Editorial
Full Day School dan Pendidikan Nilai
Karya pendidikan terpenting dalam lembaga persekolahan
adalah pendidikan nilai. Bukan gedung yang megah, kokoh atau mewah. Penegasan
ini dikemukakan Bruder Theo Riyanto FIC (saat itu Kepala Kantor YPL Pusat) saat
menjadi pembicara dalam sebuah seminar yang diselenggarakan sebuah yayasan
katolik yang memiliki sejumlah sekolah TK, SD, SMP dan SMA di Yogya dan Jawa
Tengah. Bianglala yang hadir dalam
seminar itu menangkap kesan, para peserta seminar tampak tergugah dengan
kata-kata bijak itu. Berbagai lontaran pertanyaan dan tanggapan pun
bermunculan. Jika disimpulkan, para peserta seminar sangat menyetujui
pernyataan itu.
Boleh jadi, kita yang berkarya di
bidang pendidikan (guru dan karyawan) sama-sama telah mengetahui dan memahami ‘kata-kata
sakti’ itu. Hanya saja, mesti diakui, kita kerap melupakannya. Kita kerap
tergiur untuk lebih mengutamakan gedung megah atau fasilitas mahal dan lengkap.
Ada asumsi, jika gedungnya megah, fasilitasnya lengkap, tentu para orang tua
akan berbondong-bondong menyekolahkan anaknya di sekolah yang gedungnya nan
megah dan fasilitasnya lengkap itu.
Ketika gagasan Full Day School (FDS) dicetuskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
kita yang baru, Prof Muhadjir Effendi, menggantikan Anies Baswedan, penting
kiranya makna “karya pendidikan terpenting dalam lembaga persekolahan adalah
pendidikan nilai” kita ungkit kembali. Mari kita cermati sisi positif dan negatif
dari FDS yang menuai pro-kontra itu.
Dalam Utama
Peel edisi ini dikemukakan, secara praktis, FDS, yang akan berlangsung pagi
hingga sore hari,memang menguntungkan sekolah dalam mengatur jam pelajaran
sesuai bobot pelajaran dan pendalaman melalui berbagai model pembelajaran.
Selain itu, waktu untuk program-program pembelajaran yang bernuansa informal
dapat didesain dengan lentur, menyenangkan dan penuh upaya kreativitas dan
inovatif sehingga mendorong guru selalu kreatif dan inovatif pula.
Jadi, FDS arahnya adalah pengkondisian belajar
peserta didik agar lebih banyak di sekolah. Dengan kesibukan di sekolah,
peserta didik lebih positif kegiatannya dan terhindar dari tindakan negatif
yang tidak berguna serta mubazir waktu. Adanya waktu yang cukup bagi peserta
didik di sekolah memberi kesempatan seluas-luasnya pada sekolah untuk mengelola
berbagai ekstrakurikuler yang utamanya bertujuan membentuk dan membina karakter
peserta didik agar memiliki kepribadian yang diharapkan.
Warta Jakarta
SMP PL Jakarta menyumbangkan medali emas untuk DKI Jakarta pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) cabang atletik, tanggal 24-30 Juli 2016 di Gelanggang Remaja Universitas Negeri Jakarta. O2SN tahun ini diikuti 34 provinsi dari seluruh Nusantara dan DKI menjadi tuan rumahnya.
Kelvyn Jevon, siswa kelas IX, berhasil membawa nama baik SMP PL sekaligus mencetak rekor baru untuk DKI di O2SN yang bertahun-tahun sebelumnya belum berhasil meraih emas di cabang atletik khususnya Tri Lomba (Lari, Tolak Peluru dan Lompat Jauh).
Perjuangan Kelvyn untuk menjadi juara tidaklah mudah. Ia harus bersaing dengan para atlet lainnya dari 34 provinsi di Indonesia. Kelvyn mewakili DKI Jakarta dalam cabang atletik Tri Lomba. Seleksi demi seleksi Kelvyn lalui untuk menjadi wakil Ibukota, dari tingkat kecamatan, kodya sampai akhirnya tingkat DKI.
“Senang dan bangga sekali tentunya karena saya bisa menyumbangkan emas untuk DKI, membanggakan keluarga dan tentunya SMP PL. Ini memacu saya untuk lebih semangat dalam berprestasi dan mempersiapkan masa depan saya,” kata Kelvyn di sela-sela persiapannya sebagai Panitia PL Cup ke XVIII.
Kelvyn mengalahkan peserta dari provinsi Gorontalo dan Kalimantan Selatan, yaitu menang dengan jumlah poin 1.421. Selama persiapan di karantina, Kelvyn banyak mendapat pengalaman dan mengenal banyak teman dari berbagai daerah baik dari Papua, Kalimantan, Jawa Tengah, juga provinsi lainnya.
Penutupan O2SN serta pembagian hadiah dilaksanakan di JCC Kemayoran tanggal 29 Juli 2016. DKI berhasil meraih 1 emas yang diraih Kelvyn, 2 perak dan 2 perunggu dari cabang atletik lainnya.
Bagi Kelvyn, medali emas yang ia dapatkan sudah sesuai target. “Kami selaku pendamping sangat bangga dan bersyukur karena SMP PL masih tetap berprestasi, semoga ini menjadikan motivasi bagi adik-adiknya di kelas 7 dan 8 untuk berprestasi di bidang lainnya,” ungkap C Risky Hertantyo S Pd, guru Penjaskes SMP PL Jakarta. (Gregorius Agung).
Bagi PLCS, ini merupakan kesempatan pertama mendapat juara.Pada tahun lalu PLCS juga mewakili DKI untuk Kejurnas (Kejuaraan Nasional) namun belum berhasil mendapat juara. Semoga generasi PLCS semakin banyak dan semangat untuk berkompetisi di kejuaraan selanjutnya.(Gregorius Agung)
PLCS
Raih
Medali Perunggu di Ajang Internasional
Kebahagiaan dirasakan
Tim
PLCS (Pangudi Luhur Cheerleeaders Squad)
SMP PL Jakarta. Di bawah bimbingan pelatih
Silvia Windy dan pendampingan Herni Kurniawati SPd, Cheers PL ini berhasil membawa medali perunggu dalam Tafisa Cheer
Games di Pantai Carnaval ABC, Mal Taman Impian Jaya Ancol,
Jakarta Utara, Sabtu
8 Oktober 2016. PLCS maju sebagai wakil
DKI Jakarta setelah berhasil meraih Juara
1 di seleksi Indonesian Cheer Association
(ICA) tingkat DKI di Bay
Walk Mall
Pluit, Jakarta Utara, Minggu
18 September 2016.
Tafisa merupakan kependekan dari Asosiasi Olahraga untuk Semua (The Association For International Sport for
All). Kegiatan tersebut didukung
lembaga PBB Unesco dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang
memiliki lebih dari 270 anggota dari lebih 150 negara. Pertandingan di Tafisa Games masuk kategori aktivitas, seluruhnya berbentuk olahraga dan permainan yang tidak
dipertandingkan di Olimpiade.
Ada lima jenis aktivitas, dua di antaranya masuk
kategori olahraga dan permainan yakni
permainan tradisional dan olahraga
ekstrem.
Tafisa bertujuan selain menyediakan akses kepada semua orang untuk berolahraga
dan beraktivitas fisik juga mengangkat pariwisata sebuah negara.Tidak heran,
Tafisa Games 2016 turut didukung Kementerian Pariwisata.
Prestasi PLCS ini sangat
membanggakan sekolah dan orang tua karena dari 10 peserta nasional dan 5 peserta
internasional yang mengikuti Tafisa dan ICA, PLCS beroleh medali perunggu untuk kategori full team. Namun PLCS belum berhasil meraih juara Group Stunt
pada level 2 Indonesian Cheer Association
tingkat Nasional. “Kami
latihan setiap ekskul cheers di sekolah, tiga minggu ini latihan bisa tiga kali dalam seminggu untuk
persiapan di Jurnas dan masih terpotong UTS (Ujian Tengah Semester) selama seminggu,”
ungkap Metta, salah satu anggota PLCS.
Walau
hanya beroleh medali perunggu, mereka tetap bersyukur dan tidak surut semangat karena
dalam waktu cukup singkat PLCS mampu menyuguhkan penampilan apik di tingkat Jurnas dan
Internasional
tersebut.
Bagi mereka Cheerleading bukan hanya
nge-dance
dan teriak-teriak saja, tetapi
memadukan antara Cheer dan Chants (sorak-sorak), stunting, piramid, dan lain-lain yang diiringi
lagu-lagu energik.Kesungguhan dari hati sangatlah penting sehingga mampu memberikan senyum dan semangat untuk penontonnya.
Pendidikan
Anti Korupsi di Keuskupan
Agung Jakarta
Majelis Pendidikan Katolik (MPK) Jakarta mengadakan
sosialisasi Pendidikan
Anti Korupsi, di aula Katedral Jakarta, Jumat 16 September 2016,. Kegiatan ini
diikuti oleh sekitar 200 peserta
guru, romo, bruder dan suster di wilayah Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Acara dimulai pukul 08.30 WIB dibuka Romo
Martinus Hadisiswoyo SJ. Juga
dihadiri Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo.
Romo Hadi dalam sambutannya menekankan tentang
praktik mencontek yang terjadi di sekolah
dan adanya banyak kecurangan dalam pelaksanaan dan pelaporan bantuan dana dari pemerintah. Hal ini termasuk dalam
kategori korupsi dan harus dihilangkan. Pada sambutannya, Mgr. Ignatius Suharyo
menyampaikan tentang pentingnya Gerakan
Anti Korupsi. Bapa Uskup Jakarta ini juga menyampaikan akar masalah
dari korupsi adalah sikap tidak jujur. “Kita harus mengatur strategi untuk
mengarusderaskan Gerakan
Anti Korupsi,” tegas Uskup Mgr
Ignatius Suharyo.
Narasumber acara ini adalah Alexander Marwata, Wakil Ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Ia mengatakan, Indonesia adalah negara sangat
kaya tetapi ironisnya penduduk
Indonesia masih banyak yang miskin. Korupsi merupakan persoalan negara paling
besar dan harus segera ditangani. Dalam sosialisasi ini dibeberkan sejarah
korupsi di Indonesia. Korupsi sudah ada sejak masa Orde Baru. Pak Alex menyampaikan
pula tentang grafik peningkatan korupsi di Indonesia dan dunia. “Indonesia
berada di urutan 88 dari 160
negara yang melakukan praktik korupsi,” ungkap Pak Alex.
Sebanyak Rp 168 triliun uang negara telah dikorupsi selama tahun
2001 – 2012. Rp 15
trilliun di anataranya telah
berhasil dikembalikan ke negara, jadi masih ada kerugian
negara sebesar Rp 153
trilliun,” tambahnya.
“Ada delapan klasifikasi korupsi yang tercantum pada Pasal 2
dan 3 dalam UU No 31/1999 jo.20/2001
yakni
suap, gratifikasi, penggelapan jabatan, pemerasan, curang, konflik kepentingan,
dan tindak pidana yang berkaitan dengan Tindak Pidana Korupsi (TPK),” jelas Pak Alex.
Dari
8 klasifikasi yang sering terjadi penyalahgunaannya adalah tentang dana bos. Sesi
terakhir dari acara ini adalah tanya-jawab.
Salah satu pertanyaan yang mengemuka dari
peserta adalah berkaitan dengan adanya praktik gratifikasi ketika pelaksanaan
akreditasi, baik diminta langsung atau pun tidak. Pak Alex menjelaskan, praktik-praktik seperti ini melanggar
hukum. Korupsi adalah kejahatan luar biasa, oleh karena itu pendidikan anti
korupsi sangat diperlukan. Pendidikan anti korupsi adalah gerakan untuk
menumbuhkan nilai anti korupsi atau integritas sejak dini. Cara yang bisa
dilakukan untuk memulai Gerakan Anti Korupsi adalah dari keluarga, sekolah,
masyarakat, atau lewat media sosial. Inti dari Gerakan Anti Korupsi adalah selalu menanamkan nilai
kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan polisi
mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk memulai Gerakan Anti Korupsi, segera laporkan jika melihat ada
praktik-praktik korupsi di sekitar
kita ke KPK melalui surat
di Kotak Pos 575 Jakarta 10120, email pengaduan@kpk.go.id,
telepon ke (021) 2557 8389 atau sms ke 0855 8575 575/ 0811 959
575. Bisa juga langsung ke Alexander Marwata
: 0815 8813 482.
Undangan kepada KPK untuk
Sosialisasi Gerakan Anti Korupsi adalah sukarela (tidak dipungut biaya). Ayo, lawan korupsi! (Bu Erika, SLB PL Jakarta)
Pertunjukan Tak Terduga di SLB B PL Jakarta
Siswa SLB PL tampak
antusias mengikuti berbagai
lomba yang diadakan oleh masing-masing unit
dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI. Unit TK lomba di ruang irama, SD di aula
sedangkan SMP-SMA di lapangan basket. Yang dilombakan pada
hari Senin: joget balon, puzzle, bola
keranjang, lari kelereng dan lari bendera. TK mengadakan lomba Joget
balon, puzzle, bola keranjang dan
mewarnai. SD melaksanakan lomba lari kelereng dan lari bendera di aula
Senin 15
Agustus, sedangkan lomba mewarnai berlangsung di dalam kelas. Lomba
di unit SD dibagi menjadi 2 kategori : kelas rendah (1-3) dan
kelas tinggi (4-6). SMP-SMA pada hari Senin mengadakan lomba makan kerupuk dan
memasukkan paku dalam botol, hari Selasa lomba estafet karet dan estafet karet.
Puncak kegiatan kemerdekaan pada 17 Agustus
2016 di SLB PL adalah upacara bendera di lapangan basket yang diikuti
siswa, guru, dan orang tua. Petugas upacara adalah siswa SMP-SMA, mereka
menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, setelah dilatih sekitar
satu bulan. Para siswa tidak menduga jika upacara kali ini ada
pertunjukannya. Pertunjukan berjudul
“Belanda Kalah” ini diperankan para guru dan karyawan SLB B PL Jakarta.
Konsep pertunjukan dikemas dengan kesenian Jawa
yakni Jathilan. Guru perempuan
menjadi wanita Indonesia menggunakan pakaian merah-putih dan menaiki kuda
lumping, sedangkan guru dan karyawan laki-laki Belanda menggunakan pakaian
tentara layaknya tentara Belanda.
Saat ditemui seusai
upacara,
Bu Bertha yang ikut memeriahkan pertunjukan mengungkapkan “Saya bangga bisa
mengambil bagian dalam upacara kemerdekaan, saya puas karena
cita-citaku dulu ingin menjadi pemain jathilan. Akhirnya bakat dan cita-citaku
tersalurkan.”
Siswa tertawa senang dan bangga melihat
pertunjukan dari para guru dan karyawan. Di akhir upacara ada pembagian
hadiah lomba, pemberian sertifikat kepada petugas upacara dan pemberian
penghargaan pada siswa berprestasi. (Bu Ratih)
SMA PL
Deltamas Panen Piala
Awal tahun ajaran 2016/2017, SMA PL Bernardus
Deltamas panen piala atas sejumlah prestasi yang diraihnya di berbagai lomba dalam kurun waktu 2 bulan 8 piala.
Diawali dengan Bupati Cup 2016 yang dilaksanakan 16-17 September
di SMAN 1
Cikarang Pusat, Tim Basket Putra SMA PL Deltamas
mendapat Juara
III. Dalam Plantation yang diadakan SMA PL
Servatius Bekasi tanggal 19-24 September 2016, Tim
Basket Putra dan Putri
masing-masing berhasil meraih Juara III.
Masih di bulan September, cabang olahraga taekwondo
menyumbang Medali Emas (atas
nama Thomas Martinez XI IPS) dan Perunggu (Jeremy
Binsar Gultom XI IPA) pada kejuaraan SNAT, tanggal
24 September 2016 di Jakarta. Di
hari yang
sama, Tim Mural
SMA PL Deltamas juga berhasil membawa pulang piala Juara
III.
Tak hanya cabang olahraga, ada
3 piala berhasil disabet di kegiatan yang diselenggarakan SMAK
Penabur Harapan Indah Bekasi, 8-15 Oktober. Zizi (XI
IPS) di bawah bimbingan guru Bahasa
Inggris Ibu Santa Agnes Maya R berhasil meraih Juara II News Casting. Pada kegiatan yang sama,
Tim Mading di bawah pendamping ekstrakurikuler
Mading Bagus Awang, tak tanggung-tanggung juga turut
menyumbangkan 2 piala sekaligus yakni Juara I dan III. (Bagus A)
Bulan Kitab
Suci di SLB B PL
Menyambut Bulan Kitab
Suci 2016, siswa SLB B Pangudi Luhur Jakarta merayakannya dengan Pendalaman Kitab Suci yang
dikemas sederhana namun bermakna. Dalam kegiatan ini siswa didampingi Tim
Liturgi SLB B PL yaitu Ibu Astri, Ibu Suhartati dan Ibu
Shinta. Pesertanya adalah siswa katolik dari tingkat TKLB, SDLB,
SMPLB dan SMALB. Siswa diajak untuk dapat memaknai Pancasila dalam terang
Sabda.
Penyajian pendalaman
kitab suci ini dibagi menjadi tiga kelompok
: TKLB
Jumat 16 September 2016, SDLB Jumat 23 September
2016, sedangkan kelompok SMPLB dan SMALB dilaksanakan Rabu 21 September 2016. Tema pendalaman kitab
suci kali ini adalah “Kemanusiaan di Mata Allah”.
Di dalam memahami makna kemanusiaan, siswa diajak
mencermati sila ke-2 dari Pancasila yang berbunyi “kemanusiaan yang adil dan
beradab”. Di sini siswa menemukan kesamaan antara sila ke-2 Pancasila
dengan tema yang diusung. “Kemanusiaan” inilah yang menjadi titik temu atau
kesamaannya. Guru pendamping atau Tim Liturgi
menekankan bahwa gereja dan negara Indonesia mengajarkan tentang kemanusiaan
untuk itu diharapkan siswa-siswi SLB B PL bisa
menjadi 100% orang Katolik dan 100% warga Indonesia.
Tim Liturgi
menjelaskan, kemanusiaan berarti perbuatan baik kepada orang lain. Selain
itu juga diberikan contoh atau simulasi kecil agar siswa mampu secara langsung
bereaksi tentang apa yang harus dilakukan untuk berbuat baik terhadap orang
lain. Untuk itu siswa diajak membangun
niat mereka dengan berjanji akan berbuat baik kepada orang lain seperti papa,
mama, kakak, adik, guru, teman dan lain-lain.
Di akhir kegiatan, siswa menuliskan niat-niat
mereka di kertas berbentuk tangan. Nantinya kertas dengan tulisan niat-niat
mereka itu akan dipasang di meja belajar di rumah agar mereka selalu
ingat akan niatnya.
Mari membangun niat berbuat baik kepada orang
lain agar tercipta 100% Katolik 100% Indonesia! (Elshinta_SLBBPL)
YPL KLATEN
Rekoleksi
Panggilan Bruder FIC di Klaten
Panggilan Hidup Bakti
dewasa ini mengalami penurunan jumlah peminat. Banyak kaum muda yang tidak
begitu tertarik menjadi Bruder, Suster, atau Pastor. Menjawab keprihatinan ini,
Tim Pengembang Spiritualitas dan Kristianitas Yayasan Pangudi Luhur Pusat
bekerja sama dengan Tim Promosi Panggilan FIC mengadakan Rekoleksi Panggilan
Bruder FIC untuk para siswa Katolik di SMP PL Cawas, Bayat, Wedi, dan
Gantiwarno di RR. Panti Semedi, Sangkal Putung, Klaten. Senin dan Selasa, 13-14
Juni 2016.

Usai makan malam, para
siswa diperkenalkan dengan para Bruder FIC dan karya-karyanya, baik di dalam
maupun di luar negeri. Pengenalan Bruder FIC ini dipandu oleh Br Wens FIC yang
saat ini berkarya di SMA PL Van Lith Muntilan.
Hari kedua, para
peserta rekoleksi dibagi dalam kelompok kecil dan diajak outbond. Banyak permainan ditawarkan,
seperti naga menelan bumi, telor di ujung tanduk, roda gila, estafet air, balap
bakiak, dan mutiara terpendam. Setiap usai melaksanakan permainan, para peserta
diajak merefleksikan apa nilai di balik permainan tersebut.
Kegiatan rekoleksi
ditutup dengan ibadat oleh Bruder Samuel FIC yang menekankan tentang panggilan
Samuel. Ada dua hal penting yang disampaikan oleh Bruder kelahiran Timor ini
yakni pentingnya sikap mendengar dan menjawab bisikan lembut panggilan Tuhan,
seperti halnya Samuel.
Br Savio FIC, selaku
Kepala Perwakilan YPL Klaten menutup rekoleksi ini dengan pesan yang amat
mendalam bahwa masa depan Kongregasi FIC ada di tangan kaum muda remaja,
khususnya para alumni sekolah-sekolah Yayasan Pangudi Luhur. Beberapa tahun
lalu, Klaten menjadi lumbungnya panggilan Kongregasi FIC, semoga ini juga terjadi
pada tahun-tahun yang akan datang.
I Wawang Setyawan S.S
selaku Koordinator Lapangan Rekoleksi ini berharap, kegiatan ini tidak hanya
insidental, tetapi berkesinambungan. Semoga kegiatan ini tidak hanya
dilaksanakan di YPL Perwakilan Klaten tetapi juga merambah di
Perwakilan-perwakilan yang lain dan banyak kaum muda remaja yang semakin
tertarik memperkuat barisan Kongregasi FIC di tahun-tahun yang akan datang. (Yusep Defri – SMP PL Gantiwarno)
“Jumat
Sehat”di SMP PL
Cawas
Jumat
Sehat, begitu nama kegiatan baru di SMP PL Cawas. Kegiatan nini berupa senam, tujuannya
agar siswa memiliki kesadaran menjaga kesehatan
dan kebugaran tubuh, disamping refreshing
sejenak dan menjalin
komunikasi antar warga SMP PL Cawas.
