Senin, 20 Maret 2017

REALITA, PERCIK, SEGAR, EKSPRESI, PEELSIANA, RESENSI, DUNIA PRAMUKA_94



Realitas

Belajar dari Raras yang Gigih

            Raras yang cantik adalah peserta didik Kelas 7D SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Ia pemain basket yang lincah sejak bersama timnya dari SD Yoanes Bosco yang kebetulan berlaga di SMP PL 1 ketika PL Cup  pada Oktober 2015. Sampai-sampai Ketua Panitia PL Cup yang juga guru Penjas (Pendidikan Jasmani) “jatuh cinta” akan kelihaiannya bermain basket dengan merayu: “Nduk…besok sekolah di SMP PL 1 sini ya…”
            Benar ! Dalam PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) 2016-2017 ia berhasil lolos tes untuk jalur prestasi dan diterima resmi sebagai peserta didik di SMP PL 1 Yogya. Pada bulan Juli 2016 Raras masuk sekolah pada permulaan tahun ajaran baru bersama peserta didik lainnya. Tetapi kenapa Raras berjalannya memakai krek ?
Masih menjadi pertanyaan di antara teman-teman sekolah dan beberapa guru lainnya. Raras ternyata juga seorang penari Bali dan pemain robotik sedangkan untuk mapel yang lain ia tergolong siswi yang pandai. Hal ini tidak mengherankan karena ayah dan ibu Raras adalah dosen universitas swasta terkenal di Yogyakarta. Dalam pergaulan Raras tidak mempunyai kelompok teman-teman yang eksklusif sehingga banyak teman yang akrab dengannya.
            Hari demi hari telapak kaki Raras yang sebelah kanan makin lama membengkak dan ia memakai kursi roda. Ya ampun… ia terkena kanker tulang. Kedua orang tuanya sudah berusaha keras untuk mengusahakan kesembuhan baik di rumah sakit Panti Rapih maupun pengobatan alternatif yang lain pun ditempuh.
            Dalam kondisi seperti ini Raras tetap bersekolah meski kalau pelajaran Penjas ia beristirahat di UKS. Raras tidak menyerah untuk bersekolah, ia tetap minta diantar ke sekolah meski harus menggunakan kursi roda. Kadang-kadang Raras mengikuti pelajaran hanya sampai istirahat ke-2 atau ke-1 saja karena sudah tidak kuat menahan sakitnya lalu beristirahat di UKS. Ia tidak mau ditemani ibu guru karena ia merasa risi, kok merepotkan sekolah. Kadang ditemani oleh bapak atau ibunya; yang pasti saat istirahat teman-temannya pada datang.
            Bruder Yoseph Anton Utmiyadi FIC (Bruder Uut) yang juga Kepala Sekolah, setiap pagi menyambut Raras sambil menyalami peserta didik yang lain.
            Pada suatu hari Raras sudah kelihatan kurus dan wajahnya pun tidak ceria lagi dan saat itu ia tidak ditemani oleh ayah atau ibunya, maka Br Uut mendekati Raras dengan mengatakan, “Bagaimana kalau Raras akan dicarikan kursi roda yang lebih baik ?”
            Tetapi Raras menolak dengan menjawab,” Bruder, Raras tidak ingin merepotkan!”
            Kiranya nilai yang ditanamkan oleh orangtuanya bahwa kalau bisa sendiri maka tidak perlu merepotkan orang lain. Pada kesempatan lain Br Utmiyadi membujuk lagi agar mau dicarikan kursi roda, dan Raras akhirnya meng’iya’kan tanda menerima kebaikan hati Bruder yaitu suatu kursi roda. Pada keesokan harinya kursi roda yang dipesan oleh Bruder sudah disiapkan di depan sekolah untuk menyambut kedatangan Raras tetapi…ditunggu sampai bel masuk Raras tidak datang.
            Hari berikut kursi roda sudah disiapkan seperti hari kemarin, namun ditunggu-tunggu Raras tidak datang juga. Pada hari keempat, tepatnya tanggal 9 September 2016 pukul 02.00 ada kabar bahwa Raras (Gitararas Purbahayu Pramudita) dipanggil Tuhannya yang Maha Kasih. Langsung berita itu tersebar lewat WA, SMS dan sebagainya. Betapa teman-temannya, guru dan keluarga SMP PL Yogya dirundung duka tangis dan semedot. Banyak siswa yang minta izin untuk melayat dan mengantar ke peristirahatan Raras yang terakhir.
            Misa Requiem untuk Raras diikuti sekitar 2000 orang yang meliputi teman-teman Raras dan pelayat yang hadir sekitar 2000 orang.
            Di akhir sambutan, Br Utmiyadi dalam Misa Requiem antara lain menyampaikan,” Raras, kamu saya nyatakan sudah selesai sekolah di SMP PL 1 Yogyakarta ini. Terima kasih atas teladanmu, yang begitu gigih. Kamu tetap masuk sekolah dan mengikuti kegiatan yang lain meskipun keadaanmu sakit. Engkau membanggakan Bapak Ibumu dan sekolahmu, kamu bersekolah sampai habis tenagamu. Kini sekolah memberikan medali penghargaan dan Rosario yang diterimakan oleh ayah-ibumu. Bawalah medali dan Rosario ini untuk menghadap Bapa yang Maha Kasih.”
Pidato tersebut disambut oleh peserta didik, guru dan para pelayat dengan isak tangis yang mengharukan.
-         Drs Isidorus Sumardiyono, M.Si., Guru Pendidikan Agama SMP PL 1 Yogya

