Realitas
Belajar
dari Raras yang Gigih
Raras yang cantik adalah peserta
didik Kelas 7D SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Ia pemain basket yang lincah
sejak bersama timnya dari SD Yoanes Bosco yang kebetulan berlaga di SMP PL 1
ketika PL Cup pada Oktober 2015.
Sampai-sampai Ketua Panitia PL Cup yang juga guru Penjas (Pendidikan Jasmani)
“jatuh cinta” akan kelihaiannya bermain basket dengan merayu: “Nduk…besok
sekolah di SMP PL 1 sini ya…”
Benar ! Dalam PPDB (Penerimaan
Peserta Didik Baru) 2016-2017 ia berhasil lolos tes untuk jalur prestasi dan
diterima resmi sebagai peserta didik di SMP PL 1 Yogya. Pada bulan Juli 2016
Raras masuk sekolah pada permulaan tahun ajaran baru bersama peserta didik
lainnya. Tetapi kenapa Raras berjalannya memakai krek ?
Masih
menjadi pertanyaan di antara teman-teman sekolah dan beberapa guru lainnya.
Raras ternyata juga seorang penari Bali dan pemain robotik sedangkan untuk
mapel yang lain ia tergolong siswi yang pandai. Hal ini tidak mengherankan
karena ayah dan ibu Raras adalah dosen universitas swasta terkenal di
Yogyakarta. Dalam pergaulan Raras tidak mempunyai kelompok teman-teman yang
eksklusif sehingga banyak teman yang akrab dengannya.
Hari demi hari telapak kaki Raras
yang sebelah kanan makin lama membengkak dan ia memakai kursi roda. Ya ampun…
ia terkena kanker tulang. Kedua orang tuanya sudah berusaha keras untuk
mengusahakan kesembuhan baik di rumah sakit Panti Rapih maupun pengobatan
alternatif yang lain pun ditempuh.
Dalam kondisi seperti ini Raras
tetap bersekolah meski kalau pelajaran Penjas ia beristirahat di UKS. Raras
tidak menyerah untuk bersekolah, ia tetap minta diantar ke sekolah meski harus
menggunakan kursi roda. Kadang-kadang Raras mengikuti pelajaran hanya sampai
istirahat ke-2 atau ke-1 saja karena sudah tidak kuat menahan sakitnya lalu
beristirahat di UKS. Ia tidak mau ditemani ibu guru karena ia merasa risi, kok
merepotkan sekolah. Kadang ditemani oleh bapak atau ibunya; yang pasti saat
istirahat teman-temannya pada datang.
Bruder Yoseph Anton Utmiyadi FIC (Bruder
Uut) yang juga Kepala Sekolah, setiap pagi menyambut Raras sambil menyalami
peserta didik yang lain.
Pada suatu hari Raras sudah
kelihatan kurus dan wajahnya pun tidak ceria lagi dan saat itu ia tidak
ditemani oleh ayah atau ibunya, maka Br Uut mendekati Raras dengan mengatakan,
“Bagaimana kalau Raras akan dicarikan kursi roda yang lebih baik ?”
Tetapi Raras menolak dengan
menjawab,” Bruder, Raras tidak ingin merepotkan!”
Kiranya nilai yang ditanamkan oleh
orangtuanya bahwa kalau bisa sendiri maka tidak perlu merepotkan orang lain.
Pada kesempatan lain Br Utmiyadi membujuk lagi agar mau dicarikan kursi roda,
dan Raras akhirnya meng’iya’kan tanda menerima kebaikan hati Bruder yaitu suatu
kursi roda. Pada keesokan harinya kursi roda yang dipesan oleh Bruder sudah
disiapkan di depan sekolah untuk menyambut kedatangan Raras tetapi…ditunggu
sampai bel masuk Raras tidak datang.
Hari berikut kursi roda sudah
disiapkan seperti hari kemarin, namun ditunggu-tunggu Raras tidak datang juga.
Pada hari keempat, tepatnya tanggal 9 September 2016 pukul 02.00 ada kabar
bahwa Raras (Gitararas Purbahayu Pramudita) dipanggil Tuhannya yang Maha Kasih.
Langsung berita itu tersebar lewat WA, SMS dan sebagainya. Betapa
teman-temannya, guru dan keluarga SMP PL Yogya dirundung duka tangis dan semedot. Banyak siswa yang minta izin
untuk melayat dan mengantar ke peristirahatan Raras yang terakhir.