“Kegiatannya menarik dan bermanfaat,bisa menambah keakraban, bersenda gurau bersama teman-teman dan guru serta menjaga tubuh agar tetap sehat,”ujar
Linda, siswa VII
B.
Tidak hanya senam, tak jarang diadakan ”Jumat Bersih” yang bertujuan
memberikan penyadaran kepada semua warga SMP PL Cawas tentang pentingnya menjaga kebersihan
sekolah. Bila
lingkungan sekolah bersih,kegiatan belajar pun lebih nyaman dan menyenangkan.
Meskipun hanya sekali dalam satu minggu, diharapkan budaya pentingnya menjaga kesehatan,kebersihan,dan
komunikasi sosial dapat ditanamkan dalam
hati para siswa di tengah era globlisasi yang kian meningkat.
(Yosephine Debbie D.)
SMK
PL Leonardo Juara I Lomba Tari
Dalam rangka HUT ke-71
TNI, Kodim Klaten menyelenggarakan berbagai lomba seni antara lain, tari, puisi
dan paduan suara. SMK PL Leonardo Klaten, ikut ambil bagian dalam lomba
tersebut. Melalui peran serta dalam lomba – lomba, diharapkan bisa menjadi
salah satu publikasi bagi sekolah. Maka SMK PL Leonardo Klaten, mempersiapkan
diri dengan sebaik – baiknya sekalipun waktu persiapan lomba hanya 2 minggu.
Perjuangan, kerja keras
dan latihan dilakukan oleh siswa peserta lomba, baik lomba puisi, paduan suara
maupun tari. Namun, perjuangan, kerja keras dan latihan yang dilakukan oleh
siswa ternyata belum cukup, sehingga pada lomba puisi dan paduan suara, SMK PL
Leonardo belum berhasil menjadi pemenangnya. Namun dalam lomba tari SMK PL
Leonardo Klaten, berhasil menjadi juara 1.
Keberhasilan ini
menjadi salah satu bukti nyata pada masyarakat sekitar, bahwa perkembangan
pribadi siswa secara utuh dan optimal sungguh kami perhatikan. Tidak hanya
perkembangan otak kiri saja yang difokuskan tetapi juga perkembangan otak
kanan.
Ketika diumumkan hasil
lomba, sempat terdengar beberapa komentar, wah SMK Teknik kok juara tari??
Anehhhh
Sekalipun sekolah
teknik, setiap hari pegangnya “kikir” tetapi ternyata SMK PL Leonardo mampu
mengantar siswanya mencapai perkembangan yang utuh, menyeluruh dan optimal.
Bravo SMK PL Leonardo
Klaten.
(F.
Netty Kuswandari, S, Pd, M.Si)
Syukuran HUT ke-39 SMK PL Leonardo
Mengisi ulang tahun yang
ke-39, SMK PL Leonardo Klaten bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan melalui
Perayaan Ekaristi Kudus yang dipimpin oleh R Wahyono Nugroho Djati Pr.
“Mantap Melangkah
Menuju Usia Lima Windu” menjadi tema perayaan ulang tahun ke-39 ini. Mantap
melangkah memberi keyakinan kepada segenap warga SMK PL Leonardo untuk mencapai
tujuan pasti menjadi sekolah yang diminati oleh warga masyarakat, sekolah yang
melayani, sekolah yang peduli dan sekolah yang menyejahterakan bagi siapapun
yang ada di dalamnya. Maka melangkah pasti ini didasari semangat kasih yang
bersumberkan dari Tuhan Yesus sendiri yaitu mengabdi dan melayani dengan hati.
Rangkaian acara diawali
Renungan Malam tanggal 14 Agustus 2016 untuk melihat kembali perjalanan berdirinya
SMK PL Leonardo sampai sekarang dan
menemukan makna perjuangan, pengabdian dalam pendidikan, khususnya di YPL.
Dengan demikian, segenap warga sekolah menjadi tahu dan menghidupi semangat
perjuangan yang sudah dilakukan oleh para pendiri SMK PL Leonardo.
Syukur yang kedua
dilakukan melalui anjangsana kepada para purna tugas dan ziarah di makam para pendiri
dan guru–guru SMK PL Leonardo yang telah berpulang. Kegiatan ini sungguh
memberi arti tersendiri khususnya bagi para purna tugas, mereka merasa sungguh
dihargai, dimanusiakan, dan berarti bagi sekolah. Rasa syukur dan bangga para
purna tugas ini juga menjadi kekuatan SMK PL Leonardo, karena dalam ketekunan
doa–doa mereka, kejayaan SMK Leonardo
selalu mereka panjatkan, juga mereka
menjadi pewarta yang sejati bagi warga masyarakat sekitar untuk menyekolahkan
kaum muda di SMK PL Leonardo.
Kegiatan ekspresi seni
dan kreasi juga diberikan bagi seluruh siswa dalam berbagai kegiatan pentas
seni dan lomba memasak. Acara berlangsung semarak dan meriah karena seluruh
siswa terlibat dalam segala kegiatan.
Selamat Ulang Tahun ke-39
SMK PL Leonardo Klaten, kami akan mengukir dan mempersembahkan prestasi terbaik
untukmu.
(F. Netty
Kuswandari, S, Pd, M.Si)
YPL SURAKARTA
Setelah berhasil menjadi
Juara 1 Lomba Gitar Klasik FLS2N tingkat Jawa Tengah dan mewakili provinsi ini
ke tingkat Nasional, Nicolas
Anggareksa Putra Hermawan, siswa SMA PL Bintang Laut,
kembali mampu meraih Juara 1 dalam FLS2N 2016 tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan di Manado, Sulawesi Utara, bersamaan dengan Lomba Story Telling, tanggal
28 Agustus - 3 September 2016.
Angga SMP PL Bintang Laut Juara 1 Gitar Klasik tingkat
Nasional
Sebelum
berlaga di lomba tingkat Nasional, para wakil dari Jawa Tengah mengikuti Training Center di Semarang selama tiga hari meliputi
pelatihan dan motivasi.
Lomba dibagi dalam 2 sesi. Para pemenang tingkat provinsi ini juga berkesempatan mengikuti ada seminar dari para juri
musik. Dalam babak final, terpilih 11 besar. “Saya masuk
dalam 11 besar ini,” kata Angga.
Atas
keberhasilannya, Nicolas
Anggareksa mendapat medali emas, piagam, uang sebesar Rp 5.000.000, dan beasiswa
sebesar Rp 3.000.000. (Agnesis)
SMA PL Giriwoyo Juara Lomba Debat
SMA
PL Santo Vincencius Giriwoyo, Wonogiri berhasil meraih Juara 1 Lomba Debat yang
diselenggarakan SMA PL Yosef. Tim Debat yang terdiri dari Dharmasus Risang
Awarta, Primadian Harmastuti dan Agnes Mustika Pubaningtyas ini berhasil menyingkirkan 15 tim debat lainnya
dari 13 SMA/K se Jateng DIY. Lomba Debat ini digelar bersamaan dengan Ekspo
Perguruan Tinggi, Jumat (30/9/16).
Koordinator
Lomba Debat, Agustinus Heruwanto SPd mengatakan, Lomba Debat ini merupakan
acara tahunan dengan tujuan melatih dan membudayakan beradu
argumentasi secara sehat dan benar. Tahun ini Lomba Debat diikuti 16 tim yaitu
dari SMA Negeri 5, 6, 7, Muhammadiyah 1, Kalam Kudus, Pelita Kasih, Warga,
Widya Wacana dan Regina Pacis serta SMK Muhammadiyah 4 Surakarta. Sedang
peserta dari luar kota adalah SMA PL Giriwoyo, SMA PL Don Bosko Semarang dan
SMA PL Van Lith Muntilan.
Debat
mengangkat tema kekerasan di sekolah. Juri Lomba Debat terdiri dari Muhammad
Khasan S Psi MSi dari Universitas Setia Budi, Heri Priyatmoko SS, MA (
Universitas Sanata Dharma), dan Yusnanto (Balai Soedjatmoko Kompas
Gramedia). Juara 2 diraih Tim SMA Regina Pacis (Ursulin) dan Juara 3 SMA Muhammadiyah 1. “ Kebanyakan
peserta dalam berargumentasi masih standar dan terlalu formal. Seharusnya
perlu out of the box,” ucap Heri.
Para juara
antara lain mendapatkan piala, piagam, patung Bung Karno dan uang pembinaan yang
disampaikan langsung oleh Kepala Sekolah SMA PL Santo Yosef, Bruder Stefanus
Ngadenan S.Pd. FIC. Selamat untuk para pemenang! (hans)
“Inner Motivation
1” di SMP PL Bintang Laut
Tiga ratus sebelas siswa Kelas
IX SMP PL Bintang Laut mengikuti
kegiatan Inner
Motivation 1 di sekolahnya, yang berlangsung dalam
dua gelombang:
Sabtu 13
Agustus 2016 untuk kelas 9 ABDH (gelombang 1) dan Sabtu 20 Agustus 2016 bagi
kelas 9 CEFG (gelombang 2), mulai pukul 12.00-21.00
WIB. Kegiatan ini bertema “Bersama Bunda Maria menjadi Cahaya Cita
bagi Kebhinnekaan Indonesia”.
Inner Motivation bertujuan menyeimbangkan
materi pelajaran dengan kesiapan mental siswa
dalam menghadapi
tantangan di tahapan kelas akhir, menumbuhkan motivasi dalam belajar, untuk memantapkan komitmen pribadi
dan komitmen kelas/kelompok yang akan dirumuskan, untuk membawa siswa mampu menyelesaikan tugas akhir di
jenjang SMP dan puncak keberhasilan bersama sebagai pemenang.
Inner
Motivation 1 dibuka oleh Waka Kesiswaan Blasius Tri Budi Mulyono, S.Si. yang
menyampaikan proses Inner Motivation, tujuan kegiatan, tata
tertib, sanksi pelanggaran, dan hal penting lainnya. Acara
berlanjut
dengan Ibadat Pembuka dipimpin oleh Ketua Panitia M. Ambarwati Dwi R.
Usai ibadat diteruskan penyampaian materi pertama tentang Visi, Misi, dan Kesuksesan oleh Kepala
Sekolah Bruder Martinus Sariya
Giri, M.Hum. Inner Motivation 1 ini juga menampilkan dua
pemateri dari sekolah yaitu Drs G Eko Kriswanto dan Drs
Cornelius Mujari yang mengantarkan para peserta kelas IX ini menentukan
Target-Goal secara personal dan
komitmen kelas. (Agnesis
& Ambarwati)
Syallom dan
Hans SMP PL Bintang Laut
Juara I dan II
Biologi Competition
Syallom Gita Maharani, siswa Kelas
9H SMP PL Bintang Laut, berhasil meraih Juara 1 Biologi Competition 2016 tingkat
Jawa Tengah-DIY, yang diselenggarakan oleh Fakultas Biologi
Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Sabtu 27 Agustus 2016.
Lomba ini bertujuan meningkatkan pemahaman
siswa dalam bidang biologi Biologi seperti tentang anatomi, fisiologi, morfologi, makhluk
hidup, biomolekuler, genetika, ekologi, biokimia, dan bioteknologi. Selain
Syallom sebagai Juara 1, peraih Juara 2 juga dimenangkan siswa kelas VIII C SMP PL Bintang Laut yakni
Leonardo Hans
S.T.
Lomba terbagi dalam beberapa
babak. Babak pertama mengerjakan 100 soal pilihan ganda dalam 120 menit, babak
kedua praktikum, dan babak ketiga cerdas cermat. Atas
kemenangannya Syallom
dan Hans masing-masing mendapatkan tropi
Rektor UNS, piagam, dan uang pembinaan. Pembimbing lomba dari
sekolah adalah Ibu Maria Ciptati W.,S.Pd. (Agnesis)
Aksi Sosial Kelompok
Doa SMA PL Yosef
Sebanyak 20
siswa dari Kelompok Doa (Children
of Heaven) SMA PL Santo Yosef mengadakan Aksi Sosial ke Panti Wredha Santa
Theresia, Kampung Bayan Adipiro, Surakarta, Minggu (4/9/2016). Rombongan
diterima pengurus dan 50 penghuni panti di
ruang pertemuan. Aksi Sosial ini sebagai bagian peringatan Bulan Kitab Suci
Nasional (BKSN) 2016.
Menurut Ketua Kelompok
Doa, Dian Tri Cahyani Wardhana kegiatan ini merupakan upaya memupuk kepedulian
dan kepekaan sosial. Seluruh siswa SMA PL Yosef diminta mengumpulkan bahan
kebutuhan pokok sesuai kemampuan. “ Akhirnya terkumpul berbagai kebutuhan pokok
mulai dari beras, sabun, mie instan, gula dan minyak goreng yang kemudian kami
serahkan ke panti ini, “ tutur siswa kelas XII IPS 4 ini.
Rombongan aksi
sosial didampingi oleh Pendamping Kelompok Doa SMA PL YOsef, Cahya Setiawan S
Si dan Andreas Heri S Th. Mereka berangkat dari sekolah, pukul 08.30
dengan mengendarai satu mobil sekolah dan lainnya mengendarai kendaraan masing-masing.
Salah satu
penghuni Panti, Antonius Waluya yang mantan Hakim Mahkamah Agung , sempat
memberikan sharing kepada rombongan siswa. Berbagi pengalaman
hidup diceritakannya kepada kaum muda bahwa hidup harus penuh perjuangan. “ Sampai
sekarang saya tetap membaca dan selalu jalan pagi agar tetap sehat dan tidak pikun,”
ujar kakek jebolan UGM dan pernah mengenyam pendidikan di seminari ini. (Dian)
Kuis Kitab
Suci di SMP PL GIRIWOYO
Bruder
Antonius Kurniawan Romy FIC-lah penggagasnya. Menurut Bruder Romy, anak-anak perlu diberi stimulus untuk
membaca Kitab Suci. Salah satu caranya adalah dengan menjawab Kuis Kitab Suci.
Bersama
anak-anak, Bruder Romy menyulap dinding luar ruang band menjadi media
komunikasi untuk menyediakan soal kuis, menerima jawaban, dan mengumumkan
pemenangnya. Semula papan putih
polos yang terkesan kurang menarik, dihias
dengan tirai merah. Di depan
papan pengumuman disediakan sebuah meja yang dihias untuk menaruh 2 kotak berisi
jawaban yang akan diundi, satu lagi berisi kertas untuk menjawab pertanyaan dan berbagai hadiah yang dibungkus dengan
menarik.
Setiap
minggunya ada satu pertanyaan yang ditempel di
papan
pengumuman, yang harus dijawab.
Semua siswa boleh menjawab. Jawaban yang benar diundi untuk menentukan 5 pemenang
setiap minggunya. Para pemenangnya mendapatkan hadiah dari sekolah.“Kuis dibuka setiap Jumat dan ditutup Rabu,
pemenangnya diumumkan setiap Kamis,” kata Bruder Romy.
Kegiatan
ini disambut positif oleh para siswa. Setiap jam istirahat ataupun setelah
pulang, banyak
siswa yang mencoba menjawab kuis itu. “Sebelum menjawab kuis, mau tidak mau, saya harus membaca Kitab Suci terlebih
dahulu. Dengan begitu, kami didorong untuk membaca Kitab Suci dan memahami
maknanya,” tutur Gema, siswa kelas 9A.
“Wah,
menarik, menantang, sekaligus bermanfaat, karena kami dipancing untuk menemukan
nilai-nilai yang ada dalam Kitab Suci, sekaligus ditantang untuk menemukan
bentuk penerapannya dalam
kehidupan kami,” komentar Lia, siswa 8A.
Bulan
Kitab Suci Nasional memang merupakan moment
yang tepat untuk memberikan alternatif kegiatan positif kepada anak-anak agar
dunia mereka tidak hanya dipenuhi dengan sosmed (sosial media) yang ada di smartphone. (Naftalia
Francesca N S, 8A)
Perjusa Pramuka SD PL Timotius
Gudep 03.04.11 SD PL Timotius Solo mengadakan Perkemahan Jumat
Sabtu (Perjusa) Pramuka bertema “Dengan Perjusa kita melatih Kemandirian dan Kedisplinan
untuk Meraih Cita-Cita Gemilang”di lapangan SMA PL Santo Yosef, 19-20 Agustus
2016.
“Perjusa ini bertujuan membangun
sikap sesuai Dwi Satya, Dwi Dharma, Trisatya dan Dasa Dharma, ” jelas Kepala
Sekolah Agustinus Sunarya S.Pd.
Seharusnya kegiatan ini dilaksanakan 13-14 Agustus 2016 namun
diundur karena lapangan dipakai oleh Dewan Penegak SMA PL Santo Yosef. “
Mundurnya acara menjadi berkah karena cuaca cerah, area bersih dan tidak
hujan,” ungkapnya.
Berbagai kegiatan berlangsung baik dan lancar, seperti Api Unggun
dan Pentas Seni, Wide Game, hingga
pasang dan bongkar tenda.
“Kemah ini sangat mengesan dan menyenangkan dalam segalanya,” komentar
Reinhard, siswa kelas 6B.(hans)
Tur Bersama Guru dan karyawan SMA Yosef ke Malang

Rombongan berangkat
Sabtu malam pukul 22.00 menggunakan satu bus besar dan satu minibus. Keceriaan peserta
yang terdiri dari balita, kanak kanak, remaja, dewasa dan orang tua mewarnai
keberangkatan ini.
Hari pertama,
rombongan berkunjung ke Agrowisata Kesuma (acara petik-memetik) dan Museum Angkot.
Usai berwisata, rombongan langsung menuju Hotel “Selecta”. Hari kedua berwisata
di kota Batu, Taman Bunga Selecta dan Jatim Park 2 (Scretsu dan Museum Satwa) lalu
pulang kembali ke Solo.
Acara kebersamaan
ini sungguh menyenangkan, khususnya saat berenang di hotel. Paling tidak ini
dilakukan oleh Bu Rina, Pak Hendra dan Bu Nunik yang berenang dengan berbagai
gaya. "Airnya dingin sekali…." komentar dra Nunik Sukowati, guru olahraga
yang jago masak dan pijit-memijit ini.(hans)
Persami Dewan Kerja Ambalan SMA PL Yosef
DA Dewan Gudep
01.1103 - 01.1102 SMA PL Santo Yosef mengadakan Diklat Dwan Kerja Ambalan Persami,
Sabtu dan Minggu, (24-25/9/2016). Bertempat di lapangan sepakbola, beberapa
tenda didirikan dan pembuatan area upacara. Meski gerimis menerpa, tidak
mengurangi semangat Dewan Kerja untuk melakukan Persami dan persiapan
pembekalan.
Diklat dibuka
dengan upacara bendera dengan Pembina Upacara, Kak Heri Andreas. “ Diklat yang
dilakukan di area sekolah ini sebagai bentuk diklat ruang di sekolah,
selanjutnya akan dilakukan diklat alam di luar sekolah,” tandas Ketua Panitia
Clara Azalia.
Kakak Pembina
Putri, Maria Olise mengatakan, materi yang diberikan antara lain tentang
kepramukaan penegak, dasar-dasar kepemimpinan dan organisasi, teknik
kepramukaan, public speaking, P3K dan
outbond. “ Diklat ini untuk
menyiapkan calon DA menjadi DA dan memperdalam kemampuan calon DA mengenai
isian materi-materi,” ucap Guru Bahasa Inggris ini. (Joes News)
Rekoleksi Kelas VIII SMP PL Bintang Laut
Materi Rekoleksi meliputi belajar
menemukan citra diri dan menemukan nilai-nilai hidup, mengenal
hakikat sebagai pria dan wanita,
pembuatan komitmen diri dan komitmen kelas.
Narasumber dari luar adalah F
Netty Kuswandari SPd M Psi beserta Tim. Narasumber
dari dalam yakni Wakasek Kesiswaan Blasius Tri Budi M.,S.Si.,
Pemimpin Ibadat oleh Ketua Panitia Agnes Sismilihana
Karyawati SPd dan perutusan oleh Kepala Sekolah
Martinus Sariya Giri, M.Hum.,FIC.
Dalam kegiatan itu para Wali Kelas
kelas VIII turut mendampingi dalam setiap penyampaian
materi. Pada
acara malam diadakan saling sharing antar siswa kepada para Wali Kelas.
Para Wali Kelas kelas VIII mampu mengenal para siswa dalam
perkembangan pribadi dan memantabkan dalam perkembangan belajarnya melalui
pembentukan komitmen pribadi dan pembentukan komitmen kelas.
Sebelum acara berakhir Minggu pukul
10.00 WIB, tiap kelas membacakan ikrar komitmen kelas dan menampilkan
yel-yel kelas. Acara ditutup dengan Perutusan oleh Kepala
sekolah dilanjutkan dengan saling berjabat tangan. (Agnesis
& Magdalena Etik S.)
Ekspo Pendidikan ke-5 di SMA PL Yosef
Sebanyak
28 Perguruan Tinggi (PT) dan agen Perguruan Tinggi Luar Negeri mengikuti Ekspo
Pendidikan ke-5 di SMA PL Santo Yosef, Jumat dan Sabtu, 30 September dan 1
Oktober 2016.
Selain
pameran dalam stand-stand di aula, semua peserta ekspo diberi kesempatan melakukan
presentasi ke 7 kelas XII (2 kelas IPA, 4 kelas IPS dan 1 kelas bahasa) pada
hari pertama. Kegiatan masuk kelas merupakan harapan PT karena di sinilah
kesempatan beraudiensi langsung dengan siswa kelas XII.