Percik
Doa adalah Gaya Hidup Orang Percaya

Sering kali kita mendengar dan bahkan mempercayai,  doa adalah napas hidup bagi orang percaya. Pernyataan ini hendak mengatakan, tanpa doa, sesungguhnya kehidupan rohani orang percaya telah terganggu, bahkan mungkin telah mengalami kematian. Tanpa doa, kehidupan rohani kita sangat mengerikan (miserable). Tetapi di dalam realitas kehidupan yang sesungguhnya, kebenaran pernyataan di atas hanya sebatas kepada pengetahuan intelektual belaka.
Kita tahu bahwa doa itu sangat penting, tetapi sering kali kita lalai  berdoa atau berdoa jika kita  perlu. Faktanya seringkali hati kita merasa tidak memerlukan untuk berdoa. Seakan-akan doa hanya sebuah pilihan berdasarkan keperluan. Kita semua sebagai orang percaya tentunya mengetahui bahwa doa bukanlah sebuah pilihan, melainkan sebuah gaya hidup bagi orang percaya. Doa adalah Gaya Hidup, lalu  Apa itu gaya hidup?  Ilustrasi di bawah ini semoga mampu membantu untuk menjelaskannya.
Bob Sadino adalah seorang pengusaha sukses. Dalam penampilannya di mana saja, ia selalu mengenakan celana pendek. Entah ketika diwawancarai di televisi, entah sebagai model iklan, maupun sebagai bintang sinetron. Celana pendek menandai seorang Bob Sadino. Inilah gaya hidup.
Ketika di rumah, saya mengenakan celana pendek dan kaos singlet. Di siang hari yang panas,  di malam hari yang dingin, bahkan ketika tidur dengan kamar ber-AC, saya mengenakan pakaian itu. Itulah gaya hidup saya. Suatu saat di rumah saya berpakaian tidak seperti biasanya, maka anak saya bertanya,  Papa mau ke mana? Aleth ikut Papa, ya. Saya jawab anak itu: Papa tidak ke mana-mana.  Anak itu menjawab: Kok, Papa pakai kaos? Padahal saya hanya mengenakan kaos oblong. Dalam hal ini, gaya hidup saya ditandai dengan celana pendek dan kaos singlet ketika berada di rumah.” Begitu kisah Bob Sadino.
 Jadi gaya hidup adalah ciri dan menjadi bagian yang melekat dalam diri seseorang yang menandai kehidupannya sehari-hari.
Markus 1: 35 mengatakan: “pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana."  Apa yang dikatakan Markus adalah gaya hidup Yesus. Mengapa Doa harus menjadi Gaya Hidup?  
Mari kita membuka dan membaca kitab Daniel 6:11. Ayat ini menceritakan tentang Daniel, setelah mendengar bahwa Raja Darius menandatangani surat larangan yang tak dapat diubah kepada siapa saja untuk tidak melakukan permohonan kepada semua dewa atau manusia selain kepada raja sendiri dalam waktu 30 hari ke depan, Daniel berlutut, berdoa dan memuji Allah di rumahnya. Ayat ini juga menerangkan bahwa doa yang dilakukan Daniel dengan kata keterangan "seperti yang biasa dilakukannya."
Keterangan ini hendak mengatakan kepada kita bahwa Daniel berdoa bukan hanya ketika ia menghadapi larangan yang baru saja ditandatangani Raja Darius. Bagi Daniel, doa sudah menjadi bagian yang melekat dalam diri dan tak dapat dipisahkan. Bagi Daniel, tiada hari tanpa tiga kali sehari berdoa, entah ada atau tidak ada masalah. Doa adalah gaya hidupnya.
Surat larangan yang dikeluarkan oleh Raja Darius, sesungguhnya adalah hasil dari persekongkolan para pejabat lain yang ingin menjatuhkan Daniel.  Mereka tahu bahwa tidak ada satu kesalahan pun dalam diri Daniel, kecuali dalam hal ibadah kepada Allahnya.  Para pejabat lain telah mengetahui bahwa doa telah menjadi ciri yang melekat di dalam diri Daniel dan itu menandai gaya hidup sehari-harinya.