Misa Requiem untuk Raras diikuti
sekitar 2000 orang yang meliputi teman-teman Raras dan pelayat yang hadir
sekitar 2000 orang.
Di akhir sambutan, Br Utmiyadi dalam
Misa Requiem antara lain menyampaikan,” Raras, kamu saya nyatakan sudah selesai
sekolah di SMP PL 1 Yogyakarta ini. Terima kasih atas teladanmu, yang begitu
gigih. Kamu tetap masuk sekolah dan mengikuti kegiatan yang lain meskipun
keadaanmu sakit. Engkau membanggakan Bapak Ibumu dan sekolahmu, kamu bersekolah
sampai habis tenagamu. Kini sekolah memberikan medali penghargaan dan Rosario
yang diterimakan oleh ayah-ibumu. Bawalah medali dan Rosario ini untuk menghadap
Bapa yang Maha Kasih.”
Pidato
tersebut disambut oleh peserta didik, guru dan para pelayat dengan isak tangis
yang mengharukan.
-
Drs Isidorus Sumardiyono, M.Si.,
Guru Pendidikan Agama SMP PL 1 Yogya
Percik
Doa adalah Gaya
Hidup Orang Percaya
Sering kali kita mendengar dan bahkan
mempercayai, doa adalah napas hidup bagi orang percaya. Pernyataan
ini hendak mengatakan, tanpa
doa, sesungguhnya kehidupan rohani orang percaya telah terganggu, bahkan mungkin
telah mengalami kematian. Tanpa doa, kehidupan rohani kita sangat mengerikan (miserable). Tetapi di dalam realitas kehidupan yang
sesungguhnya, kebenaran pernyataan di atas hanya sebatas kepada pengetahuan
intelektual belaka.
Kita tahu bahwa doa itu sangat penting,
tetapi sering kali kita lalai berdoa
atau berdoa jika kita perlu. Faktanya seringkali hati kita merasa
tidak memerlukan untuk berdoa. Seakan-akan doa hanya sebuah pilihan berdasarkan
keperluan. Kita semua sebagai orang percaya tentunya mengetahui bahwa doa
bukanlah sebuah pilihan, melainkan sebuah gaya hidup bagi orang percaya. Doa adalah Gaya Hidup, lalu Apa itu gaya hidup? Ilustrasi di bawah ini semoga mampu membantu
untuk menjelaskannya.
Bob Sadino adalah seorang pengusaha sukses. Dalam penampilannya di mana
saja, ia selalu mengenakan celana pendek. Entah ketika diwawancarai di
televisi, entah sebagai model iklan, maupun sebagai bintang sinetron. Celana
pendek menandai seorang Bob Sadino. Inilah gaya hidup.
“Ketika
di rumah, saya mengenakan celana pendek dan kaos singlet. Di siang hari yang
panas, di malam hari yang dingin, bahkan
ketika tidur dengan kamar ber-AC, saya mengenakan pakaian itu. Itulah gaya
hidup saya. Suatu saat di rumah saya berpakaian tidak seperti biasanya, maka
anak saya bertanya,
‘Papa mau ke mana? Aleth ikut Papa, ya’. Saya jawab anak itu: ‘Papa tidak ke mana-mana.’ Anak itu menjawab: ‘Kok, Papa pakai kaos?‘ Padahal saya hanya mengenakan kaos
oblong. Dalam hal ini, gaya hidup saya ditandai dengan celana pendek dan kaos
singlet ketika berada di rumah.”
Begitu kisah Bob Sadino.
Jadi gaya hidup adalah ciri
dan menjadi bagian yang melekat dalam diri seseorang yang menandai kehidupannya
sehari-hari.
Markus 1: 35 mengatakan: “pagi-pagi benar,
waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang
sunyi dan berdoa di sana." Apa yang
dikatakan Markus adalah gaya hidup Yesus. Mengapa Doa harus menjadi Gaya Hidup?
Mari kita membuka dan membaca kitab Daniel
6:11. Ayat ini menceritakan tentang Daniel, setelah mendengar bahwa Raja Darius
menandatangani surat larangan yang tak dapat diubah kepada siapa saja untuk
tidak melakukan permohonan kepada semua dewa atau manusia selain kepada raja
sendiri dalam waktu 30 hari ke depan, Daniel berlutut, berdoa dan memuji Allah di rumahnya. Ayat ini
juga menerangkan bahwa doa yang dilakukan Daniel dengan kata keterangan
"seperti yang biasa dilakukannya."
