diikuti, Pusat Belajarnya, Nama Mentornya, dan jangka waktu belajarnya. Untuk satu modul dipelajari dalam waktu enam minggu, maka jika dihitung rata-rata hari maka para guru pembelajar mesti menyisihkan waktu untuk belajar kurang lebih satu setengah sampai dua jam. Perlu mengatur waktu dengan cermat karena biasanya para guru sangat sibuk dengan agenda sekolah maupun agenda sosial kemasyarakatan. Hanya yang memiliki tekad kuat dan mampu berpikir positif bisa mengikuti program ini tanpa merasa terbeban, karena proses belajar ini sangat berguna bagi peningkatan kemampuan diri. 
Guru yang sudah mengikuti kelas akan dapat membuka LMS pada saat waktu yang sudah terjadwal. LMS tidak dapat dibuka sebelum waktu periode belajar dimulai baik untuk peserta maupun mentor. Demikian LMS terbuka silakan para guru pembelajar mulai mengenal sistemnya baik mengenal secara keseluruhan sistem, fitur-fiturnya, ikon-ikon, dan cara kerja sistem yang dipakai. Jangan sampai ada yang kurang dipahami.
Bagaimana jika ada yang kurang paham? Silakan baca baik-baik sesi pengantar, di bagian ini ada yang harus didalami dan dibaca. Belajar dengan LMS tidak boleh dengan langkah loncat-loncat. Semua harus dijalani dengan urut satu persatu tanpa ada yang boleh terlewatkan. Jika Anda urut dalam membukanya maka langkah berikutnya akan bisa dibuka dengan lancar. Jika dalam menjalankan sistem ini langkah Anda loncat-loncat maka akan ada beberapa bagian sulit dibuka dan mesti mengawali dari awal supaya kembali runtut.
Peserta guru pembelajar juga diminta mencermati agenda yang sudah dibuat dalam sistem maka tidak boleh terlalu cepat atau pun terlalu lambat. Yang terpenting dalam sistem ini bukanlah cepatnya Anda menyelesaikan program belajar ini namun lebih pada peserta betul-betul memahami dan menyadari langkah demi langkah sehingga mendapatkan hal yang bermakna dalam proses belajar ini. Jika peserta terlalu cepat membuka sistem ini dari agenda yang telah ditentukan maka kadang sistem akan me-restart dan peserta harus mengulang dari awal. Supaya tidak terkena restart alangkah baiknya agenda belajar ditepati. 
Sistem bisa dibuka dengan meng“klik” langkah tiap langkah, dan ketika sudah berproses akan ada tanda cek pada kotak tiap langkah yang sudah diselesaikan. Tanda cek ini bermanfaat untuk mengecek langkah yang dilalui sudah benar atau belum menurut sistem. Bagi yang memiliki kemampuan IT yang cukup akan dapat membuka dengan lancar dan cepat dan akan segera bisa melangkah pada sesi-sesi dengan cepat pula dan akan segera mendapat tanda cek pula.
 Namun perlu diingat bahwa keberhasilan dalam belajar melalui sistem ini tidak sekedar menghasilkan lengkapnya centang. Pada LMS mentor dan pengampu dapat dilihat seluruh aktivitas guru pembelajar ini apakah sudah benar dan bermakna. Sudah benar dan lancar ada identifikasi dari tanda centang, sudah bermakna jika dalam penilaian ini peserta memiliki nilai di atas 65 sesuai target yang ditetapkan pada tahun 2016 dan akan meningkat di tahun berikutnya. Tiap peserta dapat mengecek nilainya sendiri dalam LMS masing-masing.

Penilaian Guru Pembelajar
Peserta guru pembelajar akan mendapatkan nilai dari beberapa aspek, maka perlu dicermati langkah-langkah belajar yang diambil nilainya. Adapun proses yang diambil nilainya antara lain kuis, penilaian diri, tes sumatif, tes akhir dan LK – LK yang diunggah di E-portopolio. Masing-masing sesi memiliki cara penilaiannya tersendiri namun pasti ada tes penilaian diri, tes sumatif, dan tagihan LK. Sebelum melakukan tes sebaiknya peserta memahami betul materi yang sudah dipelajari pada sesi-sesi. 
Tes sumatif berbatas waktu,maka kecepatan sangat menentukan.  Tes sumatif juga berbeda untuk tiap guru pembelajar maka tidak bisa dikerjakan bareng-bareng, sifatnya individual. Tagian LK tiap sesi perlu diunggah secara tertib. LK hanya bisa dikerjakan jika peserta betul-betul paham akan materi yang sudah dipelajari. LK yang sudah diunggah akan diperiksa dan diberi nilai oleh mentor atau pengampu. Maka tagihan LK ini perlu dibuat sebaik-baiknya dan lihat umpan balik dari pengampu ataupun mentor. Semua penilaian sudah diatur dalam sistem, hanya tagiahan LK saja yang membutuhkan peran mentor. Ada sedikit perbedaan antara tes sumatif dan tagihan LK. LK untuk tiap guru pembelajar pada modul yang sama maka LK juga sama. Ini menjadi keuntungan bersama karena bisa melakukan diskusi bersama kawan untuk mengerjakan tagihan LK. 
Pada akhir proses belajar tiap modul akan diakhiri dengan tes akhir di pusat belajar secara on line/daring. Tes akhir ini terdiri dari 30 soal yang meliputi 10 soal pedagogik dan 20 soal profesional dan harus selesai dalam waktu 45 menit atau 1 jam pelajaran.
Hal praktis yang harus disiapkan peserta moda daring atau daring kombinasi adalah sudah melakukan regristrasi sebagai peserta, memahami literasi TIK, memiliki password dan user name, memiliki fasilitas laptop ataupun komputer atau android yang bisa mengakses LMS. Sesuaikan fasilitas komputer dengan LMS misalnya untuk membaca gambar, PDF, maupun untuk membaca video.



*) Guru SD PL Bernardus
Disarikan dari berbagai sumber