Larangan yang ditandatangani oleh raja itu memiliki konsekuensi berat bagi para pelanggarnya, yaitu dilemparkan ke dalam gua singa (Daniel 6:8). Daniel mendengar dan mengetahui perintah larangan dan konsekuensinya, tetapi apa yang dilakukan, yaitu berdoa. Bukan semata-mata untuk melanggar larangan Raja. Ia berdoa sebagai bentuk bahwa  percaya dan mempercayakan dirinya sendiri kepada Allah. Lihat apa yang dituturkan Alkitab: "Lalu sangat sukacitalah raja dan ia memberi perintah, supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Maka ditariklah Daniel dari dalam gua itu, dan tidak terdapat luka apa-apa padanya, karena ia percaya kepada Allahnya" (Daniel 6: 24).
 Wayne Grudem mengatakan: "prayer expresses our trust in God and is a means where by our trust in him can increase" (doa menyatakan kepercayaan kita kepada Allah dan doa adalah sarana di mana kepercayaan kita akan dia dapat bertumbuh).
Yang kedua, doa adalah penyembahan. Grudem mengatakan: "Worship is the activity of glorifying God in his presence with our voices and hearts" (penyembahan adala
h aktivitas pengagungan Allah di dalam hadirat-Nya dengan suara dan hati kita).
 Daniel 6: 11.  Ayat ini mengisahkan Daniel berlutut, berdoa, dan memuji Allah. Ketiga aktivitas adalah satu kesatuan. Ketika Daniel berlutut untuk berdoa, di dalam doa itu Ia memuji Allahnya. Doa bukan hanya permintaan dan permohonan. Di dalam doa ada pengagungan, ada pemuliaan nama Tuhan. Doa membawa kita pada persekutuan yang lebih mendalam dengan Allah. Sekali lagi, di sini kita mengutip perkataan Grudem. Ia berkata: "prayer is personal communication with God" (doa adalah komunikasi pribadi dengan Allah).
Seorang presiden sebuah perusahaan yang besar ingin berbicara dengan manager pabrik tentang sesuatu yang urgen. Sang sekretaris manager berkata: "Ia tidak dapat diganggu. Ia sedang dalam pertemuan seperti biasa yang ia lakukan pada jam-jam seperti ini”.
Sang presiden merespon dengan tidak sabar dan berkata : "Katakan kepadanya Sang Presiden ingin bertemu dengannya." Lalu sekretaris dengan teguh berkata: "Saya diperintahkan dengan keras untuk tidak mengganggunya sementara dia ada dalam pertemuan”.
Dengan marah Presiden melewati sang sekrataris kemudian membuka pintu kantor sang manager. Setelah melihat dengan cepat ia kembali,  lalu menutup pintu pelan-pelan, dan berkata: "Saya minta maaf!"  Presiden mendapati sang manager sedang berlutut di depan Alkitab yang  terbuka. Ini adalah cerita yang diambil dari artikel berjudul "In Conference" yang ditulis oleh M. R. De Haan. Selanjutnya ia mengatakan: "The purpose of a daily devotional time is to stimulate regular, intimate meetings with the King of kings" (memiliki waktu saat teduh setiap hari adalah merangsang persekutuan yang teratur dan intim dengan Raja dari segala raja).
Demikian juga ketika berdoa, Daniel sedang membangun persekutuan yang intim dengan Allah. Hanya dengan itu ia mengenal siapa Allahnya. Jika ia mengenal Allahnya, ia akan tetap kuat (bertahan dalam kepercayaaannya kepada Allah), meskipun banyak kesulitan yang dihadapinya .  
-          Enik (Sumber :  Tulisan dari  Pdt. Stephano Ambesa, M.Th)