Keterangan ini hendak mengatakan kepada kita
bahwa Daniel berdoa bukan hanya ketika ia menghadapi larangan yang baru saja
ditandatangani Raja Darius. Bagi Daniel, doa sudah menjadi bagian yang melekat
dalam diri dan tak dapat dipisahkan. Bagi Daniel, tiada hari tanpa tiga kali
sehari berdoa,
entah ada atau tidak ada masalah. Doa adalah gaya hidupnya.
Surat larangan yang dikeluarkan oleh Raja
Darius, sesungguhnya adalah hasil dari persekongkolan para pejabat lain yang
ingin menjatuhkan Daniel. Mereka tahu
bahwa tidak ada satu kesalahan pun dalam diri Daniel, kecuali dalam hal ibadah
kepada Allahnya. Para pejabat lain telah
mengetahui bahwa doa telah menjadi ciri yang melekat di dalam diri Daniel dan
itu menandai gaya hidup sehari-harinya.
Larangan yang ditandatangani oleh raja itu
memiliki konsekuensi berat bagi para pelanggarnya, yaitu dilemparkan ke dalam
gua singa (Daniel 6:8). Daniel mendengar dan mengetahui perintah larangan dan
konsekuensinya, tetapi apa yang dilakukan, yaitu berdoa. Bukan semata-mata
untuk melanggar larangan Raja. Ia berdoa sebagai bentuk bahwa percaya dan mempercayakan dirinya sendiri kepada
Allah. Lihat apa yang dituturkan Alkitab: "Lalu sangat sukacitalah raja
dan ia memberi perintah, supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Maka
ditariklah Daniel dari dalam gua itu, dan tidak terdapat luka apa-apa padanya,
karena ia percaya kepada Allahnya" (Daniel 6: 24).
Wayne
Grudem mengatakan: "prayer expresses
our trust in God and is a means where by
our trust in him can increase" (doa menyatakan kepercayaan
kita kepada Allah dan doa adalah sarana di mana kepercayaan kita akan dia dapat bertumbuh).
Yang kedua, doa adalah penyembahan. Grudem mengatakan: "Worship is the activity of glorifying God in his presence with our voices and hearts" (penyembahan adalah aktivitas pengagungan Allah di dalam hadirat-Nya dengan suara dan hati kita).
Yang kedua, doa adalah penyembahan. Grudem mengatakan: "Worship is the activity of glorifying God in his presence with our voices and hearts" (penyembahan adalah aktivitas pengagungan Allah di dalam hadirat-Nya dengan suara dan hati kita).
Daniel
6: 11. Ayat ini mengisahkan Daniel
berlutut, berdoa, dan memuji Allah. Ketiga aktivitas adalah satu kesatuan. Ketika
Daniel berlutut untuk berdoa,
di dalam doa itu Ia memuji Allahnya. Doa bukan hanya permintaan dan permohonan.
Di dalam doa ada pengagungan, ada pemuliaan nama Tuhan. Doa membawa kita pada
persekutuan yang lebih mendalam dengan Allah. Sekali lagi, di sini kita
mengutip perkataan Grudem. Ia berkata: "prayer
is personal communication with God" (doa adalah komunikasi pribadi
dengan Allah).
Seorang presiden sebuah perusahaan yang besar
ingin berbicara dengan manager pabrik tentang sesuatu yang urgen. Sang sekretaris manager berkata: "Ia tidak dapat
diganggu. Ia sedang dalam pertemuan seperti biasa yang ia lakukan pada jam-jam
seperti ini”.
Sang presiden merespon dengan tidak sabar dan
berkata : "Katakan kepadanya Sang Presiden ingin bertemu dengannya."
Lalu sekretaris dengan teguh berkata: "Saya diperintahkan dengan keras
untuk tidak mengganggunya sementara dia ada dalam pertemuan”.
Dengan marah Presiden melewati sang
sekrataris kemudian membuka pintu kantor sang manager. Setelah melihat dengan cepat ia
kembali, lalu menutup pintu pelan-pelan,
dan berkata: "Saya minta maaf!"
Presiden mendapati sang manager sedang berlutut di depan Alkitab
yang terbuka. Ini adalah cerita yang
diambil dari artikel berjudul
"In Conference" yang ditulis
oleh M. R. De Haan. Selanjutnya ia mengatakan: "The purpose of a daily devotional time is to stimulate regular,
intimate meetings with the King of kings" (memiliki waktu saat teduh
setiap hari adalah merangsang persekutuan yang teratur dan intim dengan Raja
dari segala raja).