Menurut
Ir Didik Widya Utama MT, dari Universitas Tarumanegara Jakarta, kegiatan ini
sangat positif, namun sayang untuk kelas X dan XI harusnya juga diberi
kesempatan mendapatkan presentasi dari PT, tidak dalam upaya mencari PT guna
melanjutkan pendidikan tapi lebih pada pemilihan profesi yang tepat.
“ Setiap PT diberi kesempatan mengirimkan dosen/pengajar sesuai
keahlian dan mempresentasikan ke kelas X dan XI, tentu presentasinya akan lebih
menarik,” ucap dosen yang alumnus SMA PL Santo Yosef tahun 1996 ini.
Sedangkan hari kedua, bersamaan dengan penerimaan raport tengah
semester gasal. Peserta ekspo diberi kesempatan bertemu dengan orang tua/wali
siswa. Sungguh luar biasa atensi orang tua dalam menanyakan segala fasilitas
dan kesempatan beasiswa. Maka stand yang ada tidak pernah sepi dan peserta PT
merasa puas. (hans)
Sosialisasi Tertib Berlalu
Lintas di SMA PL Yosef
Usai mengikuti UTS (Ulangan Tengah Semester), 306 siswa Kelas X
SMA PL Yosef mengikuti Sosialisasi Tertib Berlalu Lintas di aula sekolah
dilanjutkan latihan baris- berbaris di lapangan sepakbola, Selasa (27/9/2016).
Pemberi materi sosialisasi dan pelatihan baris-berbaris adalah 4
personil polisi pria dan satu polisi wanita (Polwan) dari Satuan Lalu Lintas
(Satlantas) Kepolisian Resort Kota Solo. Acara dimulai pukul 09.00, para siswa didampingi
oleh wali kelasnya masing-masing.
Bripka Khaswan, salah satu pembicara, memberikan penjelasan tentang tertib berlalu
lintas ini dengan serius namun santai sehingga mudah dimengerti siswa. Ia juga
menjelaskan kegunaan marka jalan dan rambu-rambu lalu lintas. “ Kalau kita mau
aman dan nyaman dalam berlalu lintas, segala aturan harus ditaati dengan penuh
kedisiplinan,” tegasnya.
Usai sosialisasi dan beristirahat, seluruh peserta dibagi dalam 8
kelompok sesuai kelasnya masing-masing untuk latihan baris-berbaris. Dipandu
langsung oleh polisi yang bertugas, semua siswa merasa mendapat pengalaman
baru.
Lusia Cahyani, siswi Klas X Bahasa, mengatakan, pengalaman baris-berbaris
dan paparan tertib berlalu lintas ini sangat dirasakan manfaatnya. “ Kegiatan
ini layak dilanjutkan dan dikembangkan agar kita sebagai siswa dapat berlalu
lintas yang benar,” tambahnya. (Kezia, X IPS 2)
“Pisah Sambut “di SMA PL Yosef
Ada yang berbeda
dalam “Pisah Sambut” di SMA PL Santo Yosef
yang dihadiri guru, karyawan, pensiunan dan alumni, Rabu (21/9/2016)
sore. Pisah Sambut ini mengharukan, membahagiakan dan membanggakan bagi yang berpisah,
dra Sri Suwarni dan drs Th Aq Hendratmo namun disambut lagi menjadi guru.
Acara diawali
Misa Kudus dipimpin Romo Agustinus Sudarisman, Pr. Awal homily, Romo mengatakan
bahwa dia sebagai Romo sudah dua kali memimpin misa sebagai ‘ban serep’.
”Pertama, ban serep karena tidak ada Romo
yang bersedia memimpin maka menggantikannya dan yang kedua, harus bermazmur menggantikan solis. Prinsipnya, dalam acara
perpisahan atau pensiun hanya berpindah ke tempat yang baru, kalau Romo hanya
bina lanjut. Intinya, pensiunan adalah sebuah perpindahan dari kemapanan,” ujar
Romo Paroki Dirjodipuran Solo ini.
Acara juga disemarakkan
tarian dari kelas XII Bahasa, dilanjutkan sambutan dari Ketua Panitia Budi
Santoso SPd dan Kepala Sekolah. Diucapkannya rasa terima kasih kepada dua guru
tersebut yang telah mengabdi di SMA Yosef dan pelayanan Bu Ninik selama ini.
Namun khusus Pak Hendratmo disambut lagi sebagai guru honorer. “ Pengganti Bu
Ninik adalah kader berikutnya, Bu Retno,” kata Bruder Stefanus Ngadenan SPd,
FIC.
Sedangkan Bruder
Kepala Perwakilan YPL Solo, Bruder Herman Yosef Kwat, merasa terharu dan bangga,
acara pelepasan ini sungguh disiapkan apalagi koor-nya yang bagus. “Baru kali
ini dirasakan acara pelepasan tidak hanya ala kadarnya,“ katanya.
Sementara dra Sri
Suwarni dalam sambutannya mengatakan, ia merasa belum berhasil mengajar selama
37 tahun karena tidak sesuai dengan yang dibayangkan. “ Dipestakan, saya
bersyukur dan tersanjung meski saya masih lemah dalam mendidik,” ucap istri Drs
Putut S itu.
Sebagai ucapan
terima kasih, YPL memberikan kenang-kenangan berupa cincin yang dikenakan oleh Kepala
Sekolah kepada pestawan serta hadiah lain yang diberikan oleh Bruder Kepala
YPL Perwakilan Solo, Komite Sekolah, Guru dan OSIS. Ketika pulang pestawan harus
menyewa angkutan karena banyaknya hadiah yang diterima. (hans)
YPL Kalimantan
Kesemarakkan
HUT ke-56 SMP PL St. Albertus

SMP PL Santo Albertus Ketapang berulang tahun ke-56. Telah banyak prestasi diukir selama lima puluh enam tahun ini di bidang akademis maupun non-akademis. Karena itu, pada hari bersejarah tanggal 9 Agustus 2016 ini telah menjadi agenda wajib untuk dirayakan setiap tahunnya. Pengurus OSIS SMP Albertus dengan persetujuan pihak sekolah menyelenggarakan berbagai perlombaan dan pentas seni selama dua hari, Senin - Selasa, 8 - 9 Agustus 2016.
Hari
pertama diisi jalan santai dan aneka lomba. Jalan santai sejauh
kurang lebih 4 km dilepas oleh Kepala Sekolah SMP Albertus, Bruder Tomas Tefa S.Pd
FIC. Jalan santai ini diikuti oleh seluruh siswa dan tenaga pendidik-kependidikan
(PTK). Setelah itu aneka lomba rakyat seperti sandal bakiak 3 orang, balap
karung, makan kerupuk, sepeda lambat, eggrang batok kelapa dan
memindahkan air secara pararel. Lomba-lomba diikuti secara antusias oleh
semua warga sekolah terlebih saat beberapa PTK mengikuti lomba balap karung dan
sandal bakiak beregu melawan siswa-siswi. Beberapa kejadian lucu mengundang
gelak tawa sebab ini merupakan peristiwa langka bagi mereka.
Hari
kedua diisi misa syukur di gereja Katedral St Gemma Galgani yang
dipimpin oleh Pastor Simon Anjar, Pr. Usai misa dilanjutkan pentas seni,
penyerahan hadiah lomba dan pembagian doorprize di lapangan
tengah sekolah. Doorprize diusahakan pengurus OSIS dengan
meminta sumbangan kepada teman-teman yang orang tuanya mampu sehingga pentas
seni semakin meriah.
Pihak
sekolah berharap, kegiatan ini dapat terus diadakan setiap tahunnya. Selain
untuk memperingati hari ulang tahun sekolah, juga sebagai sarana dalam
melatih kekompakan, kerja sama, serta mengembangkan bakat dan rasa percaya diri
siswa-siswi SMP PL St Albertus. Bagi pengurus OSIS, kegiatan ini melatih
kemandirian dan mengasah jiwa kepemimpinan dalam melaksanakan sebuah even kegiatan.
Selamat Ulang tahun
sekolahku tercinta, jayalah selalu di Tanah Kayong. (nella/inigo)
Terbentuk, Komite Sekolah SMP PL
St ALbertus
Setelah vakum
selama 4 tahun akhirnya SMP PL Santo Albertus Ketapang memiliki pengurus Komite
Sekolah yang baru. Ini merupakan buah kerja keras dari Bruder Tomas Tefa SPd
FIC yang merupakan Kepala Sekolah baru per Juli 2016. Pembentukan pengurus
Komite Sekolah sebetulnya telah dirintis oleh Bruder Y Wahyu SPd FIC dengan
mengadakan sarasehan bersama orang tua murid yang intinya menentukan formatur
untuk membentuk pengurus Komite Sekolah namun karena beberapa kendala hal ini tidak berjalan
sesuai rencana.
Langkah
berikutnya, Bruder Wahyu FIC mencoba membentuk paguyuban orang tua murid untuk
mendorong terbentuknya Komite Sekolah, namun belum sempat berjalan ia telah
dimutasi ke Klaten, Jawa Tengah. Rintisan inilah yang kemudian ditindaklanjuti
oleh Kepala Sekolah baru.
Setelah
berkonsultasi dengan staf dan beberapa Tenaga Pendidik Kependidikan serta orang
tua murid, Bruder Tomas Tefa FIC bertindak cepat dengan membentuk kepengurusan
Komite Sekolah. Pemilihan Komite Sekolah ini juga mendapat dukungan penuh dari
Pastor Matheus Juli Pr. Ia secara langsung membantu menghubungi person-person
yang telah menjadi nominator sebagai calon pengurus Komite Sekolah sekaligus
memberikan masukan-masukan person-person yang bisa dimasukkan sebagai pengurus
Komite Sekolah. Dengan dukungan dari Pastor Juli Pr, pemilihan pengurus Komite
Sekolah semakin mudah. Bruder Tomas Tefa FIC secara pribadi meminta Pastor Juli
menjadi penasihat Komite Sekolah dan ini disambut tangan terbuka oleh Pastor
Juli Pr.
Demi meningkatkan
kinerja Pengurus Komite Sekolah, Pastor Matheus Juli Pr bersedia memimpin Misa
Pelantikan Pengurus Komite Sekolah yang dilaksanakan tanggal 1 Oktober 2016.
Dalam homili-nya, ia menekankan pentingnya peran orang tua murid dalam membantu
kemajuan sekolah. Pastor Juli adalah salah satu alumnus SMP PL Santo Albertus
yang dulu bernama SMP USABA I.
Usai misa dan
pelantikan pengurus Komite Sekolah dilanjutkan serah-terima pengurus Komite Sekolah
yang lama diwakili Bp Vitus Supardi
kepada Ketua Komite Sekolah yang baru yaitu Bp Hengky Gunawan ST.
Penandatanganan Berita Acara disaksikan oleh Penasihat Komite Sekolah (Pastor
Matheus Juli Pr) dan perwakilan sekolah yaitu Bp Edy Sugiyanto SPd.
Harapan sekolah, 26
pengurus Komite Sekolah yang baru dapat melancarkan dan mengembangkan SMP PL
Santo Albertus. Ini mengingat komposisi pengurus Komite Sekolah periode ini
sangat beragam, mulai dari birokrat, pengusaha hingga tokoh masyarakat. Sinergi
dari person-person tersebut diharapkan mempermudah perwujudan program-program
sekolah maupun Komite Sekolah, apalagi masa kerjanya selama 4 tahun.
Selamat berkarya
Pengurus Komite SMP PL Santo Albertus!(inigojunior092016)
OSIS SMP St Albertus gelar Pertandingan
Persahabatan
OSIS SMP PL St Albertus
Ketapang menggelar pertandingan persahabatan yang melibatkan 3 sekolah : SMP
Negeri 1 Ketapang, SMP Santo Agustinus, dan SMP Muhammadiyah. Acara yang
berlangsung tiga hari ini menggelar berbagai pertandingan yaitu bola voli
putra-putri, bola basket campuran, dan sepak bola putri.
Pertandingan berlangsung sore mulai
Kamis (15/09/16) didahului upacara pembukaan.Dalam sambutannya, Ketua Panitia
Dandi Setiawan mengatakan, pertandingan
persahabatan ini bertujuan menjalin persahabatan dan membina keakraban siswa SMP
PL St Albertus dengan ekolah lain, jadi bukan untuk berkompetisi. Maka yang
unik dari kegiatan ini adalah setiap pertandingan yang digelar tidak dicari
juaranya, tetapi tiap tim dari sekolah masing-masing ditandingkan satu sama
lain secara rolling sehingga akhirnya
tiap sekolah partisipan merasakan kesempatan saling bertanding.
Di hari terakhir Sabtu
(17/09/16), setelah semua tim sekolah bertanding, semua berkumpul untuk semakin
menjalin keakraban dengan senam Gemufamire
ala Albertus bersama-sama. Selanjutnya kegiatan diakhiri upacara penutup
dan pembagian kenang-kenangan dari tuan rumah penyelenggara kepada
sekolah-sekolah yang ikut berpartisipasi.
(oshin)
SMA PL St Yohanes lantik Pengurus OSIS Baru
Pengurus OSIS SMA PL Santo
Yohanes Ketapang resmi dilantik oleh
Kepala Sekolah Bruder Valentinus Naryo M Pd FIC, Jumat pagi 23 September 2016. Sebanyak
60 pengurus OSIS dengan Ketua Renaultdus Jhorgie Pranatal mengucapkan janji dan
sumpah Pengurus OSIS. Dengan dilantiknya pengurus OSIS baru ini berakhirkah kepengurusan
periode sebelumnya di bawah kepemimpinan Isidorus Holy Pangestu.
Dalam sambutannya, Kepala
Sekolah memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada pengurus OSIS lama
yang telah berdedikasi tinggi sehingga segala kegiatan yang telah diprogramkan sekolah
bisa berjalan lancar. Kepada pengurus OSIS baru, Kepala Sekolah mengharapkan
kerja sama yang kompak sehingga bisa membawa SMA PL Santo Yohanes menjadi lebih baik lagi.
Sebelum pelantikan, para calon
pengurus OSIS ini telah ditempa dalam Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) selama 2
hari, tanggal 24-25 September 2016. Kegiatan rutin tahunan ini merupakan ajang
pembinaan atau pembekalan mental serta pengetahuan untuk para calon pengurus
OSIS. Di tahun ini, peserta LDK berjumlah 60 siswa yang hampir 80% merupakan
wajah baru di OSIS SMA PL Santo Yohanes.
Beberapa materi yang
disampaikan dalam LDK tahun ini antara lain : Kepemimpinan (oleh Br Valentinus Naryo, M.Pd., FIC); Etika,
Sikap Mental dan Motivasi Belajar (Bapak Kosman, S.Pd); Keorganisasian (Bapak
Lusius Taris, S.Pd); Menggali Potensi Diri Sendiri (Ibu Susana, S.Pd), Public
Speaking (Bapak Frans Jepi Nexon, S.Pd.) serta OSIS dan Proses Rapat oleh Ibu Magdalena Among, S.Pd. LDK juga diselingi beberapa
permainan. Tujuan semua permainan ini adalah membangun rasa kebersamaan dalam
kepengurusan OSIS. Semua materi dan permainan
berlangsung di kampus SMA PL Santo Yohanes. Para calon pengurus OSIS nampak
bersemangat dan serius mengikuti seluruh paparan materi pembekalan tersebut.
Harapan dari para guru, Pengurus
OSIS dapat memimpin teman-temannya agar menjadi lebih baik.
Karnaval Meriah SMP PL Tanjung
SMP
PL “Santo Don Bosco”
Tanjung menggelar karnaval yang juga melibatkan siswa SD di sekitar
sekolah, sehari sebelum Hari Kemerdekaan RI. Juga diadakan aneka lomba dengan
mengundang anak-anak SD keesokan harinya.
Siswa
bersama Wali Kelas
pun sibuk mempersiapkan
atribut karnaval. Setelah memutuskan tema karnaval masing-masing
kelas, yang
dilakukan berikutnya adalah kostum
yang sesuai dengan tema karnaval. Ada yang membuat kostum pakaian dari dedaunan,
kardus, kotak rokok, ada juga yang menggunakan kostum pakaian yang telah siap pakai,
di antaranya : baju kantor, baju perawat,
baju polwan, baju tentara,
dan lainnya.
Di tengah perjalanan kami
bersorak-sorak, menyanyikan lagu-lagu dan menyerukan yel- yel kelas dan pekik“ Merdeka”. Setelah menempuh perjalanan
cukup jauh, sampailah kami di Kantor Desa Tanggerang. Perjalanan itu tidak terasa jauh karena
kami menjalaninya dengan riang gembira dan dengan jiwa merdeka.
Pembukaan karnaval dimulai
dengan seremoni
singkat dipandu oleh ibu Asih. Ada kata sambutan
dari Kepala Desa. Setelah itu, kami menyanyikan lagu
“ Hari Merdeka” dilanjutkan doa. Karnaval
dibuka oleh Kepala
Desa
Tanggerang, Bapak
Benediktus Basri. Rute karnaval adalah dari Kantor Desa Tanggerang – Pemerataan - CU Gemalaq Kemisiq kemudian
berakhir di SMP PL Don Bosco Tanjung. Kami
berkarnaval sesuai nomor undian masing-masing. Begitu banyak siswa dan guru-guru yang mengikuti karnaval ini.
Dalam karnaval ada beberapa juri
yang menilai kami. Banyak penonton di
sepanjang perjalanan yang kami lalui,
ada yang tertawa melihat
kostum kami,
ada pula yang kagum
dengan kostum kami. Banyak kejadian menyenangkan dan menggelikan, tetapi
ada juga yang menyedihkan
karena sakit dan keletihan akibat perjalanan jauh.
Kejuaraan karnaval diumumkan esoknya saat Upacara Bendera, tepat di peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia. Juara 1 diraih kelas VIII A dengan Wali Kelas Ibu Florensia Budiasih SPd,
Juara 2 Kelas VIII C (Wali Kelas Ibu Delsina Benuf, S.Pd)
Juara 3 Kelas IXC (Wali Kelas
ibu Rita,
S.Pd) dan Juara 4 Kelas VII C (Wali
Kelas Ibu Monica, S.Pd).
Bravo
dan jaya selalu SMP PL Don Bosco Tanjung-ku. Kau selalu menjiwai semangatku untuk
menjadi manusia pembelajar. (Santi dan Rafael
Bermuda L., VIII C)
YPL Yogyakarta
Prestasi Beruntun Raga SMP PL Moyudan
Sungguh banyak prestasi Rafael Raga Budi Panuntun, siswa SMP PL Moyudan. Tahun
lalu Juara Lomba Minat Baca, tahun ini kembali mengukir prestasi sebagai Juara Lomba Minat Baca, Lomba Kawruh Basa atau Orasi Bahasa Jawa.
Bulan Agustus 2016 lalu saat mengikuti Lomba Minat Baca di Gedung Unit
II Pemda Sleman,yang diselenggarakan
Perpustakaan Daerah Kabupaten Sleman, ia lolos dan masuk 10 besar. Ketika pengumuman para pemenang di
Pendopo Rumah Dinas Bupati, ia dinyatakan sebagai Juara II Lomba Minat Baca Tingkat SMP 2016 dan berhak mendapatkan piala, sertifikat, dan uang pembinaan yang diserahkan langsung oleh Bupati Sleman. Selanjutnya, piala diserahkan Raga ke Sekolah saat upacara bendera Senin 19 September 2016.
Sebelumnya ia juga mendapat Juara III Lomba “Orasi Bahasa Jawa“ mewakili
Puskesmas Kecamatan Moyudan dalam
rangka Jambore Kespro (Kesehatan Produksi). (bfa)
“Espeelsa
Basketball League” di SMP PL 1 Yogya
Pengurus OSIS
SMP PL 1 Yogya menggelar acara 17-an, beberapa waktu lalu. Ada stand
permainan bertema “SalKus” (Salah Fokus) yaitu permainan Hitung Bijiku, Remas Aku,
dan juga Tarik Tongkatku. Ada pula Lomba
Estafet Misi dengan 4 Pos yakni Balap Karung, Tiarap, Minum Jus, dan Jalan Jongkok. Setiap
kelas diwajibkan mengirimkan
4 perwakilan. Para
pengurus OSIS juga menyediakan tempat
untuk beberapa kelas yang membuat stand permainan.
Sebelum itu, tanggal 8-15 Agustus 2016, OSIS SMP PL 1 Yogya juga menyelenggarakan Espeelsa Basketball League. Dalam
lomba tersebut, untuk kelompok putra Juara 1, 2 dan 3 masing-msing dimenangkan
oleh kelas 9A, 9E, dan 9D. Sedangkan untuk putri, Juara 1, 2 dan 3 masing-masing diraih
oleh kelas 8G, 7G, dan 9D. Pertandingan
final Espeelsa Basketball League ini menutup
acara 17-an SMP PL 1 Yogya.
Diakhir kegiatan
ada kejutan yakni pentas Espeelasa Color Dance sebagai bentuk simbolisasi kebebasan dan kemerdekaan. (Francesco Timothy P., VIII E)
Rekoleksi
“Who Am I” SMA PL Yogya
Untuk
mengajak para siswa – siswi kelas X mengenal dan memahami seberapa penting
peran mereka bagi sekolahnya, SMA PL Santo Yusuf Yogya mengadakan Rekoleksi bertemakan “Who Am I”.
Kelas
X yang dibagi dalam 6
kelas : X1 hingga X6, bergiliran mengikuti Rekoleksi yang berlangsung Selasa hingga Jumat, 20-23 September 2016 di Wisma Salam Muntilan ini. Kelas X1 dan X6 menjadi peserta Rekoleksi gelombang I, disusul kelas X3 dan X4 (gelombang II) dan gelombang terakhir kelas X5 dan X2.