Segar
Racun Sianida di Daun Singkong
Oleh : Yohana Erika Yusnita, S.Pd.Si.*)

            Siapa yang suka nasi padang? Faktanya, sebagian besar orang menyukai makanan khas daerah Minang tersebut. Nasi padang umumnya merupakan duet antara rendang dan daun singkong. Apalagi ditambah sambal cabai hijaunya. Wah… tambah joss rasanya. Tapi tunggu dulu, ternyata Anda harus berhati–hati dengan sayuran bernama daun singkong ini.
Seperti kita ketahui, beberapa waktu lalu, masyarakat Indonesia dihebohkan kasus Jessica Kumala Wongso dengan kopi bersianida yang menewaskan seorang wanita bernama Wayan Mirna Salihin. Korban tewas karena meminum kopi yang mengandung zat beracun bernama sianida.
Tanpa kita sadari, daun singkong yang biasa kita makan ternyata mengandung zat beracun sianida. Bukan hanya daunnya, getah singkong mulai dari kulit, buah/umbi, sampai batang mengandung sianida. Dalam kondisi normal, singkong merupakan sumber karbohidrat dan serat makanan meskipun memiliki sedikit protein. Pada beberapa jenis singkong, terdapat senyawa yang berpotensi racun yakni linamarin dan lotaustralin yang termasuk glikosida sianogenik.
Jurnal yang diterbitkan Sentra Informasi Keracunan Nasional, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menjelaskan, linamarin dengan cepat dihidrolisis menjadi glukosa dan aseton sianohidrin. Sedangkan lotaustralin dihidrolisis menjadi sianohidrin dan glukosa. Di bawah kondisi netral, aseton sianohidrin didekomposisi menjadi aseton dan hidrogen sianida (HCN) sehingga menyebabkan keracunan bagi yang mengkonsumsi. Masyarakat luas mengenalnya sebagai racun asam biru karena terdapat bercak biru pada singkong. Sehingga bila menemukan warna tersebut, sebaiknya urungkan niat untuk mengkonsumsi singkong. Semakin tinggi kadar sianida, rasa singkong akan semakin pahit. Sedangkan singkong yang manis tidak banyak mengandung sianida.
Kebanyakan keracunan singkong karena proses memasak yang tidak benar. Bila memang sangat membutuhkan singkong yang memiliki bercak biru, Anda harus mengupas kulit dan mencucinya dengan bersih. Potong-potong singkong dan rendam dalam air bersih yang hangat selama beberapa hari. Setelah itu, cuci kembali dan masak dengan sempurna, baik itu direbus, goreng ataupun bakar.
Daun singkong tidak selalu buruk bagi kesehatan. Tentunya daun singkong dapat berbahaya, apabila kita mengonsumsinya secara berlebihan. Di bawah ini akan diulas tentang plus dan minus mengonsumsi daun singkong bagi kesehatan manusia. Semoga bermanfaat.