Demikian juga ketika berdoa, Daniel sedang
membangun persekutuan yang intim dengan Allah. Hanya dengan itu ia mengenal siapa Allahnya.
Jika ia mengenal Allahnya, ia akan tetap kuat (bertahan dalam kepercayaaannya
kepada Allah), meskipun banyak kesulitan yang dihadapinya .
-
Enik (Sumber : Tulisan dari Pdt.
Stephano Ambesa, M.Th)
Segar
Racun Sianida di Daun Singkong
Oleh :
Yohana Erika Yusnita, S.Pd.Si.*)
Siapa yang
suka nasi padang? Faktanya, sebagian besar orang menyukai makanan khas daerah
Minang tersebut. Nasi padang umumnya merupakan duet antara rendang dan daun
singkong. Apalagi ditambah sambal cabai hijaunya. Wah… tambah joss rasanya. Tapi
tunggu dulu, ternyata Anda harus berhati–hati dengan sayuran bernama daun
singkong ini.
Seperti kita ketahui,
beberapa waktu lalu, masyarakat Indonesia dihebohkan kasus Jessica Kumala Wongso
dengan kopi bersianida yang menewaskan seorang wanita bernama Wayan Mirna Salihin. Korban tewas karena meminum kopi yang mengandung
zat beracun bernama sianida.
Tanpa kita sadari, daun singkong yang biasa kita makan ternyata
mengandung zat beracun sianida. Bukan hanya daunnya, getah singkong mulai dari kulit,
buah/umbi, sampai batang mengandung sianida. Dalam kondisi normal, singkong
merupakan sumber karbohidrat dan serat makanan meskipun memiliki sedikit
protein. Pada beberapa jenis singkong, terdapat senyawa yang berpotensi
racun yakni linamarin dan lotaustralin yang termasuk glikosida
sianogenik.
Jurnal
yang diterbitkan Sentra Informasi Keracunan Nasional, Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) menjelaskan, linamarin
dengan cepat dihidrolisis menjadi glukosa dan aseton sianohidrin.
Sedangkan lotaustralin
dihidrolisis menjadi sianohidrin dan glukosa. Di bawah kondisi netral, aseton
sianohidrin didekomposisi menjadi aseton dan hidrogen sianida (HCN) sehingga
menyebabkan keracunan bagi yang mengkonsumsi. Masyarakat luas mengenalnya
sebagai racun asam biru karena terdapat bercak biru pada singkong. Sehingga
bila menemukan warna tersebut, sebaiknya urungkan niat untuk mengkonsumsi
singkong. Semakin tinggi kadar sianida, rasa singkong akan semakin pahit. Sedangkan
singkong yang manis tidak banyak mengandung sianida.
Kebanyakan
keracunan singkong karena proses memasak yang tidak benar. Bila memang sangat
membutuhkan singkong yang memiliki bercak biru, Anda harus mengupas kulit dan
mencucinya dengan bersih. Potong-potong singkong dan
rendam dalam air bersih yang hangat selama beberapa hari. Setelah itu, cuci
kembali dan masak dengan sempurna, baik itu direbus, goreng ataupun bakar.
Daun
singkong tidak selalu buruk bagi kesehatan. Tentunya daun singkong dapat berbahaya,
apabila kita mengonsumsinya secara berlebihan. Di bawah ini akan diulas tentang
plus dan minus mengonsumsi daun singkong bagi kesehatan manusia. Semoga
bermanfaat.
DAUN SINGKONG
|
||
MANFAAT
|
BAHAYA
|
|
1
|
obat stroke
Daun singkong mengandung
isoflavon yang dapat dimanfaatkan sebagai obat untuk mengatasi penyakit
stroke.
|
mengakibatkan
keracunan
Daun singkong
mengandung senyawa linamarin dan lotaustralin yang berpotensi menjadi racun sianida. Apabila zat ini mengendap
dan mengiritasi jaringan tubuh, akibatnya terjadi keracunan
|
2
|
peningkat daya tahan tubuh
Daun singkong terkandung
vitamin C yang jumlahnya cukup banyak sehingga dapat membuat daya tubuh
meningkat.