Banyak kegiatan seru dan
menyenangkan di
setiap sesi yang dibimbing Tim
dari Yayasan Abisatya ini antara
lain : games menjaga lilin, menghias lilin, menggambar
simbol diri, dan kegiatan lainnya. Para siswa juga diajak mengenali bakat dan
potensi diri masing – masing, mereka juga diarahkan dapat memiliki niat – niat baik untuk keluarga, teman,
sekolah, serta untuk diri sendiri.
Melalui
Rekoleksi ini, para
siswa – siswi diharapkan mampu mengenali potensi diri mereka dan dapat menemukan cita – cita
yang diinginkan dan bagaimana mereka dapat meraihnya lewat bersekolah di SMA PL
Santo Yusuf Yogya.(Anggi)
SD
PL Sedayu Berpromosi Lewat Pelayanan
Mempromosikan sekolah agar tetap diminati dan dicintai
masyarakat banyak caranya. Berziarah ke Sendang Jatiningsih dengan bersepeda sambil
membawa tulisan besar ‘bersekolahlah
di SD PL Sedayu agar Pandai dan Cerdas’ pernah dilakukan para siswa. Kali ini promosi SD
PL Sedayu lewat pelayanan sebagai petugas koor di Kapel Ambrosius Sumbersari,
Sleman.
Kelompok paduan suara yang dipimpin Bu C Sudaryanti dan Pak
Vicky terus berlatih agar dapat melayani dengan baik. Koor di kapel Sumbersari ini
dilaksanakan pada Minggu 18 September 2016.
Penampilan kelompok paduan suara SD PL Sedayu di Kapel
Ambrosius Sumbersari mendapat sambutan meriah dari umat. Bukan hanya itu,
tempat duduk yang biasanya tidak penuh hari itu penuh bahkan kurang. Begitu
juga parkiran, terasa penuh sekali.
Romo Y Triwidianto PR mengapresiasi penampilan paduan suara
SD PL Sedayu dan berharap umat Katolik hendaknya menyekolahkan anaknya ke
sekolah Katolik dan ini hasilnya. Semoga pelayanan kami semakin baik dan sekolah
kami makin diminati serta dicintai masyarakat.
(Tim
Jurnalistik Palseda)
Rekoleksi “Mengenali Diri “ di SMP PL Moyudan
Rekoleksi, kegiatan rutin bagi siswa SMP PL
Moyudan ini, tahun ini berlangung tanggal 3-4 September (untuk
kelas
VII) dan 17-18 September (kelas
VIII), di
kompleks sekolah dengan dibimbing masing-masing
oleh
dua Bruder FIC.
Rekoleksi kelas VII mengambil tema “Siapakah Aku” dibimbing oleh Bruder Kristali FIC dan Bruder Elwin, FIC. Sore hari dalam cuaca cerah,
acara dimulai pukul 16.50 dengan didahului serah-terima peserta rekoleksi kepada Tim Pembimbing diteruskan pembukaan dan sesi-sesi.
Pagi harinya, acara dilanjutkan outbond yang bertujuan mengenali diri masing-masing peserta, juga melatih
kerja sama, kekompakan, inisiatif, dan kreativitas. Pada akhir kegiatan
anak-anak diajak merefleksi kegiatan selama dua hari ini, yang sungguh-sungguh
diharapkan dapat mengubah pola hidup mereka dalam menempuh pendidikan di SMP PL
Moyudan.
Sedangkan Rekoleksi kelas VIII mengambil tema “Peran Iman dalam Kehidupan Sehari-hari” dibimbing oleh Br Kristali FIC dan Br Sarwono FIC, dengan jadwal yang sama. Acara diawali dengan serah terima, pembukaan, sesi
kegiatan, renungan, dan outbond serta
refleksi.
Malamnya sekitar pukul 23.00, Romo Wegig datang untuk memantau
kegiatan anak-anak. Beliau sempat berbincang dengan mahasiswa PPL dari Universitas Sanata Dharma
(USD) dan
Bapak-Bapak Guru yang masih berjaga.
Kedua kegiatan tersebut ditutup Misa oleh romo
Wegig dari Paroki Klepu. (FAB)
Raga
(SMP PL Moyudan) Mendalang di Jatiningisih
Rafael Raga Budi Panuntun, dalang cilik dari SMP
PL Moyudan, unjuk kebolehan di pelataran/halaman Sendang
Jatiningsih
dalam rangka ulang tahun ke-30 Sendang Jatiningsih, Minggu 11 September 2016. Ia membawakan
lakon “Wahyu Panuntun” yang berlangsung sekitar
2 jam dengan iringan kelompok Karawitan “Lawung Bercanda” (Sanggar
Seni Karawitan Dono Sumarjo) Minggir, Sendangagung.
Penampilan Raga disaksikan oleh umat seusai mengikuti
misa. Begitu naik panggung, sambutan meriah menyeru dari para
penonton.
Ibu Ambar,
salah satu gurunya yang tidak pernah menonton
wayang pun terharu, “Anak sekecil itu bisa menggerakkan orang banyak untuk
menyaksikannya.”
Ketika goro-goro, penampilannya sangat
meriah karena dipenuhi kata-kata kocak disertai beberapa tembang Jawa yang dilantunkan sendiri
oleh Raga, tanpa sindhen.
Pada kesempatan itu,
Romo Murdi yang diminta naik ke
panggung, memberikan masukan, “Kita juga boleh
menjadi dalang asalkan yang baik dan sopan, kita juga harus bisa memberi nasihat
atau wejangan-wejangan yang berguna untuk memperkuat iman.”
Kurang lebih pukul 13.30 tancep kayon. Usai mendalang, Raga mendapat applaus dari para penonton. Ia juga
beroleh ucapan selamat dan jabat tangan dari teman-teman, penonton, panitia, dan Bapak-Ibu Guru SMP PL Moyudan.
Raga
juga mendapat ucapan selamat dari Kepala Yayasan Pangudi Luhur Pusat Bruder
Frans Sugi FIC ketika mendalang di tempat yang sama, dan ajakan, “kapan-kapan
mayang bareng ya…” (Tabah/bfa)
YPL Muntilan
Anugerah Satyalancana Presiden untuk Romo
Van Lith
Berita gembira
disampaikan Kepala Sekolah SMA PL Van
Lith Bruder Agustinus Santoso FIC saat briefing
pagi di ruang pendamping pertengahan Agustus
2016. Romo Van Lith SJ (alm.) akan mendapatkan penghargaan Satyalancana
dari Presiden RI. Dalam surat resmi penganugerahan tertulis bahwa Romo Van Lith
berjasa di bidang Kebudayaan dengan deskripsi : “Merintis pendidikan sekolah berasrama dengan kombinasi
nilai-nilai budaya Indonesia khususnya
Jawa yang memiliki pengaruh besar pada keberimanan 100% Indonesia dan 100%
Katholik.”
Penerimaan
Anugrah Satyalancana berlangsung Jumat 23 September 2016 di Gedung Teater
Jakarta, Taman Ismail Marjuki, Jalan Cikini Raya Jakarta Pusat. Konggregasi Serikat
Jesus (SJ) yang menjadi komunitas asal Romo Van Lith diwakili oleh Romo Budi
Subanar SJ. Kongregasi para Bruder FIC diwakili oleh Bruder Agustinus Giwal
Santoso FIC sekaligus Kepala Sekolah SMA PL Van Lith. Ketika di panggung
kehormatan, ternyata Romo Van Lith SJ (alm.) dinyatakan mendapat 2
bintang/anugerah sekaligus yaitu dari Presiden dan dari Menteri Pendidikan
Kebudayaan Indonesia.
Penganugerahan
Satyalancana dari Presiden ini diadakan sejak tahun 2005. Ditujukan
kepada WNI/WNA yang berjasa bagi kehidupan bangsa
Indonesia di semua bidang/kategori. Ada 10 nama yang mendapat anugerah Satyalancana kategori Kebudayaan karena karya dan jasanya : Franciscus
Georgius Josephus Van Lith (alm.), K.H. Hasan Basri
(alm. ), Suparto Brata (alm.), Soekarno M. Noor (alm.), Aminah Cendrakasih,
Agustinus Kasim Achmad, Slamet Abdul Sjukur, Lauw Ping Nio alias Nyoya Meneer (alm.), Kartono Yudhokusumo dan
Munasiah Nadjamuddin. Tim Penilai Penganugerahan Kategori Kebudayaan terdiri
dari : Edy Sedyawati (budayawan, akademisi), Wagiono Sunarto (Rektor IKJ),
Azyumardi Azra (budayawan, akademisi), Romo Mudji Sutrisno SJ ( budayawan, akademisi), dan Mukhlis Paeni (sejarawan).
Banyak murid didikan
Romo Van Lith menyebar di seantero Indonesia untuk ikut “njembarake
Kraton Dalem Gusti “ (melebarkan kerajaan Allah), seperti yang selalu
dipesankan Romo Van Lith kepada para murid. Meskipun orang Belanda, namun
semangatnya begitu besar untuk berbaur dengan masyarakat Jawa sehingga beliau mahir berbahasa Jawa dan senang dengan budaya
Jawa khususnya wayang kulit.
Beberapa murid Romo Van
Lith, 4 di antaranya dinyatakan sebagai
Pahlawan Nasional yakni : Yosaphat Soedarso (1925-1962), Mgr Albertus
Magnus Soegijapranoto SJ dikenal dengan Romo Soegijo (1896-1963), Ignatius
Joseph Kasimo Hendrowahyono (1900-1986), Cornel Simanjuntak (1921-1946). Romo
Van Lith wafat tahun 1926 dan disemayamkan di Kerkhof Romo Sanjoyo Muntilan.
Makamnya tepat berada di depan gedung SMA PL Van Lith yang menjadi karya
warisan beliau.
Sungguh menjadi
tantangan besar bagi para guru, karyawan, alumni dan siswa yang tengah berjuang
di SMA Van Lith untuk senantiasa mempertahankan dan meneruskan semangat,
visi-misi dan roh Romo Van Lith. “Dari
Van Lith untuk Indonesia” itulah yang akan kami wujudkan untuk Indonesia
yang lebih baik melalui apa yang kami perjuangkan di Sekolah tercinta ini.
Romo
Van Lith …Doakanlah kami. (Nik)
Pramuka Sistem Blok di SMK PL Muntilan
Menindaklanjuti kebijakan sekolah (SMK PL Muntilan) yang melaksanakan Kurikulum 2013 secara lengkap, membawa dampak pada
bidang lain. Tidak terkecuali pada kegiatan kepramukaan. Oleh karena itu tahun ini pramuka tidak
hanya untuk kelas
X, tetapi juga dilaksanakan di kelas XI dan kelas XII. Khusus untuk pramuka kelas XI kegiatan
dilaksanakan dengan Sistem Blok
di awal tahun ajaran ini.
Sistem ini diambil karena kelas XI mempunyai ekstra wajib
selama setahun ke depan. Ditambah
lagi, pada semester genap kelas ini melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau Praktek Kerja Industri (Prakrein). Dengan pertimbangan waktu maka kegiatan pramuka digunakan Sistem Blok dan dilaksanakan awal
tahun.
Pelaksanaannya seminggu penuh yang terinci 3 hari untuk tatap muka teori
dan diskusi, dan 3 hari untuk perkemahan. Bahan atau materi yang
diberikan di kelas XI ini adalah materi SKU (Syarat Kecakapan Umum) tingkat Laksana karena saat kelas X siswa telah menyelesaikan SKU tingkat Bantara.
Beberapa halangan dalam perkemahan adalah cuaca yang kurang baik, sebentar
cerah kemudian hujan
tiba-tiba
sehingga merepotkan dan bahkan dapat membatalkan acara yang telah tertata rapi.
Tanggal 23 Juli 2016 siang kegiatan perkemahan berakhir. Acara
ditutup dengan
upacara yang dipimpin oleh Kepala SMK PL
Muntilan, Bruder
Yustinus Tri Haryadi SPd FIC.
Selamat berjuang. Hidup Gudep Putra 11-08-171 Soegiyapranata dan Gudep Putri 11-08-172 Maria. (Suyatin)
SMA
Van Lith gelar Education Fair 2016
Banyaknya kegiatan akademis dan
non akademis tidak mematahkan semangat para pendamping (guru) dan siswa-siswi
SMA PL Van Lith untuk mempersiapkan kegiatan tahunan VLEF (Van Lith Education Fair), Jumat 7 Oktober 2016.
Kegiatan yang dikhususkan bagi siswa-siswi kelas XII ini
bertema “Mengembangkan Pikiran dan Wawasan untuk mempersiapkan Masa Depan”
dikomandani oleh sang Ketua Panitia Ibu Lusia Prihatin S Pd sementara Ketua
Panitia siswa adalah Priscilla Indah dari kelas XII IPA.
Dua bulan sebelumnya, Panitia
mempersiapkan segala sesuatunya, dari rapat persiapan hingga pembuatan proposal
yang dikirim ke berbagai perguruan tinggi
(PT) dan juga donatur. Sekitar 28 PT dan beberapa donatur ikut ambil bagian
dalam Pameran dan Presentasi yang diikuti para siswa-siswi kelas XII SMA Van
Lith maupun undangan dari SMA/SMK lain sekitar Muntilan seperti SMK PL Muntilan,
SMA Bentara Wacana, SMA Marsudirini, SMA Negeri Dukun, SMA Negeri Ngluwar, SMA Negeri I Muntilan, dan lain-lain.
Mengawali kegiatan ini adalah
upacara pembukaan yang diikuti semua siswa/i kelas XII, para pendamping (guru)
dan perwakilan PT. Sambutan disampaikan
antara lain oleh Ketua Panitia Atin dan Pak
Baluk Nugroho SPd Waka Kurikulum yang mewakili Kepala Sekolah Bruder Ag Giwal Santoso FIC. Pemukulan
gong sebagai tanda dibukanya VLEF dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan
Olah Raga yang diwakili Kepala Sie Daltu
( Pengendali Mutu ) Bapak Rachmat Subarkah MPd.
Kerja sama yang apik segenap panitia pendamping dan siswa menjadi
modal untuk kelancaran seluruh proses kegiatan ini. Terima kasih untuk semua yang terlibat dan profisiat kepada
Panitia ! (Nik)
YPL Semarang
Guna mempersiapkan diri dalam ajang “Grand Prix Junior Band”
di Cibubur, Jakarta,
November 2016, Marching
Band Domenico Savio (MBDS) mengadakan Band
Camp. Kegiatan dilaksanakan selama 5 kali pada Sabtu–Minggu.
(Lombas Cerdas
Cermat) SMP PL Domenio
Savio (Domsav) yang terdiri
dari Georgia Alma (9J), Jason P.W.S. (8J), dan Callista Angelique (8F) berhasil meraih Juara 1 Lomba Cerdas-Cermat SMP se Kota Semarang 2016. Dalam final, Tim LCC Domsav mengalahkan Tim SMP Negeri 5 dan Tim SMP Karangturi.
Tim LCC
Bidik
Aneka Kegiatan Tengah Semester di SMK PL Tarcisius 2
Agenda Tengah Semester
di SMK PL Tarcisius 2 diisi berbagai
kegiatan penting bagi Klas X, XI dan XII. Kegiatan yang telah mentradisi setiap
tahun ini berlangsung Senin
hingga Rabu, tanggal 3-5 Oktober
2016.
Untuk siswa Kelas
X kegiatannya berupa Ansos
(Analisis Sosial)
yang bertujuan
mengenalkan siswa pada dunia kerja dan industri. Siswa mewawancarai
pihak dunia usaha untuk mengetahui tentang usaha yang dibangun,
pendapatan per bulan, dan lain-lain. Sedangkan hari kedua adalah
membuat karya tangan/prakarya.
Untuk Kelas XI tak
kalah seru dibanding Kelas X, Di hari pertama, mereka mengikuti Seminar
Perbankan di ruangan multi
media
sekolah dengan mendatangkan 7 pejabat
dari BPR Rudo Indoank sebagai pembicara. Hari Kedua, siswa Kelas
XI berkunjung ke Unika (Universitas Katolik) Soegijapranata dan mendapatkan banyak informasi tentang perguruan tinggi ini dan pentingnya kuliah.
Untuk siswa Kelas XII, mereka berkunjung
ke Pabrik Sido Muncul untuk dilatih
dan dipersiapkan mentalnya menuju ke
dunia
usaha, dan melongok ke Vihara Budhagaya
agar semakin erat hubungan dengan sang penciptaNya.
Akhir dari kegiatan Tengah Semester, seluruh siswa Kelas X, XI dan XII
membuat laporan. Hal-hal yang didapatkan selama di lapangan dicatat ke dalam laporan
menggunakan huruf tegak bersambung.
Semoga
kegiatan ini memberikan wawasan positif untuk para
siswa dan
mampu menjadikan SMK PL Tarcisius 2
menjadi sekolah prioritas para siswa lulusan SMP dan semakin berkembang
karya pendidikannya ke
depan.
(Aulia Nurul Hiddayah)
Perayaan
Ekaristi HUT KE-62 YPL
Menandai Perayaan Hari Ulang Tahun ke-62 YPL (Yayasan Pangudi Luhur) dan Perayaan Pelindung YPL,
Santa Perawan Maria Yang Dikandung Tak Bernoda, diselenggarakan Perayaan Ekaristi dipimpin Romo
FX Agus Suryana Gunadi Pr, di
Gereja Santo Petrus Sambiroto,
Kamis 6 Oktober 2016. Misa diikuti hampir seluruh tenaga
pendidik dan kependidikan YPL Cabang Semarang. Kegiatan ini sengaja diselenggarakan
di Gereja St Petrus Sambiroto untuk mendekatkan YPL pada masyarakat terutama Paroki St Petrus
Sambiroto.
Ulang tahun
ke-62 YPL mengambil tema “Bersama
Bunda Maria Membangun Komunitas Iman dan Persaudaraan Sejati.” Dengan tema itu
kita diingatkan kembali bahwa pada dasarnya kita semua adalah saudara. Kita
diteguhkan dengan Injil Yesus Kristus menurut Lukas 11:5-13 yang menekankan pentingnya
persaudaraan. Selain itu St Lukas juga memberikan gambaran tentang Allah Bapa
Yang Maha Baik dengan ungkapan,
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu;
carilah maka kamu akan mendapat; dan ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu.”
Usai misa dilanjutkan
sambutan Ketua YPL Br
Frans Sugi FIC yang mengajak
seluruh keluarga besar PL
untuk merefleksikan tiga hal :
apakah sekolah PL
masih memiliki daya pikat, apakah
sekolah PL masih
memiliki daya tahan dan
apakah sekolah PL masih
memiliki daya ubah ?
Sebagai
ungkapan syukur dalam perayaan ulang tahun kali ini,
Br Frans Sugi FIC didampingi Br Albertus Suwarto FIC memotong
tumpeng untuk kemudian diserahkan kepada Kepala Sekolah SMP St Yusup Mijen, MM
Heni Widiastuti, M.Pd.
Dalam pengantarnya MC menjelaskan, ke depan Mijen akan berkembang menjadi kota metropolitan baru.
Oleh karena itu, SMP St Yusup sejak awal dipersiapkan untuk dapat mengikuti
perkembangan daerah Mijen menjadi sekolah yang mampu mengikuti perkembangan
Kota Mijen. (Bianglala)
Serunya Band
Camp
MBDS
Agenda kegiatan
Band Camp sangat teratur. Pukul
14.00, peserta sudah siap apel, setelah
itu mereka masuk ke kelas 9B untuk menonton marching
band dari dalam dan luar negeri dan beroleh masukkan dari para pelatih. Pukul 15.00, peserta mengambil
alat untuk membersihkan alat musik. Pukul 17.30 hingga 18.30, mereka mandi dan siap makan. Pukul 18.30, peserta
harus sudah membentuk barisan untuk antre satu per-satu, per-divisi untuk
mengambil makanan.
Saat mereka
duduk, piring dan gelas diletakkan sejajar satu dengan yang lain. Posisi badan
harus duduk tegak. Selepas itu, satu perwakilan dari setiap divisi akan
ditunjuk memimpin doa makan. Jika sudah selesai berdoa, orang yang
memimpin doa tersebut akan mengatakan,”MBDS, selamat makan.”, lalu serentak mereka
mengatakan,”Mari makan.” Jika belum terucap kata-kata tersebut, mereka belum
diperbolehkan makan.
Seusai
makan, satu persatu anak mencuci piring yang mereka gunakan. Piring-piring tersebut kemudian ditata rapi dan mereka pun berjalan ke tempat makan semula
dan duduk tegak. Mereka menunggu sampai teman mereka yang terakhir mencuci
piring selesai. Seperti tadi, satu perwakilan dari divisi yang berbeda memimpin
doa. Ketika doa usai, salah seorang pelatih, Kak Shindu memberikan waktu istirahat sampai pukul 19.30. Lalu, 5
menit sebelum pukul 19.30 mereka harus sudah siap di posisi apel. Kak Shindu
pun memberikan tugas tiap divisi. Setelah dibubarkan, mereka melaksanakan tugas
masing-masing. Lalu, mereka pun bergabung untuk mencoba sampai sejauh mana kemampuan
mereka. Kegiatan berlangsung hingga pukul 23.00. Setelah itu mereka tidur.
Anak perempuan di kelas 9A dan 9B, sedangkan yang laki-laki di kelas 9C dan 9D.
Walaupun hanya beralaskan tikar, mereka dapat tidur dengan nyenyak.
Keesokan
paginya, mereka bangun pukul 04.30 kemudian membentuk barisan sesuai divisi
masing-masing untuk pemanasan. Pemanasan dipimpin oleh Kak Rini. Setelah
pemanasan, mereka diminta
berlari mengelilingi lapangan sebanyak 2
kali. Setelah itu, Kak Rini mengadakan game.