DAUN SINGKONG

MANFAAT
BAHAYA
1
obat stroke
Daun singkong mengandung isoflavon yang dapat dimanfaatkan sebagai obat untuk mengatasi penyakit stroke.
mengakibatkan keracunan
Daun singkong mengandung senyawa linamarin dan lotaustralin yang berpotensi menjadi racun sianida. Apabila zat ini mengendap dan mengiritasi jaringan tubuh, akibatnya terjadi  keracunan
2
peningkat daya tahan tubuh
Daun singkong terkandung vitamin C yang jumlahnya cukup banyak sehingga dapat membuat daya tubuh meningkat.
sakit perut

Sianida pada daun singkong mampu mengacaukan sistem dan kinerja jaringan perut sehingga akan menyebabkan sakit perut, mual-mual dan disertai muntah.
3
menyehatkan mata
Daun singkong mengandung banyak vitamin A, jenis vitamin yang mampu menjaga kesehatan mata.
sakit kepala

Senyawa linamarin dan lotaustralin yang ada pada daun singkong  merupakan racun yang menghambat kelancaran peredaran darah di sekitar kepala. Hal ini dapat memicu ketegangan otot saraf kepala sehingga muncul sakit kepala.
4
anti osteoporosis
Daun singkong memiliki kandungan fosfor dan kalsium yang berfungsi sebagai zat yang mampu menjaga kesehatan tulang sehingga terhindar dari osteoporosis
meningkatkan tekanan darah

Disarankan tidak ditambahkan santan dalam pengolahan daun singkong. Lemak pada santan dapat mempengaruhi tekanan darah dan mengganggu aliran darah
5
penyembuh luka
Daun singkong merupakan daun yang kaya akan kandungan serat dan zat besi. Serat dan zat besi sangat bermanfaat sebagai zat yang mampu mempercepat pengeringan luka.
meningkatkan asam urat

Daun singkong mengandung  zat purin yang dapat menyebabkan meningkatnya asam urat di persendian.

6

gangguan sesak nafas

Senyawa sianida yang ada pada daun singkong berpotensi menyebabkan penyempitan dan penyumbatan pada saluran pernafasan yang dapat menyebabkan sesak nafas dan dada nyeri
Disarikan dari beberapa sumber
*) Guru SMA PL Santo Yosef Solo


Ekspresi
Sajak-Sajak
Di Sini Aku
(F.X. Koko Tahwan Muswarno, Guru SMP PL Giriwoyo)

Di sini aku
Tak merasa terbuang
Kala kutemukan wajah-wajah datar
Menderu di aspal kelabu depan sekolah
Kala senyumku tercekat di celoteh anak-anak
Menyiulkan bualan-bualan tabu
Yang tak pernah mereka tahu

Di sini aku
Tak merasa terpinggir
Kala kusaksikan telaga kering
Haus pelukan kasih bapa
Yang lama jadi mimpi
Dalam tidur panjang kanak-kanak
Terbelenggu jadi igau,hanyut di ujung kelam

Di sini aku
Tak merasa dikorbankan
Sebab Ishak telah serahkan darahnya
Di ujung belati Bapa Abraham
Sedang aku,
Hanyalah debu, luruh di ujung pematang
Tergagap-gagap dalam rimba sumpah serapah
Terbata-bata dalam riak seragam anak-anak sekolah

Di sini aku
Tak merasa sendiri
Sebab aroma tubuh-Mu telah mencabut
Akar-akar kesendirian yang menduri dalam setiap helaan nafasku
Kelam di ujung pematang itu telah raib
Dan embun di pelupuk mataku
Mengurai dalam gelak tawa anak-anak berseragam
Yang bergayut manja di pundakku
Senyum mereka semanis madu hutan
Memompa gairah samudra dan rimba raya
Menisbikan ketiadaan kemungkinan belantara pemikiran

Di sini aku
Tak merasa sepi
Kerna dahaga anak-anak berseragam itu
Menghunjam belantara kesadaranku yang terpasung
Di pengapnya tirai jendela
Amboi, senyum anak-anak berseragam
Dengan gigi ompong di tengah itu
Terus menggelitik simpul-simpul tawaku
Lepas bersama burung-burung gereja di halaman sekolah
Terbang bersicepat, bergelut penuh hasrat

Saat peluh membasahi meja-meja kelas
Aku terengah oleh kemenangan
Telah kurobohkan dinding kelas
Yang bertahun meniadakan belaian kasih
Menyekap anak-anak berseragam dengan gigi ompong tengah itu
Dalam pengapnya kebodohan
Dan kubangun tirai kasih sehangat dekapan ibu