|
sakit perut
Sianida pada daun singkong mampu mengacaukan
sistem dan kinerja jaringan perut sehingga akan menyebabkan sakit perut,
mual-mual dan disertai muntah.
|
3
|
menyehatkan
mata
Daun singkong mengandung
banyak vitamin A, jenis vitamin yang mampu menjaga kesehatan mata.
|
sakit kepala
Senyawa linamarin dan lotaustralin yang ada pada daun singkong merupakan racun
yang menghambat kelancaran peredaran darah di sekitar kepala. Hal ini dapat
memicu ketegangan otot saraf kepala sehingga muncul sakit kepala.
|
4
|
anti
osteoporosis
Daun singkong memiliki kandungan fosfor dan kalsium yang
berfungsi sebagai zat yang mampu menjaga kesehatan tulang sehingga terhindar
dari osteoporosis
|
meningkatkan tekanan darah
Disarankan tidak
ditambahkan santan dalam pengolahan daun singkong. Lemak pada santan dapat
mempengaruhi tekanan darah dan mengganggu aliran darah
|
5
|
penyembuh
luka
Daun singkong merupakan daun yang kaya akan kandungan serat dan
zat besi. Serat dan zat besi sangat bermanfaat sebagai zat yang mampu
mempercepat pengeringan luka.
|
meningkatkan asam urat
Daun singkong
mengandung zat purin yang dapat menyebabkan
meningkatnya asam urat di persendian.
|
6
|
gangguan sesak nafas
Senyawa sianida yang
ada pada daun singkong berpotensi menyebabkan penyempitan dan penyumbatan
pada saluran pernafasan yang dapat menyebabkan sesak nafas dan dada nyeri
|
Disarikan
dari beberapa sumber
*) Guru
SMA PL Santo Yosef Solo
Ekspresi
Sajak-Sajak
(F.X.
Koko Tahwan Muswarno, Guru SMP PL Giriwoyo)
Di
sini aku
Tak
merasa terbuang
Kala
kutemukan wajah-wajah datar
Menderu
di aspal kelabu depan sekolah
Kala
senyumku tercekat di celoteh anak-anak
Menyiulkan
bualan-bualan tabu
Yang
tak pernah mereka tahu
Di
sini aku
Tak
merasa terpinggir
Kala
kusaksikan telaga kering
Haus
pelukan kasih bapa
Yang
lama jadi mimpi
Dalam
tidur panjang kanak-kanak
Terbelenggu
jadi igau,hanyut di ujung kelam
Di
sini aku
Tak
merasa dikorbankan
Sebab
Ishak telah serahkan darahnya
Di
ujung belati Bapa Abraham
Sedang
aku,
Hanyalah
debu, luruh di ujung pematang
Tergagap-gagap
dalam rimba sumpah serapah
Terbata-bata
dalam riak seragam anak-anak sekolah
Di
sini aku
Tak
merasa sendiri
Sebab
aroma tubuh-Mu telah mencabut
Akar-akar
kesendirian yang menduri dalam setiap helaan nafasku
Kelam
di ujung pematang itu telah raib
Dan
embun di pelupuk mataku
Mengurai
dalam gelak tawa anak-anak berseragam
Yang
bergayut manja di pundakku
Senyum
mereka semanis madu hutan
Memompa
gairah samudra dan rimba raya
Menisbikan
ketiadaan kemungkinan belantara pemikiran
Di
sini aku
Tak
merasa sepi
Kerna
dahaga anak-anak berseragam itu
Menghunjam
belantara kesadaranku yang terpasung
Di
pengapnya tirai jendela
Amboi,
senyum anak-anak berseragam
Dengan
gigi ompong di tengah itu
Terus
menggelitik simpul-simpul tawaku
Lepas
bersama burung-burung gereja di halaman sekolah
Terbang
bersicepat, bergelut penuh hasrat
Saat
peluh membasahi meja-meja kelas
Aku
terengah oleh kemenangan
Telah
kurobohkan dinding kelas
Yang
bertahun meniadakan belaian kasih
Menyekap
anak-anak berseragam dengan gigi ompong tengah itu
Dalam
pengapnya kebodohan
Dan
kubangun tirai kasih sehangat dekapan ibu
Ya,
di sini tiada
Kurasakan
sunyi
Sebab
aku tak sendiri
Rindu Bapak
(Ragilia, Karyawan SMA PL Yogya)
tubuhmu layu matamu
sendu
menguatkan hatiku
meski mulutmu bisu
menuangkan
keinginanmu di pundakku
lalu engkau pergi
tak kembali
terbang bersama
para peri
kenanganmu merayu
kejujuranmu
menopangku
mengajariku untuk
menjadikan mereka satu walau dunia kita tak lagi sama
aku ikhlas Pak,
meski kadang hatiku
tak rela
dalam duka ini aku
mengiba
Tuhan....aku rindu
Bapak
Sahabat
(Melita
Swandra K., Siswa SMK PL Tarcisius 2)
Hari
ini
Ketika
mataku terpejam
Aku
merasa semuanya hilang
Hilang
bagaikan debu
Sahabat
Kita
pernah sedekat nadi
Kita
pernah seakrab semut
Kita
pernah satu jiwa
Sahabat
Apa
ini yang kau inginkan
Apa
ini yang kau harapkan
Sebuah
perpecahan di antara kita
Kita pernah berjanji selalu bersama
Bersama hadapi suka dan duka
Walau ada jarak dan waktu memisahkan
Gua Bunda Maria Kerep saksinya
Kembali
Mencoba
(Ag. Budi
Susanto, S.Pd., Guru SMP PL Sedayu)
Kembali aku buka jendela
hati,
Kucoba tatap sinar Surya,
Perlahan menghangatkan jiwa,
Memberikan secercah harapan pasti.