Pukul 06.30, mereka dipersilakan mandi. Pukul 06.50, mereka mengambil snack dan minum susu kemudian menuju Gereja
untuk mengikuti Misa. Pukul 08.30, usai mengikuti Misa, mereka makan bersama.
Setelah itu ada kegiatan belajar
hingga pukul 11.00. Kemudian mereka
menyelesaikan materi hingga pukul 13.00 dilanjutkan
makan hingga pukul 14.00. Pukul 16.00, mereka bersiap untuk apel. Mereka
mendapat banyak masukkan dari para pelatih dan alumni.
Pada
saat Band Camp, mereka didukung oleh
para alumni SMP
PL Domenico Savio. Banyak alumni yang datang dan mendukung latihan MBDS. Mereka didukung oleh para pelatih yang khusus
didatangkan untuk MBDS.
Semoga Marching Band SMP PL
Domenico Savio semakin jaya dan hebat ! (Derryl, 9I SMP PL Domsav)
Aneka Prestasi Domsav
Berbagai
kejuaraan yang diikuti oleh Domsavian bulan September 2016 membuahkan sejumlah
prestasi. Dalam ajang
LOSSAC 2016 Glayen Rossel (9G) dan Elizabeth
Chiquithita B.A.(8D) masing-masing meraih
Juara 2 dan
1 Lomba Baca Puisi, Ttim Dance Domsav mendapat Juara 2, dan Tim Basket Putra juga mendapatkan Juara 2.
Dalam ajang PMS Open Dragon Taekwon Do Invitation Championship 2016 di Solo, Ursula Tanisha (9D) berhasil
meraih Medali
Perak dan Perunggu. Tim LCC Domsav yang terdiri dari Georgia
Alma F.A. (9J), Jason P.W.S (8J), dan Callista Angelique (8F) meraih Juara I dalam lomba Cerdas-Cermat yang diselenggarakan Dinas
Pendidikan Kota Semarang. Prestasi yang lain juga direnggut Tim Basket Putri yang mendapatkan juara III dalam
Invitasi Bola basket Karangturi
Cup 2016.
Informasi lainnya, berkaitan dengan PPDB (Penerimaan
Peserta Didik baru) tahun 2017/2018. Domsav membuka pendaftaran untuk Jalur Olimpiade dan Jalur
Prestasi tanggal 3 – 14
Oktober 2016; dan Jalur
Tes tanggal
17 – 28 Oktober 2016. Tahun
ajaran 2017/2018 SMP PL Domenico Savio membuka 11 kelas. (RD_BL)
Tim
Domsav Juara 1 Lomba Cerdas Cermat

Leonardo Purnawan, guru pendamping
lomba mengatakan, untuk
LCC tahun ini anak-anak Domsav melakukan persiapan lebih matang dibanding
tahun lalu, terutama Georgia Alma (9J) yang sudah berpengalaman dalam ajang yang sama tahun
2015. Kemenangan tim LCC Domsav terutama dalam babak
adu cepat. Meskipun sempat tertinggal dalam babak sebelumnya, namun pada babak ini Dewi Fortuna lebih berpihak pada Tim LCC
Domsav sehingga mereka berhasil mengejar ketertinggalan bahkan mengungguli
kedua lawannya.
Piala kejuaraan diserahkan langsung
oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang
Drs H. Bunyamin MPd. Dalam sambutannya, ia mengingatkan kejuaraan-kejuaraan yang diselenggarakan
oleh Dinas Pendidikan atau universitas negeri
memiliki nilai tambah bagi para siswa terutama yang ingin melanjutkan ke
sekolah negeri. (RD_BL)
Pesta Perak
Bu Endang
dan Pak
Lambert SMP PL St Yusuf Mijen
“Saya pribadi sungguh tidak
bisa membayangkan bagaimana rasanya bekerja dalam kurun waktu yang lama tanpa
pernah sekalipun mengalami rotasi. Mungkin itu biasa bagi mereka yang berada di
luar Yayasan Pangudi Luhur, namun karena rotasi dan mutasi guru dan karyawan
YPL adalah sesuatu yang biasa dilakukan, maka kalau sampai ada yang belum
pernah melakukannya, menjadi sesuatu yang luar biasa,” demikian
petikan kalimat yang disampaikan Duriat, wakil dari Kantor Yayasan dalam Perayaan 25 Tahun (Pesta Perak) Anastasia Endang Praptiwi dan
Lambertus Leo
berkarya di SMP PL St Yusup Mijen Semarang. Sementara Kepala
Sekolah yang baru M.M.
Heni Widiastuti menyatakan kebanggaan terhadap keduanya yang sudah teruji dalam
loyalitas dan dedikasinya.
Bertempat
di Lakers Resto
and Gym di kawasan BSB, Bu
Endang dan Pak Lambert secara bergantian mengungkapkan
rasa syukur atas anugerah yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa selama ini. Pestawan/wati yang hadir ditemani oleh
istri dan putera-puterinya mengakui selalu teringat Bapa Uskup Yulius
Darmaatmadja yang pernah berkunjung ke sekolah dan berpesan untuk tidak henti-hentinya
belajar setia, melayani, mengabdi, dan berbakti serta tentu saja bertanggung jawab terhadap tugasnya sebagai pendidik.
Usai sambutan, sebagai bentuk apresiasi
yayasan, kedua pestawan/wati diberikan tanda mata berupa piagam dan yang lain.
Setelah itu acara berlanjut
ramah-tamah. Seluruh guru dan karyawan SMP PL St Yusup ikut hadir dan turut
merasakan suka-cita
bersama.
(Har)
Pemilihan Ketua OSIS mirip Pemilu di SMA PL St Lukas
Rata-rata
siswa SMA berusia sekitar 15-18 tahun. Berdasarkan rentang usia tersebut, ketika
Pemilu
tiba, diperkirakan,
sebagian besar pemilih pemula adalah siswa-siswi yang sekarang duduk di bangku
SMA. Tentunya
mereka belum memiliki pengalaman dalam memilih sehingga penting bagi mereka
untuk mengetahui prosedur pemilihan agar tidak terjadi kesalahan. Hal inilah
yang mendasari SMA PL Santo Lukas Pemalang membuat hal berbeda dalam pemilihan Ketua OSIS tahun ini sebagai bagian
pendidikan Pelatihan
Pemilu.
Panitia
Pemilihan Ketua OSIS SMA PL Santo Lukas Pemalang telah mendesain pemilihan Ketua OSIS sedemikian rupa seperti Pemilu pada umumnya. Mulai dari tempat pemilihan
sampai prosedur pencoblosan dibuat
hampir sama. Panitia pun meminjam surat
suara, bilik suara, tempat pencoblosan dan kotak suara dari KPU (Komisi Pemilihan Umum) setempat. Panitia juga menyediakan tinta sebagai
bukti siswa, guru, dan karyawan sekolah telah melakukan pencoblosan surat
suara. Pemilihan
Ketua OSIS ini
berlangsung tanggal 28 September 2016.
Kandidat
Ketua OSIS telah dipilih
sebelumnya berdasarkan voting di tiap kelas. Kandidat Ketua OSIS pun ditetapkan
empat siswa, yaitu Maria Agatha dari kelas
XI MIPA, Windie Lisetyati (XI IPS), Yosef Bangun (X MIPA), dan Lugi Adi (X IPS). Sebelum pencoblosan, para kandidat Ketua OSIS diwajibkan menyampaikan visi-misi mereka di depan siswa dan para guru.
Mereka mampu menyampaikan visi-misi
mereka dengan percaya diri dan meyakinkan. Sebagian besar kandidat Ketua OSIS memiliki misi mengupayakan SMA PL Santo Lukas Pemalang
lebih baik lagi dan menjaga kekompakan antar siswa.
Usai penyampaian visi-misi, tibalah waktu pencoblosan. Setiap pemilih
tertib mengambil surat suara kemudian antri masuk ke bilik suara untuk
melakukan pencoblosan surat suara. Surat suara dimasukkan ke kotak suara kemudian pemilih mengisi
daftar hadir dan mencelupkan salah satu jari ke tinta sebagai bukti telah
memilih. Usai pencoblosan, penghitungan
surat suara dilakukan di depan para siswa, guru, dan karyawan sekolah.
Dari
hasil penghitungan surat suara, terpilih Maria Agatha sebagai Ketua OSIS periode 2016-2017. “Terima kasih
atas kepercayaan para guru dan teman-teman yang telah memilih saya sebagai Ketua OSIS baru,” ujar
Maria Agatha dalam pidatonya di
depan para siswa dan guru. Selanjutnya pidato singkat dari Ketua OSIS periode
2015-2016, Deborah Monika. Nantinya Maria Agatha bersama Ketua OSIS terpilih lainnya dari seluruh
sekolah di Pemalang secara resmi akan dilantik oleh Bupati Pemalang, Bapak
Junaedi.
Selamat untuk Maria Agatha semoga dapat
menjalankan tugas sebagai
Ketua OSIS dengan baik
dan mampu membawa SMA PL Santo Lukas Pemalang lebih maju lagi.
(Elisabeth
Setiyaningsih, S.Pd)
Aneka Lomba BKSN
di SMA PL St Lukas
Pemalang
SMA PL Santo Lukas Pemalang menyelenggarakan perayaan Bulan Kitab Suci Nasional 2016 dengan aneka lomba yang diikuti oleh
seluruh siswa. Tema perayaan adalah “Keluarga Bersaksi dan
Mewartakan Sabda Allah”. Lomba yang berlangsung tanggal 20 September 2016 ini meliputi Lomba Membaca Kitab Suci, Cerdas Cermat tentang
Kitab Suci, dan Drama. Acara berlangsung lancar walaupun dengan
persiapan mepet.
Lomba pertama adalah Membaca Kitab Suci, yang wajib diikuti seluruh siswa beragama Katolik
dan Kristen. Peserta lomba harus memilih satu ayat kitab suci yang telah
disediakan panitia untuk dibaca, yaitu: Lukas 4: 16-21, Kolose
3: 5-17, Kisah para Rasul 18: 1-8, dan Matius 5 : 13-16. Kriteria penilaian meliputi: artikulasi vokal, suara, intonasi, irama, penghayatan, dan penampilan. Juri lomba ini adalah Pak
Andi, Bu Tika dan Bu Ana.
Lomba berikutnya adalah Cerdas Cermat. Lomba ini juga wajib diikuti siswa
yang beragama Katolik dan Kristen. Tujuan lomba ini menguji pengetahuan siswa
mengenai isi kitab suci. Setiap peserta wajib mengangkat tangan sebelum
menjawab. Pertanyaan dijawab secara
berebut. Dalam lomba ini Bu Yani dan Bu Desi sebagai pemandu lomba. Lomba ini
akhirnya dimenangkan oleh Maria Evelyne dari kelas X MIPA.
Lomba
terakhir yaitu drama. Tema drama yang harus mereka tampilkan
berkaitan dengan “Kasih dalam
Persaudaraan“.Kriteria lomba meliputi: kejelasan vokal, penguasaan panggung,
ekspresi wajah, kesesuaian kostum/properti, dan kesesuaian drama dengan tema.
Juri lomba ini adalah Bruder Heri, Bu Eli, dan Bu Puji.
Kelompok
yang tampil pertama adalah Kelas
X. Mereka menampilkan permasalahan kasus kekerasan di sekolah. Kelompok kedua
dari kelas XI mengangkat permasalahan siswa beragama minoritas di sekolah.
Kelompok terakhir dari kelas XII
menampilkan perdebatan antar siswa dalam rapat pembahasan study tour sekolah. Dalam lomba ini
terlihat kelas XI paling mempersiapkan materi drama karena mereka mampu
menampilkan drama dengan percaya diri dan terarah.
Perayaan BKSN diakhiri pengumuman hasil pemenang yang disampaikan Bu Desi. Pemenang Lomba Membaca Kitab Suci adalah Maria Agatha (XI MIPA). Juara I, II dan III Lomba Drama dari kelas XI, kelas XII, dan kelas X. Semoga acara BKSN
berikutnya lebih meriah lagi!! (Tarmuji, XII MIPA)
“Gerakan Alumni Mengajar”
di SMP PL Ambarawa
Paguyuban Alumni
Pangudi Luhur Ambarawa (PAPLA) mengadakan Gerakan Alumni Mengajar. Program ini
diharapkan menjadi inspirasi bagi alumni PL yang lain demi mendukung program
sekolah.
Seperti dikatakan
Humas PAPLA, Andreas Slamet, gerakan ini murni karena kecintaan kepada
almamater dan ternyata mendapat dukungan dari alumni dan sekolah. " Para
alumnus sampai mengatri untuk dapat kesempatan mengajar adik kelasnya. Program
ini dapat berjalan baik karena dukungan Kepala Sekolah," kata alumnus
tahun 1984 ini.
Salah satu kegiatan
yang aktif berjalan adalah berlatih musik angklung. Alumnus tahun 1966, Juwito
merasa terpanggil untuk melestarikan dan mengajar angklung bagi siswa SMP PL
Ambarawa. Bagi dia, mengajar merupakan panggilan hati yang tidak mengenal usia.
Kepala Sekolah Bruder
Agustinus Mujiya FIC mengatakan merasa terbantu adanya program ini karena alumni
mampu memberi motivasi, wawasan yang luas untuk anak-anak SMP PL Ambarawa. Program
ini juga dapat menanamkan nilai-nilai handarbeni
(rasa memiliki) sekolah. "Upaya berbagi ini dapat mengembangkan bakat dan kemampuan
siswa," ujar Bruder yang pernah menjadi Kepala Sekolah SMA PL Yosef dan
SMA PL Sedayu ini.
Nah, bagaimana
dengan sekolah PL yang lain ? (hans)
Berkah Melimpah dari PL
Menjadi guru di Pangudi Luhur memberikan berkah yang melimpah. Berkah itu bukan hanya materi tetapi juga berupa kesehatan, keselamatan, pengetahuan yang berkembang dan bertambah saudara. Pandangan ini melekat pada seorang guru bernama lengkap FX Eka Wahyu Wibawa. Lahir di Sleman, 22 Desember 1984, Pak Eka at ini mengajar mata pelajaran Ekonomi di SMA PL “Santo Yusuf” Yogyakarta. Di sekolah ini ia mulai berkarya sejak tahun 2012. Menikah dengan Ertyn Tyas Prabandari, ia kini dikaruniai dua anak, Maria Regina Eka Tyas Ayu (Reta) dan Yohanes Aska Raditya Putra (Aska).
Pak Eka mengenal Pangudi Luhur sejak SMP ketika ia menuntut studi di SMP PL Moyudan. Setelah itu ia melanjutkan ke SMA Negeri 2 Yogyakarta kemudian kuliah di Universitas Sanata Dharma dan menyelesaikannya dengan baik. Hobinya bermain sepak bola. Pak Eka dan keluarga saat ini tinggal di Daratan 1, Sendang Arum, Minggir, Sleman, DIY.
Ketika ditanya harapannya untuk sekolah Pangudi Luhur, Pak Eka mengatakan semoga Pangudi Luhur selalu dapat melahirkan generasi muda cerdas dan berkarakter baik. (Agnesis)
Kebahagiaan Sebagai Pamong ASPI
Memilih panggilan
sebagai biarawati sejak kecil. Itulah yang dilakukan Suster Bibiana Tuto Unarajan, CB. Lahir di Jakarta 24 April 1981,
Sr Bibi yang memiliki kekhasan gurat wajah kuat, bola mata hitam dan alis tebal
sebagaimana orang Flores asli ini sehari-harinya adalah pamong di Asrama Putri
SMA PL Van Lith.
Lahir di Jakarta 24 April
1981, Sr Bibi merupakan anak ke-2 dari 4 bersaudara pasangan Thomas Galot
Unarajan (alm.) dan Theresia Mua
Namang (58 thn). Sejak lahir hingga
remaja ia hidup di Jakarta, mengikuti kepindahan orang tuanya. Sr Bibi adalah alumnus SMEAK BPK Penabur
Jakarta dan S-1 FKIP jurusan Bimbingan Konseling Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Keluarga
besarnya mayoritas beragama Katholik. Beberapa anggota keluarganya ada yang menjadi
Bruder, Suster dan Romo, dan mereka sering berkunjung ke rumahnya. Kesan
Bibiana kecil saat itu ….”mereka
orang-orang yang sikapnya baik dan sayang dengan keluarga”. Hal inilah yang
menginspirasinya untuk seperti mereka. Namun panggilan itu timbul-tenggelam.
Melalui pergulatan panjang
akhirnya dia menemukan panggilan hidupnya. Ia mengikrarkan kaul kekal tahun
2009. Pengalaman berkarya di dunia pendidikan antara lain di TK/ SD Tarakanita Solo Baru selama 3 tahun dan di SMP Stella Duce 2 Yogya sebagai
Koordinator Asrama dan Guru BK. Tahun 2013 sampai sekarang tugas perutusannya beralih ke SMA PL Van Lith
sebagai pamong di Asrama Putri.
Pembawaannya yang santai,
percaya diri, mudah bergaul dan sedikit kemayu, anak-anak Van Lith menyebutnya gokil. Justru itulah yang membuat para guru tidak pakewuh kalau mau curhat dengannya.
Sr Bibi merasakan kebahagiaan ketika bisa
membantu anak-anak Van Lith menghadapi permasalahan. Ia pun bisa belajar banyak
hal dari mereka. Kejutan-kejutan sebagai
ungkapan kasih sayang mereka sering
dialaminya entah saat ulang tahunnya, Hari Valentine ataupun moment lain. Sr Bibi juga bersyukur melihat
perubahan ke arah yang lebih baik dari anak-anak asrama putri (ASPI).
Sr Bibi selalu berusaha
memahami perubahan zaman, pola pikir, perubahan karakteristik anak generasi
saat ini dan memadukannya dengan pendampingan yang sesuai dengan Visi, Misi dan
Spiritualitas Van Lith. Ini dilakukannya bersama 2 suster rekan sejawatnya
yaitu Sr Giovanni CB dan Sr Marianne CB.
Semangat ya Ter……, tetaplah tersenyum manis dalam segala
hal. (Nik)
Membangkitkan “Sang Naga” MBDS
Antonius Setiamurwadi, S.T., begitu nama lengkap alumnus SMP PL Domenico Savio ini. Ia adalah tokoh di balik kebangkitan dan prestasi MBDS (Marching Band Domenico Savio) belakangan ini.
Selepas dari SMP PL Domsav, ia melanjutkan ke SMA Kolese Loyola setelah itu studi di Fakultas Teknik jurusan Teknik Arsitektur UNIKA (Universitas Katolik) Soegijopranoto Semarang hingga rampung untuk mewujudkan cita-citanya menjadi arsitek
Kebangkitan MBDS setelah mati suri selama sekitar 18 tahun tidak bisa dilepaskan dari peran Pak Anton. Selama bersekolah di Domsav (masuk 1987 lulus 1990), Pak Anton adalah anak MBDS. Karena cintanya pada MBDS dan keinginannya memperkenalkan Marching Band pada putrinya, Axelandra Phuan Smara PS, Pak Anton memberanikan diri untuk membangkitkan kembali “Sang Naga” MBDS.
Pak Anton menjelaskan, menjadi anggota marching band memiliki banyak manfaat, yakni belajar tentang kedisiplinan, mengatur waktu antara belajar dan berlatih, belajar bekerja sama, bertoleransi terhadap teman, rasa senasib sepenanggungan, pantang menyerah, dan yang paling penting adalah menggunakan otak kanan dan otak kiri secara bersamaan karena peserta marching band dituntut bermain musik sambil melakukan baris-berbaris dan gerakan display.
Berkat ketekunan Pak Anton dalam mendampingi MBDS, maka begitu bangkit dari tidur panjangnya pada tahun 2015 yang lalu, MBDS langsung meraih Juara Umum dalam Hamengkubuwono Cup, Juara II Jateng Open 2015, dan meraih berbagai prestasi di Grand Prix Junior Band 2015. (rd)
“Menjadi guru Pangudi Luhur itu selalu belajar dari karakter siswa yang berbeda. Hal ini akan semakin memperkaya pengetahuan kita sebagai guru.” Begitu kata Christiana Retno Prasetyaningsih, Guru SMP PL Wedi, Klaten, saat ditemui Bianglala ketika mengikuti kegiatan Mind Map di SMA PL Yosef Surakarta, beberapa waktu lalu. Bu Retno, begitu sapaan akrabnya, lahir di Brebes, 30 Desember 1979. Ia berkarya di YPL sejak 1 Juli 2004 dan ditempatkan di SMP PL Wedi, Klaten. Per 1 Juli 2016, ia dipercaya Yayasan sebagai Wakasek Kurikulum di sekolah ini.
Bu
Retno yang Guru Matematika ini adalah lulusan FKIP Pendidikan
Matematika
Universitas Sanata Dharma tahun
2003. Bersama suami, Mario Abiyoso, saat ini ia tinggal di Karanglo, Karang Dukuh, Jogonalan, Klaten.
Baginya,
bekerja di
Yayasan Pangudi Luhur adalah hal yang menyenangkan. Yang
selalu menyemangatinya dalam bekerja adalah firman Tuhan yang menyatakan segala perkara dapat ditanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan.
Semua yang ditekuni dalam pekerjaan hendaknya dilandasi dengan
bersyukur, dijalani, dan dinikmati. (Agnesis)
Kekurangan
Bukan Halangan untuk Sukses
Ruang tamu rumah Daniel Suprih
Mulyadi di kawasan Kelenteng Sam Poo Kong, Gedung Batu, Kota Semarang, kini
telah menjadi toko yang khusus menjual model kit Gundam, tokoh animasi asal
Jepang yang dipopulerkan Sunrise Studio sejak 1979. Aneka model action figure Gundam tertata rapi di
rak-rak lemari kaca. Seorang anak muda siap melayani setiap pembeli yang mampir
ke tokonya.