Ya, di sini tiada
Kurasakan sunyi
Sebab aku tak sendiri

Rindu Bapak
(Ragilia, Karyawan SMA PL Yogya)


tubuhmu layu matamu sendu
menguatkan hatiku meski mulutmu bisu
menuangkan keinginanmu di pundakku
lalu engkau pergi
tak kembali
terbang bersama para peri

kenanganmu merayu
kejujuranmu menopangku
mengajariku untuk menjadikan mereka satu walau dunia kita tak lagi sama
aku ikhlas Pak,
meski kadang hatiku tak rela

dalam duka ini aku mengiba
Tuhan....aku rindu Bapak

Sahabat
(Melita Swandra K., Siswa SMK PL Tarcisius 2)

Hari ini
Ketika mataku terpejam
Aku merasa semuanya hilang
Hilang bagaikan debu
      
Sahabat
Kita pernah sedekat nadi
Kita pernah seakrab semut
Kita pernah satu jiwa

Sahabat
Apa ini yang kau inginkan
Apa ini yang kau harapkan
Sebuah perpecahan di antara kita
       Kita pernah berjanji selalu bersama
       Bersama hadapi suka dan duka
       Walau ada jarak dan waktu memisahkan
       Gua Bunda Maria Kerep saksinya

Kembali Mencoba
(Ag. Budi Susanto, S.Pd., Guru SMP PL Sedayu)

Kembali aku buka jendela hati,
Kucoba tatap sinar Surya,
Perlahan menghangatkan jiwa,
Memberikan secercah harapan pasti.

Kucoba telanjangi masa lalu,
Kupendam dalam keangkuhan,
Kubukakan harapan baru,
Dalam melangkahkan kepastian.

Kucoba lemparkan senyum,
Kuberikan diri untuk membuka,
Sebuah kebebasan untuk berkembang,
Demi harapan dan kemajuan.
Jujur
(Ratih, Guru SLB B PL Jakarta)

Jangan kau nodai hidupmu dengan kebohongan
Upayakan agar slalu bicara apa adanya
Jauhkan diri dari kehidupan yang merugikan orang lain
Utamakan hidup berguna untuk sesama
Raihlah apa yang kau inginkan..

Jujur......
Kebiasaan yang harus ditanamkan sejak dini
Sulit dilakukan tapi...
Harus dilaksanakan
Memang antara kebenaran dan kebohongan
Sulit tuk dibedakan

Galakkan dan tanamkan jujur
Dalam dirimu
Hidupmu pasti akan dipenuhi dengan kepercayaan.

Kamboja Pusara
(Veronica Widy Saputri, Siswa SMP PL Giriwoyo)


Kutertunduk termangu
Sungguh kau di depanku
Tertimbun ribuan kuntum putih kamboja
Kamboja Pusara

Kini kau bisu
Tiada tembang untukku
Tanpa kasih sayangmu
Yang kurindukan dulu

Kamboja
Katakan ... katakanlah kamboja
Benarkah dia telah berlalu
Tanpa tinggalkan melodi biru
Yang kudamba tiap waktu

Kamboja
Tak cukuplah bila dirimu
Ditemani kunang-kunang
Menggelepar di sela pusara beku

Pusara
Jangan kau terima dia
Kembalikan dia padaku
Padaku pusara
Aku belum sempat mencintainya
Aku baru sekedar mengenalnya

Berkabung
(Jeanny Kristin, Siswa SMP PL Tumbang Titi)
Kini...
dunia kehilangan pahlawannya.
Disalib dan wafat
menanggung dosa kita.
      
tujuanNya...
hanya untuk tebus dosa.
Saat itu ...
dunia kan mati
tak tahan menahan sedih

Langit menjadi hitam
air mata membasahi bumi
burung-burung terdiam
kesedihan yang tak tersaingi

saat itu, aku tahu
pengorbananMu tak ternilai
tugasMu berat
ku tak bisa bila tanpaMu

YPL Harapanku
(Brigita Grasela Andali, Siswa SMP PL Tumbang Titi)

Gemercik air pecahkan kesunyian
Aku terbangun dari keraguanku, dari ketakutanku
Ragu dan takut
Jika harapanku menjadi pupus

Harapan akan sekolah yang kubanggakan
Guru-guru yang selalu mendamaikan hatiku
Dan ….harapanku akan masa depanku