Kucoba tatap sinar Surya,
Perlahan menghangatkan jiwa,
Memberikan secercah harapan pasti.
Kucoba telanjangi masa
lalu,
Kupendam dalam keangkuhan,
Kubukakan harapan baru,
Dalam melangkahkan kepastian.
Kupendam dalam keangkuhan,
Kubukakan harapan baru,
Dalam melangkahkan kepastian.
Kucoba lemparkan senyum,
Kuberikan diri untuk membuka,
Sebuah kebebasan untuk berkembang,
Demi harapan dan kemajuan.
Kuberikan diri untuk membuka,
Sebuah kebebasan untuk berkembang,
Demi harapan dan kemajuan.
Jujur
(Ratih, Guru
SLB B PL Jakarta)
Jangan kau nodai
hidupmu dengan kebohongan
Upayakan agar slalu
bicara apa adanya
Jauhkan diri dari
kehidupan yang merugikan orang lain
Utamakan hidup berguna
untuk sesama
Raihlah apa yang kau
inginkan..
Jujur......
Kebiasaan
yang harus ditanamkan sejak dini
Sulit
dilakukan tapi...
Harus
dilaksanakan
Memang
antara kebenaran dan kebohongan
Sulit
tuk dibedakan
Galakkan
dan tanamkan jujur
Dalam
dirimu
Hidupmu
pasti akan dipenuhi dengan kepercayaan.
Kamboja
Pusara
(Veronica Widy Saputri, Siswa SMP PL Giriwoyo)
Kutertunduk
termangu
Sungguh
kau di depanku
Tertimbun
ribuan kuntum putih kamboja
Kamboja
Pusara
Kini
kau bisu
Tiada
tembang untukku
Tanpa
kasih sayangmu
Yang
kurindukan dulu
Kamboja
Katakan
... katakanlah kamboja
Benarkah
dia telah berlalu
Tanpa
tinggalkan melodi biru
Yang
kudamba tiap waktu
Kamboja
Tak
cukuplah bila dirimu
Ditemani
kunang-kunang
Menggelepar
di sela pusara beku
Pusara
Jangan
kau terima dia
Kembalikan
dia padaku
Padaku
pusara
Aku
belum sempat mencintainya
Aku
baru sekedar mengenalnya
Berkabung
(Jeanny
Kristin, Siswa SMP PL Tumbang Titi)
Kini...
dunia
kehilangan pahlawannya.
Disalib
dan wafat
menanggung dosa kita.
tujuanNya...
hanya
untuk tebus dosa.