Anak muda itu tak lain Jonathan Chrisnanda, putra kedua Daniel
Suprih. Karena ketekunan dan kerja keras
pemuda kelahiran Semarang 19 Mei 1983 itu, toko tersebut begitu laris.
Padahal, Jonathan memiliki kekurangan secara fisik. Dia tidak bisa mendengar
alias tunarungu.
"Saya tunarungu sejak
lahir. Kata orang tua, saya dulu lahir dengan cara divakum," ujarnya.
Dengan dibantu adik kandungnya, Decky Chandra, toko yang diberi nama “Unicorn
Toys and Hobby” itu hampir setiap hari ramai dikunjungi penggemar figur Gundam.
Tidak hanya anak-anak dan remaja, tapi juga para orang tua yang sejak lama
mengoleksi pernik-pernik tentang Gundam.
"Tapi sebagian besar
pembeli di sini adalah yang bertransaksi via Facebook dan Kaskus
(situs jejaring sosial dan informasi Indonesia)," ujar Jonathan. Ia pantas
bersyukur bisa dipertemukan dengan mainan robot berwujud Gundam. Berkat tokoh
itu, dia bisa hidup mandiri, bahkan mampu membantu ekonomi orang tuanya.
Kemandirian itu telah dia
mulai saat lulus dari SD Luar Biasa (SDLB) Widya Bhakti Semarang tahun 1999.Saat
dia harus melanjutkan di SMP Luar Biasa Wonosobo, Jawa Tengah. Otomatis dia
harus berpisah dengan orang tua dan saudara-saudaranya. "Saya harus
tinggal di asrama sekolah itu," tutur pria yang tahun ini genap berusia 33
tahun itu.
Jonathan mulai mengenal sosok
Gundam ketika masuk SLTA. Saat itu dia bersekolah di SMK PL Muntilan, Magelang.
Dia dikenalkan oleh teman sebangkunya, Indra Pratama, yang memang memiliki
banyak mainan mobile suit Gundam.
Jonathan menjadi tertarik
dengan sosok Gundam karena bentuknya yang menarik. Apalagi dia kemudian tertantang
untuk bisa merakit mainan itu. Jonathan lalu mencari berbagai referensi terkait
Gundam. Setelah membaca dan melihat video Gundam, dia makin kepincut sehingga membeli model kit itu.
Jonathan harus bersabar untuk mendapatkan Gundam yang pertama. Selama
berbulan-bulan, dia harus menabung agar uangnya mencukupi untuk membeli mainan
"mahal" itu.
"Banyak Gundam yang bagus
tapi harganya sangat mahal. Saya nggak punya duit. Saya akhirnya beli RX-78-2
yang harganya murah," kenangnya. Harga Gundam yang dibeli Jonathan saat itu
Rp 200 ribu di Yogya. Hingga kini, Gundam pertama itu tersimpan dengan baik
sebagai koleksi pribadi. "Itu koleksi yang saya sayangi," kata
dia.
Lulus SMK, Jonathan
melanjutkan kuliah di Universitas Dian Nuswantoro, Semarang. Sejak itu dia
makin akrab dengan dunia internet. Bahkan, dia tertarik untuk mencoba
peruntungan dengan berjualan via online.
Barang yang dijual adalah mainan Gundam. Meski awalnya sempat bingung karena
tak bisa berkomunikasi dengan lancar, dia tetap melakukan bisnis tersebut.
"Saya tidak bisa mendengar perkataan orang, apalagi telepon. Saya hanya
bisa SMS dan chatting," ujarnya.
Berbagai kesulitan harus
dihadapi Jonathan ketika itu. Betapa tidak, dunia internet jarang sekali
menggunakan bahasa Indonesia baku. Sementara dia tidak bisa memahami bahasa
gaul para pengguna internet. "Dulu saya sering tidak paham. Pengaturan
bahasa saya kacau sehingga buyer
(pembeli) marah dan batal membeli," kenangnya.
Kini, setelah hampir 11 tahun
berjualan Gundam, Jonathan sudah mencapai taraf kesuksesan. Omzet penjualan
Gundam di Toko “Unicorn Toys and Hobby” saat ini mencapai ratusan juta rupiah
per bulan. Dari usahanya itu, Jonathan bisa membantu ekonomi orang tuanya. Dia
juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi beberapa orang untuk membantu
bisnisnya setiap hari.
"Kini cabang ‘Unicorn Toys and Hobby’ juga
sudah ada di Yogya," tandas dia (Har-bs)
.
Orang Desa Jadi Instruktur
Nasional
Sungguh
menyenangkan berbincang dengan Th Oky
Andriani, guru Bahasa Inggris dan operator dapodik di SMA PL Santo Vincentius
Giriwoyo ini. Orangnya ramah, supel dan ceria, begitu kesan pertama bertemu
dia.
Banyak pengalaman
kerja dalam hidupnya seperti pernah menjadi free
time teacher di CLT Unika (Universitas Katolik) Soegijapranata
Semarang. Tidak mengherankan bila alumnus SMA PL Giriwoyo, S1 dari Unnes
dan S2 dari UNS ini mampu menembus menjadi Instruktur Nasional (IN) guru
pembelajar Bahasa Inggris. “ Atase wong ndeso iso dadi Instrukur
Nasional,” komentar guru kelahiran Jakarta, 4 Oktober 1985 ini.
Wanita berhobi watching
Korean Series dan listening music ini memiliki kesan tersendiri
bekerja di YPL (Yayasan Pangudi Luhur) yakni challenging but interesting ( menantang tetapi menarik) karena
realitanya banyak tantangan dalam mendidik peserta didik. Banyak pengalaman ditemuinya
dalam mendampingi siswa dalam bidang akademik maupun non akademik. Bu Oky berusaha
senantiasa belajar memahami kebutuhan anak dan membimbing mereka agar memiliki
karakter yang baik. “ Murid sebaiknya tidak hanya pandai secara akademis saja,”
tegas istri dari Matheus Dwi Pramono dan ibu dari Felicia Mathilda Pramono yang tinggal
di Sendang, RT 01 RW 08 Watuagung, Baturetno, ini.
Bekerja di
almamater tentu menumbuhkan harapan yang tinggi bagi Bu Oky. Bahwa kaum muda
terutama yang berasal dari desa dapat belajar seperti anak kota sehingga makin
banyak anak desa yang kuliah dan kemudian bekerja memajukan desanya.
“ Lompati
tantangan dan hadapi sehingga tujuan tercapai,” begitu pesan Bu Oky yang
memiliki motto ‘banyak tantangan dalam mencapai tujuan, namun jangan menyerah’
ini. (hans)
“Segala Sesuatu Ada Saatnya”
Pembaca setia Bianglala tentu sering membaca tulisan
Agustinus Heruwanto, guru SMA PL Santo Yosef Surakarta ini. Kebanyakan karyanya
adalah puisi dan kadang-kadang opini. Apa saja yang menarik dari sosok penulis
aktif dengan berbagai ide dan gagasan ini ?
Guru kelahiran Magelang 6 Juni 1971 ini dikenal
pribadi yang ramah dan ulet. Sangat mempercayai dan yakin bahwa “ segala
sesuatu ada saatnya ” (Pengkhotbah 3). Berbagai kegiatan diikutinya termasuk
program dari Yayasan, aktif pula di perkoperasian CU (Credit Unit) PL Kasih.
Maka tidak salah bila oleh YPL ia diserahi tanggung-jawab sebagai Wakil Kepala
Sekolah Urusan Kesiswaan di SMA PL Yosef.
Pak Heru masuk
menjadi ‘warga’ YPL tahun 1997 dan ditempatkan di Solo. Ia adalah alumnus
pendidikan Sejarah IKIP (sekarang UNNES) Semarang. Ia merasa
berkesan bekerja di YPL karena dapat belajar memaknai kehidupan. “ Saya berharap
YPL semakin banyak menyapa guru dan karyawannya,” ucap lulusan terakhir SPG
(sebelum berubah menjadi SMA) Pangudi Luhur Don Bosko ini. Suami dari Anna Dwi
Ventri dan bapak dari 3 anak Albertus Eka, Agatha Putri dan Angela Sekar ini pernah
mengajar di SMP Kebon Dalem Semarang.
Pengalaman
berkesan sebagai guru adalah saat bisa menjadi tempat curhat peserta didik
dengan segala persoalannya. Sampai saat ini bersama keluarga tinggal di Pondok
Baru Permai Blok i/37, Gentan RT 06 RW 12, Baki, Sukoharjo.(hans)
Memberi
Nuansa Musik di Sekolah
Sepuluh tahun bergabung di SD
PL “St Ignatius“ Muntilan sebagai guru musik, Pak Enteng Sarono Wincono tentu turut berperan bagi kemajuan
sekolahnya khususnya di bidang seni musik. Meski sebagai tenaga honorer, peran
utamanya akan nampak di saat-saat moment pementasan musik anak-anak SD PL Muntilan, misalnya
penutupan tahun ajaran, BKSN (Bulan
Kitab Suci Nasional), Peringatan Hari Pelindung Sekolah, dan lain-lain.
Kesabaran, punya komitmen terhadap
pendidikan dan menyukai anak-anak menjadi modal bagi Pak Enteng hingga bertahan
sampai saat ini di SD PL. Pelajaran musik dasar mengenalkan diatonik diberikannya
kepada murid-murid mulai kelas 1, 2 dan 3 lalu step by step anak-anak yang berbakat mulai nampak. Anak-anak kelas 5 dan 6 yang berbakat musik biasanya sudah layak tampil di panggung.
Menurut Pak Enteng anak-anak
adalah aset negeri, dibutuhkan ketelatenan untuk mengolah bakat mereka. Ada
beberapa anak berbakat namun orang tua tak mampu memfasilitasi, sementara di
sisi lain ada fasilitas alat musik di rumah namun kurang ada spirit dan bakat
dalam bermusik. Idealnya memang ada bakat, fasilitas plus semangat dalam
bermusik. Hal-hal yang kontradiktif ini banyak terjadi di segala bidang.
Dari hasil pernikahannya dengan
Ibu Muriyatik, Pak Enteng yang kelahiran Medan 4 Agustus
1965 ini memiliki satu putri semata wayang Murent Setyowati yang telah
memberinya seorang cucu. Selain mengajar musik, kesibukan Pak Enteng lainnya
adalah memberi les privat musik kepada anak-anak di luar jam-jam sekolah.
Pak Enteng merasa senang
menjadi bagian dari keluarga besar SD PL Muntilan. Diterima dengan baik oleh
Kepala Sekolah, rekan guru dan
murid-muridnya adalah kebahagiaan yang mampu mengisi kehidupannya. Bahkan
sekolah memfasilitasinya dengan membangun ruang musik demi pelajaran yang
diampunya. Meskipun sederhana namun ruang musik menjadi bagian penting sekolah yang akan menjadi
wahana anak-anak untuk mengembangkan dirinya. (Nik)
Percik
Menyisihkan Hari Khusus untuk Tuhan
Oleh: I Wawang Setyawan, S.S. *)
A
|
ku mempunyai
seorang adik, Bayu namanya. Setiap hari Minggu seringkali aku harus
uring-uringan dengannya karena betapa sulitnya mengajaknya pergi ke gereja. Ada
saja alasan utuk menghindar pergi ke gereja. Bapak ibu pun seringkali tak
mempan membujuknya. Sejak bangun tidur
di hari Minggu yang ditujunya adalah menyetel TV dan kemudian asyik melihat
film kartun sampai siang hari.
Pada hari Minggu umat Kristiani wajib berhimpun untuk Perayaan Ekaristi
atau Perayaan Sabda, demikian ditegaskan dalam KHK. 1247-1248. Kebiasaan ini
didasarkan pada tradisi para rasul yang berpangkal pada Hari Kebangkitan
Kristus sendiri sebagaimana diwartakan dalam Injil (lih. Mat 28:1; Mrk 16:1; Luk 24:1; Yoh 20:1). Pada hari Minggu
inilah Gereja berkumpul untuk “merayakan misteri Paskah” (lih. CD 15) yakni mengenangkan sengsara, wafat, kebangkitan, dan
kemuliaan Tuhan Yesus.
Dalam Sepuluh Perintah Allah ketiga dikatakan, “Kuduskanlah hari Tuhan” atau lihat pula Kesepuluh
Firman “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat” (Kel 20:8; Ul 5:12). Allah
mengajak umat Perjanjian Lama atau umat Israel untuk mengkhususkan satu hari
bagi Tuhan yaitu hari Sabat, di mana pada hari itu seluruh umat diajak berhenti
bekerja dan meluangkan waktu untuk memuji Tuhan, Allah mereka.
Demikian juga dalam Lima Perintah Gereja yang kedua ditegaskan, “Ikutlah Perayaan Ekaristi
pada hari Minggu dan hari raya yang diwajibkan dan janganlah melakukan
pekerjaan yang dilarang pada hari itu.” Perintah ini lugas dan jelas, yang mana
umat Kristiani diwajibkan datang ke gereja pada hari Minggu untuk mengikuti
Perayaan Ekaristi atau Perayaan Sabda. Namun pada kenyataannya, banyak di
antara kita yang belum menyadari hal ini sepenuhnya. Hanya karena alasan sepele
yang sebenarnya dapat ditangguhkan cukup membuat kita mangkir dari kewajiban
untuk pergi ke gereja.
Tuhan sudah memberikan kepada kita enam hari lamanya untuk bekerja dan
meminta satu hari khusus untuk-Nya. Tuhan sudah begitu bermurah hati memberikan
kepada kita kelimpahan dan kelancaran dalam mencari rejeki, kesehatan yang
baik, keluarga yang rukun, anak-anak yang manis, prestasi kerja yang baik,
keselamatan di mana pun kita berada, dan seterusnya. Karena itu dituntut dari
kita ucapan syukur dan pujian atas kebaikan-Nya dalam dan melalui Perayaan
Ekaristi bersama seluruh umat. Masak sih menyisihkan waktu barang satu jam
sampai satu setengah jam di hari Minggu saja kita masih tidak sempat?
Yesus memberikan teladan pada kita agar kita rajin mengikuti Perayaan
Ekaristi, “Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya
pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat,” (Luk 4:16). Pergi ke rumah ibadat
pada hari Sabat adalah kebiasaan Yesus. Artinya suatu hal yang seringkali dilakukan-Nya.
Bagaimana dengan kita?
Cukup banyak di antara kita yang menganggap bahwa Perayaan Ekaristi
adalah perayaan yang membosankan yang hanya begitu-begitu saja sejak dahulu
kala. Sebuah perayaan yang tidak menarik dan menjenuhkan. Akhirnya mengikuti Perayaan
Ekaristi adalah suatu beban bahkan paksaan. Perayaan Ekaristi hanya sebatas
seremonial semata dan akhirnya jatuh pada sikap formalitas saja. Maka tidak
mengherankan jika kita tidak memperoleh apa-apa dari perayaan tersebut. Lebih
daripada itu cukup banyak umat yang seringkali terlambat datang dan pulang
lebih awal. Mereka tidak menyadari bahwa kehadiran Kristus bukan hanya pada
saat konsekrasi saja, tapi mulai dari awal sampai akhir dan juga dalam seluruh
peserta yang hadir bukan hanya pada diri pelayan saja (lih. SC 7).
Perayaan Ekaristi adalah sakramen utama, “sumber dan puncak seluruh
hidup Kristiani” (LG 11; lih. SC 10;
CD 30; AG 9) bahkan dikatakan bahwa “sakramen-sakramen lainnya berhubungan erat
dengan Ekaristi dan terarah kepadanya” (PO 5; lih. UR 22).
Marilah kita bertekad untuk datang ke gereja pada hari Minggu guna
merayakan Ekaristi. Ekaristi adalah santapan rohani bagi kita, kalau kita
enggan untuk mengikuti Perayaan Ekaristi kehidupan rohani kita pun akan kering.
Selagi kita diberi kesempatan dan kesehatan badan yang memungkinkan kita hadir
di gereja, datang dan hadirilah dengan sepenuh hati untuk memuliakan Tuhan
serta menyambut Tubuh dan Darah-Nya dalam rupa Komuni Suci. Dengan demikian
niscaya hidup kita akan lebih baik dan rahmat Tuhan berlimpah-limpah atas diri
kita. U
*) Penulis
adalah Guru Religiositas di SMP Pangudi Luhur Bayat
Segar
Kenikmatan
dan Bahaya Kopi
Satu milenium silam, di pegunungan Afrika, sekawanan kambing
terjaga semalaman dan mengembek terus-menerus setelah makan biji kopi merah.
Sang penggembala memeriksa mengapa itu terjadi dan menemukan penyebabnya : kambing-kambing
itu memakan biji kopi saat digembalakan.
Sejak itulah manfaat dan bahaya kopi mulai dikembangkan dan diteliti terus-menerus hingga saat ini.
Kopi merupakan minuman yang telah mendunia, dari warung
angkringan di pelosok desa hingga kafé-kafé di kota yang menyediakan Starbucks coffe, kedai kopi terkenal
dari Amerika. Berbagai varian kopi, misalnya Arabica asal Afrika, Robusta yang
umum di Indonesia, Kopi Luwak Indonesia, Kopi Toraja, Kopi Colombia, Kopi Liberia, adalah nama-nama
kopi yang dikenal para Coffee Lovers.
Kafein bekerja dalam tubuh dengan
mengambil alih reseptor adenosine dalam sel syaraf yang akan memacu produksi hormon
adrenalin. Di dalam kopi terkandung zat kafein, yang merupakan senyawa kimia
alkaloid, dikenal sebagai trimetil santin
dengan rumus molekul C8 H10 N4O2.
Jumlah kandungan cafein dalam kopi adalah 1-1,5%, sedangkan pada teh 1- 4,8%.
Manfaat Kopi
Dalam dunia kedokteran, kafein sering digunakan sebagai perangsang
kerja jantung dan meningkatkan produksi urin. Pada dosis yang rendah kafein dapat berfungsi sebagai
bahan pembangkit stamina dan penghilang rasa sakit. Sementara itu kafein akan memblokir/menghambat
fungsi adenosine yang menyebabkan tubuh tidak
lagi mengantuk, malah sebaliknya, muncul
perasaan segar, sedikit gembira, mata terbuka lebar, jantung berdetak lebih kencang,
tekanan darah naik, otot-otot berkonstraksi dan organ hati akan melepas glukosa
ke aliran darah yang akan membentuk energi ekstra. Itulah sebabnya berbagai jenis
minuman pembangkit stamina umumnya mengandung kafein sebagai bahan utamanya.
Studi membuktikan, kita bisa mendapatkan antioksidan dari
kopi, cukup satu atau dua cangkir kopi sehari. Pada dosis sedang yang setara
dengan satu hingga dua cangkir kopi mampu meredakan rasa sakit di otot setelah
olah raga,
Bahaya Kopi
Selain manfaatnya bagi kesehatan ternyata kopi juga
memberikan kerugian. Salah satunya adalah efek ketergantungan. Minum kopi
ternyata dapat meningkatkan resiko terkena stroke. Sebuah penelitian yang
dimuat dalam Journal of Neurology menyimpulkan, minum lebih dari 5 gelas kopi
per hari akan meningkatkan resiko terjadinya kerusakan pada dinding pembuluh darah.
Cafein juga dapat menyebabkan insomnia
(sulit tidur), mudah gugup, sakit kepala, merasa tegang dan cepat marah.
Pada wanita hamil disarankan tidak sering mengkonsumsi kopi dan makanan yang
mengandung kafein karena dapat meningkatkan
denyut jantung, kemudian memasuki plasenta
dan mempengaruhi sirkulasi darah janin. Dampak terburuknya, bisa menyebabkan keguguran.
Kopi nikmat
Kopi yang bagus tergantung pada
suhu air dan peracikannya.Jika ingin kopi bercita rasa nikmat, maka yang paling
menentukan adalah proses pemanasan atau suhu airnya saat meracik. Selama pemanasan,
minyak yang tersimpan dalam biji kopi akan ke luar. Makin banyak minyak ini ke luar,
makin kuat rasa kopinya. Munculnya kandungan kafein tergantung pada suhu dan lamanya
air berada di bagian dasar. Pemanasan yang makin lama juga menghasilkan kafein makin
banyak.
Suhu optimum untuk peracikannya adalah 90 - 96oC, suhu yang terlalu panas
akan
membuat kopi terasa pahit. Tunggu sesaat dan pastikan untuk menjaga temperatur
kopi pada suhu antara 80 hingga 85OC
supaya bisa merasakan nikmat dan
kesegaran kopi. Jika menggunakan
pemanas elektrik, pastikan jangan pernah menyeduh atau memanaskan kopi lebih
dari 15 menit.
Macam
Olahan kopi
- Kopi Espresso
Seringkali disebut “shot” karena kopi ini
berasal dari proses menekan kopi giling. Secangkir espresso bisa Anda nikmati
dengan menekan bubuk kopi di dalam “portafilter” yang kemudian menghasilkan air
kopi yang hitam pekat dengan aroma yang amat kuat. Penyajiannya murni hanya
seduhan kopi giling dan sedikit air mendidih tanpa tambahan pemanis, susu,
maupun krimer. Kopi ini sangat populer
di kalangan orang-orang Eropa.
- Kopi Americano
Ini adalah espresso
yang dicampur dengan air panas sehingga menghasilkan kopi yang tidak terlalu
pekat.
- Kopi
Cappucino
Ini merupakan campuran
espresso, susu, dan busa susu. Komposisi untuk menciptakan secangkir cappucino
yang nikmat adalah kombinasi ⅓ espresso
berkualitas baik dan ⅓ susu panas
dengan ⅓ busa susu
yang ditambahkan di atasnya. Minuman kopi yang berawal dari Italia ini biasanya
dinikmati pada pagi hari
- Kopi
Latte.