Kuhimpun seluruh kekuatanku
Untuk menyadarkan sejuta harapanku
Harapan untuk pendidikanku

Dengan YPL pupus sudah ketakutanku
Pupus sudah keraguanku
Terbentang kini seluruh harapanku
 


Peelsiana


Pak Sronto yang Pelupa

Suatu hari Pak Sronto mendapat tugas  memimpin ibadat.  Biasa bingit,  Pak Sronto kan prodiakon yang sudah menerima SK dari Bapak Uskup. Pagi, siang, ataupun malam kalau ada panggilan harus ready nindakaken dawuh Dalem.
Sore  itu Pak Sronto mendapat tugas memimpin doa arwah seorang bapak yang genap 7 hari meninggal. Seperti biasanya Pak Sronto super sibuk dan super komplit, bahasa Jawanya perfeck. Kok Jawa sih…?
Wow perfeck! Ya sempurnalah, kurang dikit nggak papa juga. Bukannya sempurna itu milik Tuhan? Wow lagi deh, jangan tanya, kalau sudah sampai urusan “prodiakon” gaya bicara Pak Sronto itu seperti Tuhan Yesus. Halus, lembut, menentramkan. Yup…rimbun persis di bawah pohon ringin.
Pak Sronto selalu siap semuanya. Mulai dari lilin, salib, buku panduan, Rosario, dan perlengkapan lainnya.
“Mau ke mana, Pak? Kok buru-buru?” tanya istrinya.
“Mimpin ibadat di rumah Pak Mukidi yang genap 7 hari dipanggil Tuhan. Ibu ikut tidak?” tanya Pak Sronto sambil memasukkan perlengkapannya ke dalam ransel. Tapi ada saja yang tertinggal. Padahal Pak Sronto sudah menyiapkan komplit.
“Aku nanti bareng  Bu Lala saja,Pak. Bapak duluan, nanti saya nyusul,” jawab istrinya sambil meratakan bedaknya.
“Ya, Bu. Saya berangkat duluan.” Pak Sronto mengeluarkan scoter kesayangannya.
Di tengah perjalanan Pak Sronto teringat….korek…korek..ya, korek belum bawa. Sekarang nggak banyak orang merokok, apalagi rokok harganya akan naik lagi. Pak Sronto sendiri sudah berhenti merokok beberapa bulan lalu. Kebiasaan Pak Sronto pelupa dan gugupan terulang. Sambil mencari korek, kedua tangannya mencari-cari alias rogoh-rogoh sak celananya. “Gedubrak….ciiiiet”
Motor Pak Sronto jatuh. Pak Sronto pringisan. Untung mobil di belakangnya sigap mengerem mendadak sambil ciet….ciet.
“Aduhhhhhh,” Pak Sronto mencoba bangun, tapi  tangannya sakit.
“Bapak, kenapa? Lupa kalau naik motor? Saya lihat dari belakang tangan Bapak sibuk mencari sesuatu di saku kedua celana Bapak?” tanya pengemudi mobil yang membantu Pak Sronto bangun.
“Aduh…,” Pak Sronto mengaduh. Salibnya patah, lilinnya berhamburan, buku doanya ikut terlempar beberapa meter.
“Bapak, mau kemana?” tanya pengemudi mobil. Tapi Pak Sronto tidak menjawab. Matanya berkunang-kunang. Pak Sronto semaput.
Di tempat Pak Mukidi, sudah banyak umat yang datang termasuk istri Pak Sronto.
“Jeng, Bapak mana?” tanya Bu Biang .
“Tadi berangkat duluan naik scoter kok, belum sampai ya?” Istri Pak Sronto was was juga.
Tiba-tiba….
“Bapak-bapak dan Ibu-ibu, saya mengantar bapak ini, tadi jatuh di jalan,” kata pengemudi mobil yang baik hati karena mau mengantar Pak Sronto.
“Duh, kenapa, Pak? Jatuh lagi? Pasti Bapak lupa kalau naik motor ya?” tanya istrinya.
“Ya, Bu aku tadi cari korek di saku celana, eh… ngga tahunya saya jatuh,” keluh Pak Sronto.
“Ya jelas  sampeyan jatuh, Pak. Lepas stang, sok pembalap BMX ya,” ejek Bu Lala.
“Sudahlah, biar Pak Rahmat saja yang pimpin doa. Dia kan juga prodiakon,” kata istri Pak Sronto.
“O, allah Pak Sronto, mbok pelupanya itu dikurangi dikit saja, biar nggak fatal begini. Wis numpak scoter kok tangannya lepas setang. dasar pelupa!” (B)