Saat
itu ...
dunia
kan mati
tak
tahan menahan sedih
Langit
menjadi hitam
air
mata membasahi bumi
burung-burung
terdiam
kesedihan
yang tak tersaingi
saat
itu, aku tahu
pengorbananMu
tak ternilai
tugasMu
berat
ku
tak bisa bila tanpaMu
YPL
Harapanku
(Brigita
Grasela Andali, Siswa SMP PL Tumbang Titi)
Gemercik
air pecahkan kesunyian
Aku
terbangun dari keraguanku, dari ketakutanku
Ragu
dan takut
Jika
harapanku menjadi pupus
Harapan
akan sekolah yang kubanggakan
Guru-guru
yang selalu mendamaikan hatiku
Dan
….harapanku akan masa depanku
Kuhimpun
seluruh kekuatanku
Untuk
menyadarkan sejuta harapanku
Harapan
untuk pendidikanku
Dengan
YPL pupus sudah ketakutanku
Pupus
sudah keraguanku
Terbentang
kini seluruh harapanku
Peelsiana
Pak Sronto yang Pelupa
Suatu hari Pak Sronto mendapat tugas memimpin ibadat. Biasa bingit,
Pak Sronto kan prodiakon yang sudah menerima SK dari Bapak Uskup. Pagi,
siang, ataupun malam kalau ada panggilan harus ready nindakaken dawuh Dalem.
Sore itu Pak
Sronto mendapat tugas memimpin doa arwah seorang bapak yang genap 7 hari
meninggal. Seperti biasanya Pak Sronto super sibuk dan super komplit, bahasa
Jawanya perfeck. Kok Jawa sih…?
Wow perfeck! Ya
sempurnalah, kurang dikit nggak papa juga. Bukannya sempurna itu milik Tuhan?
Wow lagi deh, jangan tanya, kalau sudah sampai urusan “prodiakon” gaya bicara
Pak Sronto itu seperti Tuhan Yesus. Halus, lembut, menentramkan. Yup…rimbun
persis di bawah pohon ringin.
Pak Sronto selalu siap semuanya. Mulai dari lilin, salib,
buku panduan, Rosario, dan perlengkapan lainnya.
“Mau ke mana, Pak? Kok buru-buru?” tanya istrinya.
“Mimpin ibadat di rumah Pak Mukidi yang genap 7 hari
dipanggil Tuhan. Ibu ikut tidak?” tanya Pak Sronto sambil memasukkan
perlengkapannya ke dalam ransel. Tapi ada saja yang tertinggal. Padahal Pak
Sronto sudah menyiapkan komplit.
“Aku nanti bareng
Bu Lala saja,Pak. Bapak duluan, nanti saya nyusul,” jawab istrinya
sambil meratakan bedaknya.
“Ya, Bu. Saya berangkat duluan.” Pak Sronto mengeluarkan
scoter kesayangannya.
Di tengah perjalanan Pak Sronto
teringat….korek…korek..ya, korek belum bawa. Sekarang nggak banyak orang
merokok, apalagi rokok harganya akan naik lagi. Pak Sronto sendiri sudah
berhenti merokok beberapa bulan lalu. Kebiasaan Pak Sronto pelupa dan gugupan
terulang. Sambil mencari korek, kedua tangannya mencari-cari alias rogoh-rogoh
sak celananya. “Gedubrak….ciiiiet”
Motor Pak Sronto jatuh. Pak Sronto pringisan. Untung
mobil di belakangnya sigap mengerem mendadak sambil ciet….ciet.
“Aduhhhhhh,” Pak Sronto mencoba bangun, tapi tangannya sakit.
“Bapak, kenapa? Lupa kalau naik motor? Saya lihat dari
belakang tangan Bapak sibuk mencari sesuatu di saku kedua celana Bapak?” tanya
pengemudi mobil yang membantu Pak Sronto bangun.
“Aduh…,” Pak Sronto mengaduh. Salibnya patah, lilinnya
berhamburan, buku doanya ikut terlempar beberapa meter.
“Bapak, mau kemana?” tanya pengemudi mobil. Tapi Pak
Sronto tidak menjawab. Matanya berkunang-kunang. Pak Sronto semaput.
Di tempat Pak Mukidi, sudah banyak umat yang datang
termasuk istri Pak Sronto.
“Jeng, Bapak mana?” tanya Bu Biang .
“Tadi berangkat duluan naik scoter kok, belum sampai ya?”
Istri Pak Sronto was was juga.
Tiba-tiba….
“Bapak-bapak dan Ibu-ibu, saya mengantar bapak ini, tadi
jatuh di jalan,” kata pengemudi mobil yang baik hati karena mau mengantar Pak Sronto.
“Duh, kenapa, Pak? Jatuh lagi? Pasti Bapak lupa kalau
naik motor ya?” tanya istrinya.
“Ya, Bu aku tadi cari korek di saku celana, eh… ngga
tahunya saya jatuh,” keluh Pak Sronto.