Banyak orang yang kurang bisa membedakan antara cappucino
dan latte karena kedua jenis minuman kopi ini memiliki bahan dasar yang sama
yaitu espresso dan susu. Yang membedakan adalah komposisi susu dan kopi pada
latte adalah 3:1 sehingga cita rasa susu pada minuman kopi ini lebih terasa.
Selain itu, lapisan busa pada latte juga terlihat tipis. Bagi yang tidak ingin
minum kopi yang terlalu tinggi kadar kopinya, jenis kopi latte bisa dijadikan
pilihan. Terlebih kopi latte kini punya banyak rasa yang bisa dicoba seperti
vanilla, caramel, hazelnut, peppermint, almond, dan kayu manis.
- Kopi Moka
Ini kopi hasil campuran
espresso, susu, dan cokelat. Yang unik dari minuman ini adalah tambahan cokelat
sehingga aroma kopi menjadi berbaur dengan aroma cokelat yang nikmat.
- Kopi Frappe
Adalah minuman es kopi
yang dibuat dari kopi instan. Cara membuat frappe sangat mudah, hanya dengan
mencampur kopi instan, gula, dan air yang dikocok atau di-blend sehingga membentuk busa. Tuangkan frappe ke dalam gelas
panjang yang sudah diberi air dingin, es batu, dan susu lalu lengkapi dengan
sedotan untuk menikmati lezatnya minuman es kopi yang satu ini. Frappe sangat
cocok Anda minum di siang hari ketika cuaca sedang panas.
- Nik (Dari berbagai Sumber)
Ekspresi
Senyum Dibalik Payung Merah
Cerpen : B. Sekar Pertiwi *)
Angin malam yang dingin
menerpa wajahku membuat otot-otot membeku.
Satu demi satu titik air hujan menampar pipiku melunturkan bedak yang
sengaja kupoles menutupi wajahku yang polos.
Tepat di malam sunyi bulan Oktober hujan pertama turun.
Naskah berita yang
berbelit-belit membuatku kesulitan mengedit.
Padahal aku harus mengumpulkan hari ini untuk dicetak di koran esok
hari. Aku terpaksa melembur hingga
malam. Kini sang waktu
menunjukkan pukul 22.16 dan aku baru bisa pulang.
Ini sudah lewat dua jam dari jam biasa aku pulang. Kuharap angkutan umum yang biasa
membawaku sampai ke kos-kosan masih melintas di simpang tiga. Aku ingin segera menuju persimpangan itu,
namun hujan malah menahanku di sini, di depan kantorku yang sepi.
Oh, sial, mengapa kutinggal payungku di
kos-kosan? Aku tak mungkin nekat
menembus hujan karena tasku berisi dokumen penting dan laptop tersayang yang
telah menemani aku menulis selama bertahun-tahun.
Mujurnya gadis itu datang. Gadis pembawa payung itu biasa
dikenal dengan Yum Ojek Payung. Sudah
lima tahun ini dia muncul di musim-musim hujan bersama payung merah
lusuhnya. Kepada orang-orang sial
sepertiku yang tercegat hujan ia menawarkan jasa payung raksasanya.
“Yum!” seruku
memanggilnya. Ia menoleh,
tersenyum
lebar, dan berlari kecil menghampiriku.
“Malam, Mbak Reporter,”
sapanya. “Butuh diantar?”
Aku sudah akrab
dengannya. Sudah puluhan kali aku
menggunakan jasanya pada kondisi-kondisi mendesak seperti ini.
“Gimana, Yum? Banyak yang kau payungi hari ini?” tanyaku
ramah sambil menyelaraskan langkah dengan ayunan kaki kecilnya.
“Baru saja hujan,
Mbak. Jadi, Mbak penglarisnya, nih,”
kata Yum ceria.
“Wah, penglaris boleh
gratis dong?” godaku.
“Yah, kok gitu Mbak,”
katanya mengerucutkan bibir. Tentu aku
tidak bersungguh-sungguh dengan itu. Aku
malah selalu memberinya tips lebih.
Aku kasihan sekali pada
Yum. Kutaksir umurnya sekitar lima belas
tahun. Masih gadis belia. Tapi, ia sudah harus menanggung beban berat
di pundaknya. Ia masih harus membiayai
dua adiknya. Ibunya hanyalah seorang
buruh cuci. Jangan tanya ayahnya, lelaki
yang seakan tidak pernah ada di hidup Yum.
Hanya lelaki hidung belang yang menghamili anak orang lalu kabur mencari
mangsa lain.
Aku hanya heran, ia
selalu menawarkan jasanya dengan ceria.
Senyum itu sudah jadi ciri khas yang melekat di wajahnya. Lesung pipi di kedua pipinya selalu terbayang
di mimpiku. Ia sangat manis. Ia tidak pernah mengeluh.
Bahkan, saat kutanyai
apakah ia kesulitan menghadapi pekerjaannya, ia selalu menjawab santai, “Namanya
juga usaha, Mbak. Harus tulus dan
ceria. Toh, yang aku kerjakan ini halal,
pasti diberkahi Allah.”
Duh,
gila. Masih muda begini, semangat
hidupnya tinggi juga. Aku terkadang
prihatin melihat diriku sendiri yang sedikit-sedikit mengeluh, capek, patah
semangat, dan tidak mood. Aku sebagai orang dewasa, kalah sama bocah
cilik!
Malam ini sangat
dingin. Sejak sore mendung sudah
menggelayut di langit. Aku pastikan
malam ini hujan turun lebih deras dari malam sebelumnya. Beruntung aku akan dijemput temanku malam
ini.
Begitu keluar dari
kantor, benar saja hujan sudah menghadang.
Suaranya membentur aspal begitu keras
bergemuruh. Saking lebatnya hujan,
pandangan hanya sampai sekitar lima meter ke depan. Bahkan berkendara dengan kecepatan di bawah
20 km/jam dalam kondisi seperti ini perlu kewaspadaan tingkat tinggi.
Mobil sedan biru sudah
menungguku. Temanku mengklakson dua kali
untuk memastikan aku menyadari kehadirannya.
Aku segera berlari menuju mobil dan buru-buru masuk.
“Gila hujannya! Dari tadi
nggak mereda sedikit pun,” keluh
temanku di balik kemudinya. “Ngeri gue waktu nyetir di jalan tadi.”
“Sorry, ya gue ngrepotin,” kataku merasa tidak
enak.
“Halah, nggak papa kali.
Gue sekalian mau pulang juga
kok,” jawabnya tenang.
Mobil meluncur pelan
meninggalkan kantorku. Di kejauhan aku
melihat payung merah bergerilya di tengah hujan. Ah, itu pasti Yum. Nekat sekali dia, di tengah hujan deras
berangin seperti ini dia masih setia menawarkan jasanya.
Di persimpangan, lampu
merah menyala. Mobil yang kutumpangi
berhenti. Kulihat Yum melintas di dekat
mobil. Aku membuka kaca sedikit dan
memanggilnya.
“Yum! Pulanglah! Hujan
terlalu deras. Nanti kamu malah sakit,”
nasihatku padanya. Aku benar-benar tak
tega melihatnya terguyur hujan begitu.
“Nggak papa kok, Mbak. Aku
harus cari duit, Ibu lagi nggak dapat
titipan cucian. Kalau aku nggak ngojek, besok adikku makan apa?” kata
Yum. Senyum itu. Masih saja ia menjawabku dengan santai,
seolah hujan begini deras hanya permainan ciprat-cipratan air di pinggir
sungai.
“Hati-hati
lho Yum. Jangan terlalu memaksakan diri,”
pesanku untuk terakhir kalinya malam itu.
Lampu hijau sudah menyala. Mobil
meluncur menembus hujan hingga membawaku sampai ke kos-kosanku yang hangat.
Sudah pertengahan April,
namun musim hujan masih berlanjut dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan segera
berakhir. Malam ini pun hujan. Memang tidak sederas malam-malam sebelumnya. Tapi cukup untuk menahanku di sini, tanpa payung. Lagi-lagi aku lupa.
Aku menengok
kanan-kiri. Mana Yum? Akhir-akhir ini aku jarang sekali melihat ia
berlari-lari kecil dengan payung merahnya yang kumal. Entah apakah ia sudah menemukan tempat ngojek
yang lebih strategis atau ada masalah apa yang menimpanya. Padahal, aku sangat berharap bisa sering
melihat senyumnya di malam-malam hujan seperti ini.
Nah, itu dia! Syukurlah dia datang. Kuperhatikan langkahnya agak lemas kali
ini. Apa mungkin ia sakit?
“Halo, Yum! Sudah laku banyak?” sapaku seperti biasa.
“Ya, lumayan, Mbak,”
jawabnya dengan senyum. Tiba-tiba dia
terbatuk-batuk. Aku kaget.
“Lho, kamu sakit, Yum?”
tanyaku khawatir.
“Cuma batuk sedikit, Mbak.
Paling nanti minum kencur sembuh,” jawab Yum.
“Kok kamu sekarang jarang
kelihatan sih, Yum? Aku kangen lho,” kataku.
“Ah, Mbak bisa saja,” ia
tersipu malu, “Agak sibuk sedikit sekarang.”
“Oh, begitu? Selamat dong.
Tapi jangan sampai kecapekan.
Nanti malah sakit. Musim hujan kan rawan sakit. Tuh, kamu sekarang sudah mulai batuk,”
kataku lagi.
“Iya, Mbak. Aku kuat kok!
Kemarin sempat sakit sedikit.
Tapi sudah sembuh,” jawab Yum.
“Nah, kan apalagi sempat
sakit. Pantas kamu jarang
kelihatan. Apa nggak sebaiknya kamu
berhenti dulu sementara? Setidaknya
sampai batukmu sembuh. Bahaya lho, nanti
bisa jadi bronkhitis.” Kataku lagi.
“Bronkhitis itu apa,
Mbak?” tanyanya was-was. Waduh, polos
sekali gadis ini. Ia harus segera diberi
tahu supaya dia bisa pintar-pintar jaga kesehatan.
“Bronkhitis itu radang
paru-paru. Paru-parumu sakit. Kalau terlalu sering kedinginan kamu bisa
kena penyakit ini. Sembuhnya susah. Biaya berobatnya mahal,” jelasku. Dia manggut-manggut.
Batuknya makin parah. Ia sampai terbungkuk-bungkuk. Kutepuk-tepuk
punggungnya. Lho, kok badannya panas?
“Lho, Yum, kamu demam?”
tanyaku panik. Kupegang keningnya. Ya Allah! Panas sekali!
“Haduh, kamu harus cepat
pulang, ganti baju, dan istirahat, Yum.” Kataku buru-buru.
“Nggak papa kok, Mbak.
Sebentar lagi aku pulang.
Tanggung, masih ada yang butuh ojek,” jawabnya
melemah.
“Eh, jangan gitu, Yum,
nanti...” kata-kataku terpotong karena Yum keburu ambruk. Bayangkan, jatuh lemas di trotoar di tengah
guyuran hujan! Aku benar-benar panik dan
teriak minta tolong. Seketika
orang-orang mengerumuni aku. Untung ada
bapak supir angkot yang mengenalnya dan bisa mengantarnya pulang. Aku ikut mengantar.
Ibunya sangat khawatir
melihat kondisi anaknya. Cepat-cepat Yum
dibawa masuk dan dirawat.
“Terima
kasih banyak, Mbak, Yum sudah diantar.
Dia dibilangin susah. Sudah
dilarang, malah bilang ‘kasihan adik, Bu’.
Akhirnya begini deh.” Tutur ibu Yum menahan tangis. Aku segera berpamitan dan mendoakan agar Yum
cepat pulih.
Memang dasar, Yum. Antara mental baja dan keras kepala. Baru seminggu lalu ia ambruk di jalan,
kulihat dia sudah mulai kerja lagi. Gila
benar! Aku mengintip dari jendela
kantor. Ia mondar-mandir terus mengantar
orang-orang. Sesekali ia terhenti karena
batuk-batuk. Tapi, memang harus kuacungi
jempol, habis batuk dia bisa kembali senyum dan menyapa ramah orang-orang yang
butuh jasanya.
Aku mengembalikan
perhatianku ke pekerjaanku. Ini tulisan
pertamaku yang mengulas tokoh inspiratif.
Biasanya aku hanya menulis berita dan berita. “Payung Merah di Tengah Hujan Kota” itu
judulnya. Tentu saja isinya tentang
Yum. Aku ingin semua orang tahu
perjuangannya melawan derasnya hujan dan badai kehidupan. Kisah Yum ini bisa dijadikan teladan dalam
menghadapi permasalahan-permasalahan hidup yang sebenarnya sepele tapi bisa
bikin uring-uringan sepanjang hari.
Belum lama aku selesai
mengetik tulisanku, di luar sudah sangat ramai.
Seisi kantorku juga ikut ribut.
Berkali kudengar kata “payung merah”, “ojek payung”, dan “iya, sama
mobil” berseliweran di kupingku. Jangan-jangan...
Aku menghambur ke halaman
kantor. Pandanganku nanar. Sungguh pilu sekali nasib Yum. Ia hidup dari hujan dan hidupnya berakhir di
tengah hujan. Kata ibu penjaga warung
kopi di seberang, Yum batuk-batuk hebat di tengah jalan. Lalu pengemudi mobil yang lewat tidak sempat
mengerem dan tabrakan tidak terelakkan.
Darah merembes menyatu
dengan merahnya payung. Pekat. Payung itu seakan semakin merah dan merah
membuat mata sakit. Di sampingnya
tergeletak Yum dengan senyum manis terukir di wajahnya. Senyum yang tulus dan menutupi banyak luka.
Aku segera mencatat judul
baru untuk tulisanku, “Duka untuk Senyum di Balik Payung Merah”.
*) siswa SMA PL
Van Lith Muntilan
Melongok
Full Day School di Sekolah-Sekolah PL
Beberapa waktu lalu Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Mendikbud) yang
baru, Prof Dr Muhadjir Effendy mengemukakan
gagasan tentang full day school atau
sekolah sehari penuh. Program tersebut direncanakan akan diterapkan dijenjang
pendidikan dasar, yaitu SD dan SMP baik negeri maupun swasta.
Untuk lebih memahami tentang konsep full day school, Mendikbud
mengatakan, "dengan sistem full day school ini, secara perlahan anak didik akan terbangun
karakternya dan tidak menjadi 'liar' di luar sekolah ketika orangtua mereka
masih belum pulang dari kerja."
(http://www.pendidikanindonesia.com).
Konsep full day school, tambah Mendikbud,
diterapkan dengan proses pembelajaran formal setengah hari, kemudian di jam
berikutnya dapat diisi dengan ekstrakurikuler. Dengan full day school, siswa juga akan libur pada Sabtu dan Minggu
sehingga mereka dapat menghabiskan waktu bersama keluarga.
Jika kita menyimak pemaparan di atas, sebenarnya konsep full day school bukanlah konsep yang benar-benar baru. Beberapa
sekolah terlebih yang sudah menerapkan sistem 5 hari sekolah sudah menerapkan
sistem pembelajaran yang dimaksud. Siswa belajar secara formal setengah hari
kemudian dilanjutkan dengan mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler.
Kita ambil contoh sejak tahun 2015/2016, Provinsi Jawa Tengah melakukan uji coba
program lima hari sekolah untuk sekolah menengah atas, baik SMA maupun SMK. Pro
dan kontra di kalangan para guru, praktisi pendidikan, para siswa, dan orang tua tentang kegiatan
ini pun masih terjadi.
Menurut M Nurcholis Madjid, anggota
Komisi IV DPRD Klaten (baca:www.korangsolo.co/2016/04/2) banyak keluhan dari
masyarakat terutama orang tua murid. Menurut orang tua murid, anak-anak mereka
mengalami kelelahan setelah mengikuti KBM.
Bagaimana dengan sekolah-sekolah Pangudi
Luhur? Meskipun tidak secara resmi mengikuti program lima hari sekolah,
terutama untuk sekolah-sekolah Pangudi Luhur di Jawa Tengah, pada kenyataannya beberapa sekolah telah
menerapkan program full day school.
SMK
PL Leonardo Klaten
Dalam kunjungan kerjanya di beberapa
sekolah di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah, Mendikbud berkesempatan mengunjungi SMK PL Leonardo Klaten di Jl Wahidin Sudiro
Husada. SMK PL Leonardo merupakan salah satu SMK Favorit di Klaten. Dengan
pembatasan daya tampung, anak-anak
yang memang berminat masuk SMK ini
berkompetisi untuk bisa mendapatkan tiket sekolah di SMK PL Leonardo.
Menurut Mendikbud, SMK PL Leonardo adalah salah satu contoh
sekolah yang sudah menerapkan sistem full
day school. Dalam kunjungan tersebut, Mendikbud Muhadjir Effendy bersama rombongan
berkesempatan menyaksikan para siswa Mekanika sedang mengerjakan tugas praktik. Tugas praktik tersebut biasanya
dilaksanakan hingga pukul 16.30 WIB.
SMP
PL Domenico Savio
Sekolah ini memang tidak secara
eksplisit menerapkan sistem full day
school. Kegiatan pembelajaran secara formal berlangsung mulai
pukul 06.25 s.d. 13.25. Setelah kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan berbagai
kegiatan ekstrakurikuler sampai dengan pukul 16.30.
Beberapa bidang kegiatan ekstra
seperti basket, sepak bola, Domsav Choir,
dan Marching Band bahkan memiliki program kegiatan yang lebih padat terutama
jika menghadapi lomba. Anak-anak MBDS (Marching Band Domenico Savio) bahkan
merelakan beberapa hari Sabtu – Minggu (5 kali) untuk menginap di sekolah.
Kegiatan ini diberi nama Band Camp. Kegiatan
Band Camp diselenggarakan untuk
mempersiapkan anak-anak dalam ajang Grand
Prix Junior Band, November 2016 di Cibubur, Jakarta.
SMA
PL Van Lith
Saat saya berdiskusi dengan guru SMA
PL Van Lith tentang full day school, sekolah
ini tidak menerapkan sistem
full day school. Pembelajaran dimulai
pukul 07.00 dan berakhir pukul 13.45. Setelah itu anak-anak kembali ke asrama.
Pada sore harinya pukul 15.30-17.00 anak-anak yang tergabung dalam ekstra
tertentu (sesuai jadwal) akan masuk lagi ke sekolah untuk mengikuti kegiatan
ekstra.
Adapun jadwal kegiatan ekstra tersebut
hari Senin Humaniora untuk kelas X dan XI sedangkan kelas XII pengayaan. Hari Selasa Sidang Akademik, hari Rabu
Kristianitas dan Wawasan Kebangsaan, Kamis eksplor dan hari Jumat, Humaniora.
Selain itu pada hari Minggu dijadwalkan ada kegiatan ekstra Pramuka dan PIA.
Sebagai sekolah berasrama, meskipun
secara formal proses pembelajaran intra dan ekstra berlangsung seperti
sekolah-sekolah pada umumnya, namun pendidikan karakter, kecakapan hidup, dan
lain-lain tetap berlangsung. Di dalam asrama masing-masing siswa belajar
mandiri, belajar memahami dan menghargai teman-temannya karena mereka hidup
bersama. Di bawah bimbingan pamong asrama mereka belajar tentang hidup dan
nilai-nilai kehidupan.
SMP
PL St Yusup Mijen
Sama dengan sekolah PL yang lain,
SMP PL St Yusup Mijen tidak secara resmi menerapkan sistem full
day school tetapi siswa berkegiatan di sekolah sampai pukul 17.00.
Selepas kegiatan pembelajaran siswa
memiliki kewajiban mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Pengaturan kegiatan tersebut : Kelas VII wajib mengikuti ekstrakurikuler minimal 3 dan maksimal 4.
Kelas VIII dan IX wajib mengikuti
ekstrakurikuler minimal 2 dan maksimal 3. Untuk siswa kelas IX kegiatan
ekstra hanya diberlakukan pada semester I.
Kegiatan ekstra yang diselenggarakan
di SMP PL St Yusup Mijen antara lain Senin
(15.00-17.00) Band, Selasa
(15.00-17.00) PMR, Rabu
(15.00-17.00) Futsal
dan (13.00-14.30) Karawitan, Kamis
(13.00-14.30) Paduan Suara dan (15.00-17.00) Bola Basket, Jumat (10.45-12.15) Pembinaan Iman Katolik dan Kristen dan
(14.30-16.30) Tari Jawa, dan untuk hari Sabtu
(11.30-13.00) Pramuka.
Kesimpulannya, bila kita melihat konsep full day school, bahwa konsep ini
menekankan proses pembelajaran formal
setengah hari, kemudian di jam berikutnya dapat diisi dengan ekstrakurikuler,
maka sebenarnya hampir semua sekolah Pangudi Luhur sudah menerapkan sistem
pembelajaran yang dimaksud. Hanya saja memang tidak setiap hari siswa pulang
pukul 16.30 atau 16.00, namun sesuai dengan jadwal kegiatan ekstra yang diikuti
masing-masing siswa.
Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat
melengkapi informasi yang lain berkaitan dengan sistem full day school yang dicanangkan Mendikbud, yang rencananya baru akan diujicobakan
pada 500 sekolah di Jakarta. Salam sukses untuk kita semua!
(F. Rudy D Wibawa)
Terlepas dari kekurangan yang ada,
buku ini layak dibaca oleh siapa saja terlebih bagi keluarga-keluarga yang
sedang mendampingi sanak atau saudaranya yang sedang sakit. Semoga buku ini
sungguh memberi manfaat bagi kita semua.