Dunia Pramuka

Diklat DA “berat dan menantang” SMA PL Yosef 

Dewan Ambalan (DA) SMA PL Santo Yosef  melakukan reorganisasi dalam bentuk  Pendidikan dan Latihan (Diklat) anggota baru yang merupakan angkatan  ke-4 Diklat ini diikuti 27 anggota, berlangsung di Sidomukti, Jimbaran, Bandungan, Kabupaten Semarang, selama 3 hari 2 malam,  Kamis hingga Sabtu, tanggal 3-5 November 2016. Cuaca dingin dan hujan tidak menjadi  hambatan bagi DA Gugus Depan (gudep) 01.1103 01.1102 yang berpangkalan di Jalan Adisucipto Surakarta ini.
Diklat diawali kemah (Persami) di halaman belakang sekolah tanggal 24-25 September 2016 yang diikuti 45 anggota. Sejalan seleksi alam, akhirnya yang mengikuti Diklat tinggal  27 anggota. Ini terjadi saat DA  mulai melakukan kegiatan fisik sebagai persiapan Diklat Alam yang menuntut pengetahuan dan ketangguhan fisik. Banyak anggota satu persatu mengundurkan diri dan tidak muncul lagi
Diklat Ruang berisi pemberian materi yang berkaitan dengan kepramukaan sedangkan Diklat Alam bersifat aplikatif, yang menuntut peserta mampu bersosialisasi dan “menantang” alam yang kadang ekstrim. Diklat kali ini  dipandang lebih berat, selain di lereng gunung  dilaksanakan saat musim penghujan.
Para anggota DA yang mengikuti Diklat berasal dari kelas XI. Sesuai semangat Dasa Dharma, kegiatan belajat mengajar (KBM) wajib diikuti dan usai istirahat kedua peserta mulai berangkat ke area Diklat menggunakan satu bus.
Peserta Diklat harus melakukan perjalanan cukup panjang dari Solo menuju perkemahan.  Peserta dan Panitia Diklat DA  turun di Terminal Bawen, dilanjutkan naik angkot yang sudah dipesan untuk menuju ke Base Camp Mawar Gunung Ungaran. Selama tiga hari, Panitia dan para calon DA melakukan banyak kegiatan seperti teknik SAR, Tekpram, Sikrab, dan diajarkan cara yang baik ketika camping di satu tempat. 
Pada malam pertama, mereka camp di perkebunan teh, lalu hari kedua moving camp menuju Pos Bukaan yaitu Pos terakhir sebelum puncak. Perjalanan ini cukup jauh dengan trek yang menanjak dan berbatu, ditambah hujan deras dan banjir. Beberapa anak sakit dan satu mengalami hipotermia sehingga harus dirawat dan tidur di tenda panitia. Hujan ringan pun berlangsung sepanjang malam namun mereka masih bisa tidur dengan nyenyak.
Keesokan harinya, perjalanan menuju puncak dimulai pukul 05.30. Empat calon DA (2 laki-laki dan 2 perempuan) tidak ikut ke puncak karena badan yang kurang fit. Di puncak, mereka berfoto dilanjutkan upacara singkat di depan tiang bendera Merah Putih. Turun kembali ke camp pada pukul 07.00, dilanjutkan makan dan bersih-bersih, lalu turun menuju Base Camp pukul 09.30. Semua peserta sampai di Base Camp pukul 13.30 lalu kembali ke sekolah pukul 14.00. Peserta Diklat sampai di Solo (sekolah) sekitar pukul 17.30, terlambat dari rundown yang direncanakan karena  jalanan macet.
Secara keseluruhan, Diklat tahun ini yang diketuai oleh Clara Azalia Belinda berjalan lancar walaupun ada 6 calon DA tidak ikut. Setelah kegiatan ini diadakan regenerasi Jumat 11 November 2016.  
-          Azal (DA Angkatan III/Kelas  XII IPA 1)