“Ya jelas sampeyan
jatuh, Pak. Lepas stang, sok pembalap BMX ya,” ejek Bu Lala.
“Sudahlah, biar Pak Rahmat saja yang pimpin doa. Dia kan
juga prodiakon,” kata istri Pak Sronto.
“O, allah Pak Sronto, mbok pelupanya itu dikurangi dikit
saja, biar nggak fatal begini. Wis numpak scoter kok tangannya lepas setang.
dasar pelupa!” (B)
Dunia Pramuka
Diklat DA “berat dan menantang” SMA PL
Yosef
Dewan Ambalan (DA) SMA PL Santo Yosef melakukan reorganisasi dalam bentuk Pendidikan dan Latihan (Diklat) anggota baru
yang merupakan angkatan ke-4. Diklat ini diikuti 27 anggota,
berlangsung di Sidomukti, Jimbaran, Bandungan, Kabupaten Semarang, selama 3
hari 2 malam, Kamis hingga Sabtu,
tanggal 3-5 November 2016. Cuaca dingin dan hujan tidak menjadi hambatan bagi DA Gugus Depan (gudep) 01.1103 – 01.1102 yang berpangkalan
di Jalan Adisucipto Surakarta ini.
Diklat
diawali kemah (Persami) di halaman belakang sekolah tanggal 24-25 September
2016 yang diikuti 45 anggota. Sejalan seleksi alam, akhirnya yang mengikuti Diklat
tinggal 27 anggota. Ini terjadi saat DA mulai melakukan
kegiatan fisik sebagai persiapan Diklat Alam yang menuntut pengetahuan dan ketangguhan
fisik. Banyak
anggota satu persatu mengundurkan diri dan tidak muncul lagi.
Diklat
Ruang berisi pemberian materi yang berkaitan dengan
kepramukaan sedangkan Diklat Alam bersifat aplikatif, yang menuntut peserta mampu
bersosialisasi dan “menantang” alam yang kadang ekstrim. Diklat kali ini dipandang lebih berat,
selain di lereng gunung dilaksanakan
saat musim penghujan.
Para
anggota DA yang mengikuti Diklat berasal dari kelas XI. Sesuai semangat Dasa
Dharma, kegiatan belajat mengajar (KBM) wajib diikuti dan usai istirahat kedua
peserta mulai berangkat ke area Diklat menggunakan satu bus.
Peserta
Diklat harus melakukan perjalanan cukup
panjang dari Solo menuju
perkemahan. Peserta dan Panitia Diklat DA turun di Terminal Bawen, dilanjutkan naik
angkot yang sudah dipesan untuk menuju ke Base
Camp Mawar Gunung Ungaran. Selama tiga hari, Panitia dan para calon DA melakukan banyak
kegiatan seperti teknik SAR, Tekpram,
Sikrab, dan diajarkan cara
yang baik ketika camping di satu
tempat.
Pada
malam pertama, mereka camp di
perkebunan teh, lalu hari kedua moving
camp menuju Pos Bukaan yaitu Pos terakhir sebelum puncak. Perjalanan ini
cukup jauh dengan trek yang menanjak dan berbatu, ditambah hujan deras dan banjir. Beberapa anak sakit
dan satu mengalami hipotermia sehingga harus
dirawat dan tidur di tenda panitia. Hujan ringan pun berlangsung sepanjang malam namun mereka masih bisa tidur
dengan nyenyak.
Keesokan
harinya, perjalanan menuju puncak dimulai pukul 05.30. Empat calon DA (2
laki-laki dan 2 perempuan) tidak ikut ke puncak karena badan yang kurang fit. Di puncak, mereka
berfoto dilanjutkan upacara singkat di depan tiang bendera Merah Putih. Turun
kembali ke camp pada pukul 07.00,
dilanjutkan makan dan bersih-bersih, lalu turun menuju Base Camp pukul
09.30. Semua peserta sampai di Base Camp pukul 13.30 lalu kembali ke
sekolah pukul 14.00. Peserta Diklat sampai di
Solo (sekolah) sekitar
pukul 17.30, terlambat dari rundown
yang direncanakan karena jalanan macet.
Secara
keseluruhan,
Diklat tahun ini yang diketuai oleh Clara Azalia Belinda berjalan lancar walaupun
ada 6 calon DA tidak ikut.
Setelah kegiatan ini diadakan regenerasi Jumat
11 November 2016.
-
Azal
(DA Angkatan
III/Kelas
XII IPA 1)