Perjuangan menghadapi Stroke
Judul :
Di Ujung
Harapan, Kisah Catatan Hati Seorang Stroke
Survivor
Pengarang :
Florensia Asih Wulan Senjayani
Penerbit :
Yayasan Pustaka Nusatama
Tahun Terbit : 2016
Tebal :
96 halaman
Selalu sehat adalah dambaan setiap
orang. Namun, perjalanan hidup manusia selalu ada pasang surutnya. Kehidupan
manusia seperti roda yang senantiasa berputar. Ada kalanya di atas, ada kalanya
di bawah. Suatu ketika bahagia, namun suatu ketika pula susah. Sehat dan sakit tak ada yang
tahu, bisa datang dan pergi kapan saja.
Buku “Di Ujung Harapan, Kisah
Catatan Hati Seorang Stroke Survivor” karya Florensia Asih Wulan Senjayani ini berkisah tentang
perjalanan hidupnya. Di
usianya yang masih muda dan produktif, tiba-tiba terserang stroke. Setiap orang
yang mengenalnya pun terkejut mendengar kabar tentangnya. Orang tidak menyangka
jika diusia yang masih muda Wulan terserang stroke. Tapi itulah hidup.
Kehidupan memang sewajarnya seperti
roda terus berputar dan berputar, begitu pula kehidupan manusia terus berjalan
dan berputar apapun yang terjadi. Hal baik ataupun buruk dapat terjadi dan
kadang tidak dapat dihindari. Setiap manusia tanpa terkecuali akan
mengalaminya. Terkhusus pada orang Kristiani, diyakini bahwa hidup mengikuti
Kristus pasti tidak akan selalu mulus, masing-masing orang memiliki pergumulan
hidupnya/salib hidupnya. Hampir semua orang paham benar kehidupan pasti akan
ada masalah, tantangan, dan cobaan.
Melalui buku yang ditulisnya, Wulan
ingin berbagi pengalaman imannya terlebih pengalamannya sebagai stroke
survivor. Penulis berharap agar orang-orang yang sedang mendampingi keluarga
atau orang yang sedang sakit stroke atau sakit berat bisa memahami
perasaan/kondisi mereka, karena pada kenyataannya dukungan keluarga dan
orang-orang di sekitar penderita stroke akan mempercepat proses pemulihan.
Sebagai sebuah sharing pengalaman, buku ini memuat kisah-kisah yang dialami
penulis selama sakit, penyembuhan, dan pemulihan. Pengalaman tersebut dikemas
dalam 9 judul tulisan yang menarik untuk dibaca. Sedikit kekurangan dari buku
ini adalah beberapa foto ilustrasi kabur
atau kurang jelas. Meskipun demikian, tidaklah terlalu mengganggu pembaca dalam
membaca dan menyimak kisah hidup penulis dalam perjuangannya menghadapi stroke
ini.

Tetap bersyukur kepada Tuhan dalam
sakit dan sehat. Saling mengasihi satu dengan yang lain. Percayalah masih ada
harapan walau dalam situasi yang sangat sulit sekalipun.
-
F.
Rudy D. Wibawa
Peelsiana
Pak Sronto dan Jam Kerja Fiktif
Akhir-akhir
ini media on line maupun media cetak
banyak memuat berita kunjungan fiktif anggota DPR. Meskipun dari kalangan DPR
menolak adanya kegiatan itu, namun disinyalir memang ada kunjungan fiktif.
Banyak orang berkomentar macam-macam tentang anggota DPR yang terhormat, yang
mengklaim dirinya sebagai wakil rakyat, sebagai pembawa aspirasi rakyat, dan
aneka sebutan lain yang mengatasnamakan rakyat. Pak Sronto tak kalah serunya
dalam berkomentar dan mengkritik negeri ini. Semua meminta adanya kejujuran dan
efektivitas.
“Lha ini khan memang kekhasan bangsa
kita yang sekarang ini lebih suka plesiran mengatasnamakan rakyat, padahal
sebenarnya kepentingan pribadi jauh lebih dominan,”Pak Sronto membuka obrolan
saat istirahat.
“Tapi syukurlah di Yayasan kita
tidak ada, yang suka nebeng-nebeng,
atau sekedar melayani namun sebenarnya numpang
hidup di Yayasan ini,”Pak Mukidi ikutan nimbrung.
“Jangan-jangan DPR yang suka
kunjungan kerja fiktif, laporan dan anggaran fiktif, itu juga mewakili
bawahannya, atau lebih parahnya menggambarkan apa yang terjadi di bawahnya,”kata
Pak Sronto.
“Maksudnya gimana, itu?” Bu Lala
mulai nyambung dengan omongan Pak Sronto.
“Ini katanya lhooo, di desa-desa,
kalau ada bantuan pemerintah sering ada tamu ‘yang kunjungan kerja’, namun juga
minta amplop berisi sangat pantas. Dan isi amplopnya kan tak boleh dilaporkan
apa adanya. Maka belanja yang lain ditingkatkan secara fiktif. Yang datang
bukan hanya pakai baju dinas, tapi juga mengatasnamakan LSM, preman, dan
sebagainya. Kalau tingkat bawah aja begini, apa jadinya di tingkat atas, apa
jadinya bangsa ini?”Pak Sronto menjelaskan sampai mulutnya berbuih.
“Kalau ditingkat pendidikan apa ada
ya… semoga aja tidak ada,” kata Pak Mukidi sambil nyruput teh hangat untuk
mendorong singkong rebus yang mengganjal tenggorokannya.
“Di Yayasan kita semoga nggak ada
lah…,termasuk adanya jam kerja fiktif,” timpal Bu Lala yang ikut-ikutan sharing.
“Tanda petik, di tempat kita ada
aturan. Ada buku merah untuk panduan sertifikasi. Penerima tunjangan harus
berbagi dengan yang tidak sertifikasi yang jamnya dipakai oleh guru sertifikasi,
nggak apa-apalah kita kan hidup bersama, nanti kalau mati kan juga mereka yang
rajin mendoakan kita, yang tak kebagian jatah jam dan …” Pak Sronto menambahkan
tapi terputus kalimatnya.
“Dan apa… “ Pak Mukidi penasaran.
“Berbagi kepada mereka yang memang
tidak sertifikasi, karena TU, Pelaksana, honorer, operator; dan kita bersyukur
di tengah aturan itu, gaji guru memang lebih baik daripada mereka,”Pak Sronto
terbata-bata.
“Eh ya, di Yasayan lain, atau
sekolah lain kayaknya ada juga jadwal fiktif. Sekolah mempunyai dua jadwal,
jadwal intern dan ekstern. Lebih parahnya lagi, tidak mengajar di sekolah lain,
minta dengan lobi-lobi khusus, agar dirinya dimasukkan sebagai guru honorer,
padahal tidak mengajar. Ini kan namanya juga kerja fiktif. Tak beda jauh dari
kerja fiktif DPR. Kalau dunia pendidikan seperti itu, bagaimana anak-anak
didiknya bisa menjadi generasi yang handal, jujur dan tidak korupsi?” Pak Mukidi
berkomentar panjang.
“Gila ya… tega-teganya demi mamon kok ada guru yang seperti itu.
Saya setuju dengan Pak Mukidi. Kalau guru seperti itu, berarti kita punya andil
dan saham dalam mencetak koruptor. Tapi mudah-mudahan di yayasan katolik,
khususnya yayasan kita, tidak ada. Nanti biar Kepala Kantor suatu saat tanya
saat supervisi, apakah Bruder, Bapak Ibu
punya jadwal fiktif atau tidak. Kalau sekolah kita terkenal dengan kejujurannya,
maka harus dijawab dengan jujur. Kalau ‘ya’ katakan ‘ya’, kalau ‘tidak’ katakan
‘tidak’. Kalau sertifikasi memang untuk menunjang kesejahteraan, namun jangan
mengurbankan kejujuran, jangan segala cara ditempuh. Malu dong… guru kok gitu” Pak
Sronto mengkritik guru lain yang suka bikin jadwal fiktif.
“Wah… ini pasti gara-gara Pak Sronto
tadi pagi baca koran tentang kunjungan kerja fiktif DPR, pembicaraan jadi ramai
dan hangat. Sampai-sampai pada lupa kalau ada koreksian cukup banyak di meja
Bapak, Ibu Guru” komentar salah seorang TU yang masuk ke ruang guru
mengantarkan berkas kenaikan berkala salah satu guru.
Tetttttt…..Tettttt…… bel berdering
tanda istirahat berakhir dan semua harus kembali bekerja, tapi bukan kerja
fiktif.(0).
Memahami Guru
Pembelajar
Oleh : Christina Dwi
Endang W. *)
Semua guru baik pada jenjang
satuan pendidikan anak usia dini, dasar, dan menengah memiliki peran sangat
penting dalam menentukan keberhasilan peserta didik sehingga menjadi determinan
peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Mengingat pentingnya peranan guru
tersebut, seperti diamanatkan dalam Undang–Undang Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2005, perlu
adanya pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagai aktualisasi dari profesi
pendidik.
Untuk merealisasikan amanat
Undang-Undang tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
melaksanakan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar bagi semua guru
baik yang sudah bersertifikat maupun belum bersertifikat. Untuk melaksanakan
program tersebut, pemetaan kompetensi telah dilakukan melalui Uji Kompetensi
Guru (UKG) di seluruh Indonesia sehingga dapat diketahui kondisi objektif guru
saat ini dan kebutuhan peningkatan kompetensinya.
Hasil UKG pada tahun 2015
menunjukkan nilai rata-rata nasional yang dicapai adalah 56,69, meningkat
dibandingkan nilai rata-rata nasional dari tahun-tahun sebelumnya yaitu 47, dan
sudah melampui target capaian nilai rata-rata nasional tahun 2015 yang
ditetapkan dalam renstra Kemdikbud yaitu sebesar 55. Namun demikian,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) berusaha lebih keras agar dapat mengejar
target yang ditetapkan pada tahun 2016 yaitu 65. Untuk itu Ditjen GTK
mengembangkan program berdasarkan hasil UKG 2015 yang disebut dengan Program
Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar. Program Peningkatan Kompetensi Guru
Pembelajar, baik dalam moda tatap muka, dalam jejaring (daring), maupun daring
kombinasi.
Guru pembelajar adalah guru yang
ideal yang terus belajar dan mengembangkan (upgrade) diri di setiap saat
dan di manapun. Guru pembelajar adalah guru yang senantiasa terus belajar
selama dia mengabdikan dirinya di dunia pendidikan. Oleh karena itu, ketika
seorang guru memutuskan untuk berhenti atau tidak mau belajar maka pada saat
itu dia berhenti menjadi guru atau pendidik.
Guru merupakan role model atau contoh bagi para peserta
didik sehingga tampilan awal guru sangat berpengaruh terhadap kelanjutan
pembelajaran para peserta didik. Guru dapat menyajikan proses pembelajaran yang
menarik, memberi motivasi, dan menginspirasi dari pengetahuan dan pengalaman
guru yang senantiasa diperbaharui dengan berbagai masukan positif yang didapat
dari berbagai sumber belajar.
Pengetahuan dan pengalaman dapat
diperoleh dari berbagai media, kegiatan seminar pendidikan serta pendidikan dan
pelatihan. Dalam proses belajarnya, guru menghasilkan karya dan inovasi yang
mencerahkan untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran di kelas sehingga
menumbuhkan semua potensi peserta didik dan mereka bukan sekadar bisa meraih,
tetapi bisa melampaui cita-citanya. Guru bukan hanya seorang pengajar tetapi
lebih dari itu guru merupakan pendidik. Sebagai pendidik guru harus memiliki
berbagai kemampuan sebagai kompetensi yang harus dimiliki sebagai pendidik yang
profesional.
Tatap Muka, Dalam Jejaring, dan
Daring Kombinasi
Program Peningkatan Kompetensi
Guru Pembelajar dirancang berdasarkan Standar Kompetensi Guru (SKG) . Terdapat
beberapa model/moda dalam kegiatan guru pembelajar. Moda-moda ini ditentukan
oleh hasil UKG (Uji Kompetensi
Guru) pada tahun 2015. Setiap guru memiliki rapot hasil UKG tersebut.
Berdasarkan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dalam SKG dikembangkan peta
kompetensi guru yang dibagi menjadi 10 kelompok kompetensi. Selanjutnya, dari
10 kelompok kompetensi (KK) dikembangkan kisi-kisi soal UKG, dan untuk
masing-masing kelompok kompetensi dikembangkan juga modul peningkatan
kompetensi guru pembelajar. Hasil UKG menjadi acuan dalam penilaian diri (self
assessment) bagi guru tentang
kompetensinya sehingga dapat menetapkan modul peningkatan kompetensi guru
pembelajar yang dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensinya, dan menjadi acuan
bagi penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar untuk
melakukan analisis kebutuhan.
Moda tatap muka diperuntukkan
bagi guru yang memerlukan peningkatan kompetensi yang lebih intensif dengan
mempelajari 8-10 modul. Di samping itu, moda tatap muka dapat menjadi
alternatif bagi guru yang karena berbagai keterbatasan tidak memungkinkan untuk
mengikuti pembelajaran moda lainnya, misalnya karena alasan geografis,
tidak/kurang tersedianya aliran listrik dan jaringan internet, ketersediaan
anggaran, literasi teknologi informasi dan komunikasi, serta alasan lain yang
rasional.
Moda tatap muka dapat
dilaksanakan dengan beberapa alternatif, yaitu: tatap muka penuh, tatap muka
tidak penuh (in-on-in), dan tatap muka dalam kegiatan kolektif guru
yaitu PKG (Pusat Kegiatan Gugus) untuk guru PAUD, KKG (Kelompok Kerja Guru)
untuk guru SD, MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) untuk guru SMP/SMA/SMK,
dan MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling).
Moda Dalam Jejaring (Daring/on
line) adalah program guru pembelajar yang dilaksanakan dengan memanfaatkan
teknologi jaringan komputer dan internet. Moda Daring dapat dilaksanakan dengan
mempersiapkan sistem pembelajaran yang secara mandiri memberikan instruksi dan
layanan pembelajaran kepada peserta tanpa melibatkan secara langsung para
pengampu dalam proses penyelenggaraannya. Sistem instruksional yang dimaksud
meliputi proses registrasi, pelaksanaan pembelajaran, penilaian diri, tes sesi,
dan penentuan kelulusan peserta berdasarkan nilai yang telah diakumulasikan
dengan nilai tes akhir yang dilakukan di sistem UKG serta penerbitan
sertifikat.
Dalam hal tertentu, keterlibatan
pengampu masih diperlukan, misalnya dalam memberikan penguatan kepada peserta
dan melakukan komunikasi dengan menggunakan video
call terjadwal kepada peserta
yang diwadahi dan difasilitasi oleh sistem guru pembelajar. Moda Daring
diperuntukkan bagi guru yang memerlukan peningkatan kompetensi dengan
mempelajari 3-5 modul.
Moda Daring Kombinasi
dilaksanakan dengan mempersiapkan sistem pembelajaran yang membutuhkan
keterlibatan secara langsung para pengampu dan mentor dalam proses
pembelajaran. Keterlibatan para mentor dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara: (1)
bertemu muka secara langsung dengan peserta di Pusat Belajar atau dalam
kegiatan kolektif guru yaitu PKG (Pusat Kegiatan Gugus) untuk guru PAUD, KKG
(Kelompok Kerja Guru) untuk guru SD, MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) untuk
guru SMP/SMA/SMK, dan MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling); atau (2)
bertemu muka secara virtual, baik melalui video (Video Call), audio,
maupun teks. Moda Daring Kombinasi diperuntukkan bagi guru yang memerlukan peningkatan
kompetensi dengan mempelajari 6-7 modul.
Yang harus disiapkan Guru
Pembelajar
Setiap guru memiliki akun untuk
mengakses LMS (Learning Managemen System) sebagai guru pembelajar. Namun
hanya yang sudah terdaftar dan sudah mempunyai kelas baru bisa mengikuti
program ini sesuai moda yang ditentukan dan modul apa yang akan dipelajari.
Jika guru sudah terdaftar dan memiliki kelas maka di dalam akunnya akan terdapat
beberapa keterangan mengenai moda yang diikuti, Pusat Belajarnya, Nama
Mentornya, dan jangka waktu belajarnya. Untuk satu modul dipelajari dalam waktu
enam minggu, maka jika dihitung rata-rata hari maka para guru pembelajar mesti menyisihkan waktu untuk
belajar kurang lebih satu setengah sampai dua jam. Perlu mengatur waktu dengan
cermat karena biasanya para guru sangat sibuk dengan agenda sekolah maupun
agenda sosial kemasyarakatan. Hanya yang memiliki tekad kuat dan mampu berpikir
positif bisa mengikuti program ini tanpa merasa terbeban, karena proses belajar
ini sangat berguna bagi peningkatan kemampuan diri.
Guru yang sudah mengikuti kelas
akan dapat membuka LMS pada saat waktu yang sudah terjadwal. LMS tidak dapat
dibuka sebelum waktu periode belajar dimulai baik untuk peserta maupun mentor.
Demikian LMS terbuka silakan para guru pembelajar mulai mengenal sistemnya baik
mengenal secara keseluruhan sistem, fitur-fiturnya, ikon-ikon, dan cara kerja sistem
yang dipakai. Jangan sampai ada yang kurang dipahami.
Bagaimana jika ada yang kurang
paham? Silakan baca baik-baik sesi pengantar, di bagian ini ada yang harus
didalami dan dibaca. Belajar dengan LMS tidak boleh dengan langkah
loncat-loncat. Semua harus dijalani dengan urut satu persatu tanpa ada yang
boleh terlewatkan. Jika Anda urut
dalam membukanya maka langkah berikutnya akan bisa dibuka dengan lancar. Jika
dalam menjalankan sistem ini langkah Anda
loncat-loncat maka akan ada beberapa bagian sulit dibuka dan mesti mengawali
dari awal supaya kembali runtut.
Peserta guru pembelajar juga diminta
mencermati agenda yang sudah dibuat dalam sistem maka tidak boleh terlalu cepat
atau pun terlalu lambat. Yang terpenting dalam sistem ini bukanlah cepatnya Anda menyelesaikan program belajar ini
namun lebih pada peserta betul-betul memahami dan menyadari langkah demi
langkah sehingga mendapatkan hal yang bermakna dalam proses belajar ini. Jika
peserta terlalu cepat membuka sistem ini dari agenda yang telah ditentukan maka
kadang sistem akan me-restart dan
peserta harus mengulang dari awal. Supaya tidak terkena restart alangkah baiknya agenda belajar
ditepati.
Sistem bisa dibuka dengan
meng“klik” langkah tiap langkah, dan ketika sudah berproses akan ada tanda cek pada
kotak tiap langkah yang sudah diselesaikan. Tanda cek ini bermanfaat untuk
mengecek langkah yang dilalui
sudah benar atau belum menurut sistem. Bagi yang memiliki kemampuan IT yang
cukup akan dapat membuka dengan lancar dan cepat dan akan segera bisa melangkah
pada sesi-sesi dengan cepat pula dan akan segera mendapat tanda cek pula.
Namun perlu diingat bahwa
keberhasilan dalam belajar melalui sistem ini tidak sekedar menghasilkan
lengkapnya centang. Pada LMS mentor dan pengampu dapat dilihat seluruh aktivitas
guru pembelajar ini apakah sudah benar dan bermakna. Sudah benar dan lancar ada
identifikasi dari tanda centang, sudah bermakna jika dalam penilaian ini
peserta memiliki nilai di atas 65 sesuai target yang ditetapkan pada tahun 2016
dan akan meningkat di tahun berikutnya. Tiap peserta dapat mengecek nilainya
sendiri dalam LMS masing-masing.
Penilaian Guru Pembelajar
Peserta guru pembelajar akan
mendapatkan nilai dari beberapa aspek, maka perlu dicermati langkah-langkah
belajar yang diambil nilainya. Adapun proses yang diambil nilainya antara lain kuis, penilaian diri, tes sumatif, tes
akhir dan LK – LK yang diunggah di E-portopolio. Masing-masing sesi memiliki
cara penilaiannya tersendiri namun pasti ada tes penilaian diri, tes sumatif,
dan tagihan LK. Sebelum melakukan tes sebaiknya peserta memahami betul materi
yang sudah dipelajari pada sesi-sesi.
Tes sumatif berbatas waktu,maka
kecepatan sangat menentukan. Tes sumatif juga berbeda untuk tiap guru
pembelajar maka tidak bisa dikerjakan bareng-bareng, sifatnya individual.
Tagian LK tiap sesi perlu diunggah secara tertib. LK hanya bisa dikerjakan jika
peserta betul-betul paham akan materi yang sudah dipelajari. LK yang sudah
diunggah akan diperiksa dan diberi nilai oleh mentor atau pengampu. Maka tagihan
LK ini perlu dibuat sebaik-baiknya dan lihat umpan balik dari pengampu ataupun
mentor. Semua penilaian sudah diatur dalam sistem, hanya tagiahan LK saja yang
membutuhkan peran mentor. Ada sedikit perbedaan antara tes sumatif dan tagihan
LK. LK untuk tiap guru pembelajar pada modul yang sama maka LK juga sama. Ini
menjadi keuntungan bersama karena bisa melakukan diskusi bersama kawan untuk
mengerjakan tagihan LK.
Pada akhir proses belajar tiap
modul akan diakhiri dengan tes akhir di pusat belajar secara on line/daring. Tes akhir ini
terdiri dari 30 soal yang meliputi 10 soal pedagogik dan 20 soal profesional
dan harus selesai dalam waktu 45 menit atau 1 jam pelajaran.
Hal praktis yang harus disiapkan
peserta moda daring atau daring kombinasi adalah sudah melakukan regristrasi
sebagai peserta, memahami literasi TIK, memiliki password dan user
name, memiliki fasilitas laptop ataupun komputer atau android yang bisa
mengakses LMS. Sesuaikan fasilitas komputer dengan LMS misalnya untuk membaca
gambar, PDF, maupun untuk membaca video.
*) Guru SD PL Bernardus
Disarikan
dari berbagai sumber